1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

UNICEF: Anak-anak Rohingya Hidup di Neraka

20 Oktober 2017

340.000 anak-anak Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar ke Bangladesh menderita kekurangan gizi, berbagai penyakit dan trauma psikologis. Ini menurut laporan terbaru dari badan urusan anak-anak PBB, UNICEF.

https://p.dw.com/p/2mFew
Bangladesch Rohingya Flüchtlinge in Shah Porir Dwip
Foto: Reuters/D. Sagolij

Satu dari lima anak-anak Rohingnya yang usianya di bawah lima tahun diperkirakan dalam kondisi kekurangan gizi akut dan membutuhkan perawatan dokter. Demikian menurut Simon Ingram, yang menghabiskan waktu selama dua minggu bersama para pengungsi di Bangladesh sebelum menulis laporan bagi UNICEF. "Anak-anak ini merasa terabaikan, terisolasi tanpa bantuan," tambahnya.

Anak-anak dan keluarganya hanya memiliki lembaran plastik untuk berteduh jika hujan turun. Walaupun organisasi bantuan telah memperluas operasinya di Bangladesh, persediaan air bersih dan fasilitas sanitasi masih kurang. Ini meningkatkan risiko menyebarnya wabah penyakit.    

Ingram mengatakan, anak-anak tersebut bercerita atau menggambar rumah yang terbakar, barang-barang yang hancur atau kekerasan brutal terhadap perempuan dan anak-anak.

"Masalah ini tidak akan selesai dalam waktu dekat," tegas Simon Ingram. "Penting agar perbatasan terus terbuka dan anak-anak dilindungi. Begitu juga anak-anak yang lahir di Bangladesh, harus tercatat kelahirannya."

"Kami mengulang seruan akan pentingnya pelindungan bagi semua anak di Rakhine. Kekejaman terhadap anak-anak dan warga sipil harus segera berakhir," tambah Ingram.

Senin (23/10) PBB akan menggelar pertemuan donor di Jenewa untuk mengumpulkan dana bantuan sebesar 434 juta Dolar AS bagi pengungsi Rohingnya.

vlz/ml (ap, dpa, rtr)