1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Uni Eropa, Terengah-engah di Usia ke 50

21 Maret 2007

Masyarakat Eropa menyambut ulang tahun ke-50 Uni Eropa. Sejumlah tinjauan dari pelbagai sudut pandang pun ditulis oleh media-media cetak Eropa.

https://p.dw.com/p/CPHA
50 tahun Uni Eropa
50 tahun Uni EropaFoto: DW

Koran liberal Inggirs Independent misalnya menurunkan tajuk:

"Perayaan ulang tahun Uni Eropa ke 50 yang digelar di Berlin mungkin sebuah kebetulan yang unik. Pasalnya hari yang menentukan itu jatuh di tengah-tengah kepemimpinan Jerman di dewan Uni Eropa. Mungkinkah perayaan besar-besaran di depan Brandenburger Tor itu dijadikan demonstrasi atas apa yang telah dicapai Uni Eropa? Yang pasti, Brandenburger Tor yang dulunya menjadi simbol pengkotak-kotakan Eropa kini telah menjadi simbol terkuat dari persatuan Eropa."

Sementara harian Inggris lainnya, Financial Times, lebih menyoroti hasil yang telah dicapai Uni Eropa selama berdirinya organisasi tersebut.

"Bahkan kalau orang menyoroti perkembangan Uni Eropa selama bertahun-tahun, agaknya akan sulit untuk tidak melihat persatuan Eropa itu sebagai keberhasilan dalam perkembangan ekonomi di kawasan. Hal ini terlepas dari berbagai kesulitan yang didokumentasikan secara baik. Yang pasti, Uni Eropa harus melanjutkan apa yang telah mereka bibit di setengah abad terakhir, jika mau menuai kesuksesan di lima puluh tahun mendatang.

Memang hal itu terdengar seperti sebuah program yang kehilangan ambisinya. Tapi keberhasilan perekonomian tidak seharusnya dihitung berdasarkan kemampuan Eropa untuk menyaingi Amerika Serikat, melainkan dilihat berdasarkan kebutuhan Eropa sendiri. Uni Eropa membutuhkan strategi yang dirumuskan secara jelas, untuk meningkatkan pertumubuhan ekonomi."

Masih dari Inggris, harian The Times mendesak Uni Eropa untuk merampingkan gagasan-gagasannya.

"Undangan untuk menghadiri ulang tahun ke 50 Uni Eropa bahkan sudah dikirim beberapa bulan sebelum perayaannya sendiri digelar. Jangankan itu, hal-hal yang menyangkut urusan teknis saja sudah dimatangkan jauh-jauh hari. Sebaliknya, semangat bekerja seperti itu gagal ditunjukkan oleh Uni Eropa kalau sudah menyangkut menuntaskan masalah sendiri.

Di tahun ke 50, Uni Eropa tampil mencolok dengan busana usang yang sayangnya makin diperparah oleh porsi badan yang terlalu gemuk. Sang nyonya besar pun tak mampu lagi mengatasi krisis jati-diri yang ia derita sejak rancangan konstitusi Uni Eropa ditolak oleh warga erancis dan Belanda tahun 2005 lalu. Kecuali tentu saja, jika para politisi mau merumuskan sejumlah ide sederhana nan ramping yang bisa difahami oleh para pemilih."

Sedangkan harian konservatif Denmark, Berlingske Tidende, berkomentar:

"Dalam perayaan ulang tahunnya ke 50, Uni Eropa sebenarnya sedang merayakan pernyataan sikap atas nilai-nilai dasar yang mempersatukan benua itu. Karena hal itu seharusnya menjadi bagian dari proses untuk mencari solusi politis guna menanggulangi hambatan-hambatan yang berkaitan dengan rancangan konstitusi Uni Eropa. Mungkin pernyataan sikap tersebut bisa membantu memperlancar proses pencarian solusi politik. Tapi kalau boleh jujur, pernyataan sikap saja belum cukup. Lebih dari itu, semua kepala negara di Eropa bertanggung jawab untuk mengembalikan politik integrasinya ke jalur yang benar."