1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Uni Eropa Harus Bersatu untuk 'Tandingi' AS

14 November 2008

Hampir dalam setiap isu internasional, Uni Eropa sulit mendemonstrasikan persatuan antara sesama negara anggota. Padahal jika Eropa bisa merapatkan barisan, suara mereka akan lebih didengar.

https://p.dw.com/p/Fum6
Eropa perlu merapatkan barisan untuk hadapi AmerikaFoto: AP Graphics/DW

Uni Eropa memang bukan negara serikat, melainkan sebuah persemakmuran. Walaupun begitu, dalam pertemuan-pertemuan puncak, para pimpinan Uni Eropa tentu ingin tampil dengan satu posisi. Karena hanya dengan cara itu, politik mereka akan punya bobot lebih besar dan bisa menandingi posisi Amerika Serikat.

Tapi, bagaimana menyamakan persepsi dan menemukan kesepakatan? Apa itu mungkin? Ketua Uni Eropa saat ini Presiden Perancis Nicolas Sarkozy menyadari kesulitan itu. Usai pertemuan puncak Uni Eropa minggu lalu, yang membahas situasi ekonomi dan krisis keuangan.

"Semua sepakat, bahwa sangatlah penting bagi Eropa untuk saling bertukar informasi. Semua perlu menyesuaikan politik ekonominya. Penyesuaian tidak berarti, bahwa semua melakukan hal yang sama. Karena situasi di negara kita masing-masing tidak sama. Yang penting, semua bergerak ke arah yang sama. Itu keinginan 27 negara anggota. Itu keputusan yang kita ambil hari ini," terang Sarkozy.

Lalu bagaimana Eropa ingin tampil dalam pertemuan G20 di Washington? Para pimpinan Eropa ingin agar ada lebih banyak regulasi tentang lembaga dan pasar keuangan. Mereka ingin agar Dana Moneter Internasional IMF punya peran lebih besar lagi untuk mengatur sistem keuangan global. Tujuannya agar ada semacam sistem peringatan dini jika muncul ancaman krisis atau gejolak ekonomi.

Juga sistem gaji para manajer perlu ditinjau kembali, agar mereka tidak selalu hanya mengejar profit jangka pendek, melainkan lebih menimbang strategi jangka panjang. Secara umum, resiko bisnis keuangan perlu dibatasi. Eropa juga mengusulkan, agar dalam 100 hari ada konferensi lanjutan untuk membahas usul-usul konkrit.

Tapi di Eropa sendiri masih belum ada kesepakatan tentang regulasi pasar keuangan. Masalahnya: badan mana yang harus mengawasi pelaksanaan regulasi itu? Apalagi untuk Uni Eropa, tidak mudah membuat ketetapan, sebab semua kesepakatan harus dicapai dengan suara bulat.

Karena itu, Nicolas Sarkozy mengusulkan agar negara-negara yang sepakat saja yang nanti menerapkan regulasi bersama, terutama negara-negara yang menggunakan mata uang Euro. Sarkozy menyebutnya sebagai 'rejim ekonomi negara-negara Euro'.

Tapi kanselir Jerman Angela Merkel tidak terlalu setuju, karena itu hanya memperlihatkan perpecahan. "Memang bisa dikatakan, para pimpinan pemerintahan Eropa, kalau mereka membahas isu ekonomi di Dewan Eropa, lalu ada kesepakatan, ini boleh saja disebut sebagai rejim ekonomi. Tapi yang penting adalah, semua 27 negara anggota harus termasuk di dalamnya."

Kanselir Jerman Angela Merkel memperkirakan, bakal ada pembahasan alot di Washington.

Ketua Komisi Eropa Jose Manuel Barroso menyatakan, ia memang tidak mengharapkan terjadi 'mukjijat' dalam pertemuan G20. Tapi Barroso menegaskan, pertemuan puncak ini tidak boleh gagal dan harus bisa mengagendakan langkah-langkah untuk 100 hari ke depan. (hp)