1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Uni Eropa Harapkan Peran Internasional Indonesia Yang Lebih Aktif

Hendra Pasuhuk14 Maret 2007

Indonesia dinilai telah berhasil melakukan transformasi demokrasi secara damai.

https://p.dw.com/p/CP88
Steinmeier: "Sudah saatnya Indonesia memperkuat diplomasi internasional."
Steinmeier: "Sudah saatnya Indonesia memperkuat diplomasi internasional."Foto: AP

Setelah Indonesia mengalami krisis politik dan ekonomi tahun 1997 dan 1998, Uni Eropa kemudian melakukan peninjauan ulang tentang hubungannya dengan Indonesia. Hal ini kemudian melahirkan kertas strategi 5 tahun yang dikeluarkan tahun 2002. Dalam kertas strategi itu, Uni Eropa menyatakan komitmen untuk membantu Indonesia terutama dalam menghadapi krisis ekonomi dan politik. Hal yang dulu terutama jadi sorotan adalah bagaimana Indonesia bisa mengembangkan pengelolaan pemerintahan yang baik, yang disebut good governance, serta bagaimana mengelola sumber daya alam secara efektif dan berkelanjutan.

Pertemuan hari Selasa (13/03) di Berlin antara Uni Eropa dan Indonesia sudah bisa melangkah lebih jauh. Menteri Luar Negeri Jerman Frank Walter Steinmeier dalam konferensi pers usai pertemuan dengan Menlu Hassan Wirajuda menerangkan, ia berharap agar Indonesia yang sudah lebih stabil dan kuat, bisa ikut membantu menengahi berbagai konflik internasional. Indonesia sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar dunia dinilai telah berhasil melakukan transformasi demokrasi secara damai. Steinmeier menyambut penyelesaian konflik secara damai di Aceh dan berharap Indonesia tetap melanjutkan upaya penanggulangan korupsi secara konsisten.

Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda mengakui, bahwa upaya menuju demokrasi adalah jalan yang sulit. Pemerintah harus terus-menerus meyakinkan rakyat bahwa demokrasi akan membawa kesejahteraan. Namun sekarang, Indonesia sudah bisa duduk sejajar dengan Uni Eropa dan membahas berbagai masalah internasional, karena Indonesia dan Uni Eropa punya nilai-nilai yang sama.

"Melalui proses transformasi yang sulit, indonesia kini berhasil melakukan transformasi demokrasi. Indonesia dan Uni Eropa berbagi nilai-nilai yang sama, yaitu demokrasi, penghormatan hak asasi dan asas pluralisme. Bukan kebetulan, Indonesia dan Uni Eropa punya motto yang sama: ‚Persatuan dalam Keberagaman’. Dan keberagaman memerlukan dialog.“ Demikian diutarakan Wirajuda.

Sesuai dengan harapan Uni Eropa agar Indonesia lebih aktif di panggung diplomasi internasional, konsultasi di Berlin juga membahas mengenai upaya stabilisasi di Irak, sengketa nuklir dengan Iran dan konflik Israel-Palestina. Menlu Jerman Frank Walter Steinmeier meminta Indonesia untuk terus mengupayakan diplomasi internasional melalui berbagai forum dan badan internasional.

Menlu Hassan Wirajuda menjawab, Indonesia memang sementara ini menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB dan tentu akan berusaha membantu sebatas kapasitasnya. Wirajuda menekankan komitmen Indonesia dalam upaya penyelesaian konflik secara damai. Menlu Jerman Frank Walter Steinmeier mengatakan, dalam konsultasi tampak jelas banyak kesepahaman antara Indonesia dan Uni Eropa. Karena itu hubungan kedua pihak memang perlu ditingkatkan.

Selanjutnya Menlu Hassan Wirajuda akan menuju kota Nürnberg untuk mengikuti pertemuan puncak tingkat menlu Uni Eropa dan Asean. Tema yang akan dibahas antara lain peningkatan hubungan dagang kedua kawasan, upaya penanggulangan terorisme internasional dan agenda perlindungan iklim yang sekarang sedang digalakkan Uni Eropa.