1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Uni Eropa - Cina Gelar Pertemuan Puncak

19 Mei 2009

KTT Uni Eropa-Cina semula direncanakan digelar Desember 2008. Beijing membatalkan di menit terakhir. Pemicunya, kemarahan pemerintah Cina menanggapi pertemuan ketua Dewan Uni Eropa saat itu, Sarkozy, dengan Dalai Lama.

https://p.dw.com/p/HtUV
Gambar simbol ekonomi Cina, mitra penting ekonomi Uni EropaFoto: DW-Montage

Pakar Cina dari Institut Jerman untuk Politik Pembangunan, Doris Fischer, mengatakan itu adalah pola klasik reaksi dari Beijing. “Pemerintah Cina harus melakukan point ini. Juga dengan alasan politik dalam negeri, harus menujukkan isyarat tegas. Tapi pada dasarnya, dalam jangka panjang, lewat tindakan ini tidak ada hubungan diplomatik yang terancam.“

Ketika Perdana Menteri Cina Wen Jiabao bertemu ketua Komisi Uni Eropa Jose Manuel Barroso dan Petugas Urusan Luar Negeri Javier Solana di Praha, Ceko, tema Tibet tidak disinggung. Walaupun menjelang pertemuan itu, Dalai Lama menuntut agar tema Tibet juga dibahas. Fokus pembicaraan adalah masalah perdagangan dan ekonomi, berkaitan dengan krisis keuangan dan ekonomi global.

Uni Eropa dewasa ini merupakan mitra dagang terpenting Cina. Sebaliknya Cina hanya berada di peringkat kedua bagi sektor eksport Eropa. Dalam hal ini tercermin salah satu masalah utama menyangkut perdagangan bilateral. Tahun 2008 lalu volume perdagangan dengan Cina bernilai sekitar 320 milyar Euro. Berarti Eropa mengalami defisit perdagangan sebesar sekitar 170 milyar Euro. Karena itu Uni Eropa terus mendesak Cina untuk membuka pasarnya lebih lebar lagi. Sebaliknya, Cina selalu menyebutkan politik anti-dumping Eropa tidak bisa diterima.

Contoh terbaru, bulan April lalu Uni Eropa mempersulit impor lilin dari Cina. Padahal yang lebih penting untuk kedua belah pihak bukan perdagangan lilin yang tidak seberapa, melainkan bagaimana secara bersama mengatasi dampak krisis global. Untuk itu, awal Mei lalu, 9 komisaris Uni Eropa dan 12 menteri Cina menggelar perundingan dua hari di Brussel membahas tema ini.

Di bidang investasi, Cina sudah menunjukkan contoh bagus. Beijing pada tahun 2008 menetapkan paket stabilisasi konjunktur berupa program investasi senilai 500 milyar Euro. Eropa tentu saja berusaha meraih laba dari program konjunktur Cina itu. Cina juga mengirim delegasi perdagangan ke Eropa, untuk secara simbolis menunjukkan mereka mampu membeli berbagai komoditi dan saham perusahaan senilai 13 milyar Euro.

Dalam pertemuan puncak Uni Eropa-Cina di Praha, Ceko, itu, tema lainnya yang akan dibahas adalah permintaan Cina untuk lebih banyak ekspor produk teknologi tinggi dari Eropa. Dalam tema ini, Uni Eropa meminta jaminan langkah timbal balik, berupa perlindungan hak cipta intelektual lebih baik lagi di Cina. Di atas kertas, Beijing memang sudah mencapai banyak kemajuan. Hanya saja dalam penerapan undang-undangnya selalu berjalan amat lamban.

Matthias von Hein/Agus Setiawan

Editor: Yuniman Farid