1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Uni Eropa Beri Isyarat Kuat kepada Serbia

30 April 2008

Setelah perdebatan lama dan tarik ulur yang alot, Selasa (29/04) ketua Dewan Eropa Slovenia mengumumkan, perjanjian stabilitas dan asosiasi antara Uni Eropa dengan Serbia akan ditandatangani.

https://p.dw.com/p/DrUY
Pejabat Uni Eropa dan Serbia dengan dokumen yang ditandatangani di LuksemburgFoto: AP

"Serbia adalah kasus tersulit, tapi kami berhasil mengatasinya." Demikian dikatakan Menteri Luar Negeri Slovenia Dimitri Rupel seusai pembicaraan dengan sedikit rasa lega. Dalam kepemimpinan di Dewan Eropa, Slovenia berhasil membawa ke-27 negara anggota untuk menandatangani perjanjian stabilisasi dan asosiasi dengan Serbia. Perjanjian itu mencakup kerja sama yang luas di bidang ekonomi dan politik dan merupakan langkah menentukan menuju perundingan keanggotaan.

Menurut Dimitri Rupel: “Kami menandatanganinya. Itulah peluang besar bagi Serbia. Itu adalah isyarat kuat kepada Serbia untuk mendekati kami dan menjadi anggota.”

Uni Eropa terutama ingin mengirimkan isyarat kuat bagi pemilih di Serbia dalam pemilu yang diajukan 11 Mei mendatang agar memberikan suaranya bagi partai yang pro Eropa. Sejauh ini Belanda menolak penandatanganan perjanjian stabilisasi tersebut. Belanda tetap menuntut agar Serbia segera menyerahkan semua buronan pelaku kejahatan perang kepada mahkamah kejahatan perang di Den Haag.

Menteri luar negeri Belanda Maxime Verhagen bersikeras, bahwa perjanjian dengan Serbia memang ditandatangani tapi baru akan diratifikasi oleh anggota Uni Eropa dan berlaku jika sisa para penjahat perang dibawa ke Den Haag

“Seandainya tercapai kesepakatan, harus tetap berlaku hal mendasar bahwa Serbia harus bekerja sama sepenuhnya dengan tribunal perang. Selama hal itu tidak terjadi, mereka juga tidak dapat menarik keuntungan dari perjanjian itu. Serbia harus melakukan segalanya agar terus berlaku pengejaran terhadap Ratko Mladic, hingga ia tertangkap,” demikian dikatakan Verhagen.

Menurut Menteri Luar Negeri Slovenia Dimitri Rupel, hal itu tergantung pada jalannya kerja sama antara Serbia dengan tribuanl kejahatan perang di Den Haag. Sementara Menteri Luar Negeri Serbia Vuk Jeremic yang pro Barat yang hari Selasa malam (29/04) ikut dalam perundingan, menyambut penerimaan Uni Eropa.

“Ini tentu saja bukan kata-kata semata. Ini adalah langkah besar bersejarah jika Serbia menandatangani perjanjian asosiasi dan stabilisasi. Jalan menuju keanggotaan penuh tidak akan dapat ditarik kembali. Pelaksanaan rencana itu terkait erat dengan pemilihan yang diajukan 11 Mei mendatang. Ini akan menjadi referendum tentang keanggotaan kami di Uni Eropa. Pemilih akan menentukannya,” ungkap Vuc Jeremic.

Menteri luar negeri Serbia itu kembali menjanjikan bahwa pemerintah Serbia akan melakukan segalanya untuk menangkap penjahat perang yang masih buron. Hal yang selama ini diragukan Belanda dan Belgia. Namun sekarang pandangan bahwa Serbia yang stabil lebih penting daripada persyaratan dasar sebelumnya. Pemerintah koalisi di Serbia terpecah setelah kemerdekaan Kosovo. Tanggal 11 Mei mendatang ditetapkan sebagai jadwal pemilu yang diajukan. Uni Eropa khawatir kekuatan nasionalis radikal dapat memenangkan pemilu tersebut. (dk)