1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Uni Eropa Bahas Pemberian Bantuan bagi Georgia

22 Oktober 2008

Uni Eropa menggelar konferensi donor untuk Georgia untuk mengupayakan kehidupan normal bagi warganya.

https://p.dw.com/p/Feyw
Brussel: Konferensi Donor untuk GeorgiaFoto: AP

Di Georgia hampir tidak pernah turun salju di musim dingin. Meskipun demikian pengungsi Georgia tidak seharusnya melewati musim dingin di penampungan darurat. Memang kerusakan total yang terjadi tidak separah perkiraan sebelumnya, namun banyak rumah rusak, atap-atapnya bocor, saluran gasnya rusak sehingga sekarang harus menggunakan kayu untuk memanaskan rumah. Hasil panen para petani berkurang, karena pasokan air dari Ossetia Selatan dihentikan dan ladang-ladang penuh dengan ranjau.

Untuk mengupayakan kehidupan normal bagi warga Georgia, Uni Eropa mengkalkulasikan dana yang dibutuhkan sedikitnya 2,3 milyar Euro. Ketua Komisi Eropa José Manuel Barroso mengharapkan jumlah tersebut akan terkumpul dalam konferensi donor di Brussel nanti: "Kami dari pihak Uni Eropa akan menyediakan 500 juta Euro dan mengharapkan dapat memobilisasi donor internasional lainnya, agar perekonomian Georgia pulih kembali."

Amerika Serikat misalnya mempunyai kepentingan khusus untuk mengikat Georgia dengan Barat. Negara itu berencana untuk memberikan satu milyar Dolar Amerika Serikat untuk pembangunan kembali.

Hampir 70 negara, bank dan organisasi keuangan diundang ke Brussel. Tetapi Rusia tidak termasuk. Ini merupakan sinyal jelas, bahwa Eropa menyalahkan pemerintah Rusia atas krisis di Kaukasus, walaupun Barroso sempat menekankan: "Saya pikir, sangat penting bagi Eropa dan negara-negara seperti Georgia, bila Uni Eropa dan Rusia tetap berdialog. Menurut saya adalah sebuah kesalahan besar jika kita membekukan perundingan. Kita harus berkepala dingin dan jangan sampai terjadi perang dingin."

Perundingan pertama yang dilancarkan antara Georgia dengan pihak Rusia guna membahas tatanan pasca perang, gagal minggu lalu. Seperti sejumlah negara anggota Uni Eropa di kawasan Baltik, Presiden Georgia Saakashvili pun berserikeras, Rusia harus memenuhi semua perjanjian yang disepakatinya dengan Uni Eropa.

Presiden Georgia Mikhail Saakashvili menuturkan: "Bagian pertama dari perjanjian itu sudah dipenuhi. Namun masih terdapat sejumlah kawasan yang dikuasai Rusia dan nampaknya, tentara Rusia tidak akan ditarik seperti yang dijanjikan. Jangan dilupakan, negara saya diserang dan diduduki, dan sebagian besarnya, hingga kini."

Oleh karena itu, Georgia tidak hanya mengandalkan bantuan dana, akan tetapi kerjasama yang erat dengan Uni Eropa: “Kami menyambut baik akan diberikannya kemudahan pemberian visa. Demikian juga kesepakatan perdagangan bebas, yang dijanjikan Komisi Eropa. Hal ini merupakan tanda jelas bagi investor untuk menggerakan kembali roda perekonomian Georgia."

Berapa jumlah uang yang akan berhasil dikumpulkan oleh Uni Eropa, belum dapat dipastikan sekarang. Mengingat krisis keuangan global, jumlah dana yang diberikan mungkin lebih sedikit dibandingkan dengan konferensi donor di Brussel sebelumnya. Juli lalu berhasil dikumpulkan 1,2 milyar Euro untuk Kosovo. Padahal negara itu jauh lebih kecil daripada Georgia. (an)