1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikEropa

Uni Eropa Kucurkan Dana Tambahan untuk Ukraina

Lucia Schulten
25 Juni 2024

Dewan Eropa sepakat alihkan keuntungan bunga dana simpanan Rusia yang dibekukan untuk Ukraina. Pembuatan keputusan sempat picu perselisihan dengan Hungaria, yang akan memegang kursi Kepresidenan Dewan UE Juli mendatang.

https://p.dw.com/p/4hSUF
Dewan Menteri Luar Negeri Uni Eropa di Luxemburg
Pertemuan Dewan Menteri Luar Negeri Uni Eropa di Luxemburg, Senin (24/06)Foto: Thomas Koehler/AA/picture alliance

Uni Eropa akan mengirimkan dana tambahan sebesar "1,4 miliar euro dalam beberapa bulan ke depan dan satu miliar tambahan berikutnya hingga akhir tahun," kata Utusan Luar Negeri Josep Borrell, dalam sebuah jumpa pers usai KTT Menteri Luar Negeri di Luxemburg, Senin (24/06). Bantuan teranyar untuk Ukraina diniatkan sebagai dana perang, yakni buat pengadaan alutsista dan stimulus untuk industri pertahanan di dalam negeri.

Dana tersebut merupakan bunga dana simpanan Rusia di Eropa yang telah dibekukan. Setelah lama diusulkan, gagasan mengalihkan keuntungan bunga Rusia untuk Ukraina kini disepakati secara aklamasi oleh Dewan Eropa, kecuali Hungaria. Dana tersebut nantinya dikelola oleh Fasilitas Perdamaian Eropa, EFF, yang bertugas menyalurkan bantuan militer dan pertahanan untuk negara mitra.

Dari dompet EFF, Ukraina sudah mendapat lebih dari 11 miliar euro sejak 2022. Menurut Komisi Eropa, dana Rusia yang dibekukan mencapai 210 miliar euro, dengan keuntungan bunga rata-rata sebesar 2,5 hingga tiga miliar euro per tahun. Pada 2023, lembaga keuangan Belgia Euroclear memperkirakan, pendapatan bunga bank dari dana simpanan Rusia berkisar 4,4 miliar euro per tahun.

Janda Perang Ukraina: Bersama dalam Duka

Legitimasi hukum melawan blokade Hungaria

Borrell juga mengumumkan bahwa pihaknya "telah menyepakati prosedur hukum untuk menghindari blokade" oleh negara anggota UE. Ucapannya itu ramai dipahami sebagai sentilan bagi Hungaria yang menolak pencairan dana untuk Ukraina. Dalam pembuatan keputusan terakhir, misalnya, pemerintah di Budapest tidak lagi dilibatkan setelah bersikap abstain dalam pertemuan sebelumnya.

Menteri Luar Negeri Hungaria Peter Szijjártó mengatakan, sedang mempertimbangkan tindakan hukum terhadap isolasi sepihak oleh Dewan Eropa, lapor kantor berita Reuters.

Menurutnya, UE telah melewati "garis merah" dengan keputusan tersebut, tulis juru bicara pemerintah Hungaria yang mengutip Szijjártó di platform X. Dia mengkritik langkah Dewan Eropa sebagai "pelanggaran aturan umum UE, yang belum pernah terjadi sebelumnya".

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

Sikap blokade pemerintahan Viktor Orban di Hungaria terhadap bantuan untuk Ukraina bukanlah hal baru di UE. Budapest berdalih, bantuan militer akan semakin memperparah eskalasi konflik. UE sebaliknya menahan kucuran dana untuk Hungaria karena kebijakan Orban yang diyakini memperlemah supremasi hukum.

Repotnya, pada 1 Juli 2024 mendatang, Hungaria akan mengambil alih Kepresidenan Dewan UE selama enam bulan. Dalam peran ini, pemerintahan Orban berwenang memimpin pertemuan Dewan Menteri dan menyusun agenda yang bisa diusulkan untuk menjadi proposal legislatif di UE.

Soal kepemimpinan Budapest dan bantuan Ukraina, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock menegaskan, "kita dapat memutuskan langkahnya bersama-sama di Uni Eropa, seperti yang selalu kita lakukan dalam dua tahun terakhir, dan itulah yang kita butuhkan, termasuk Kepresidenan Dewan yang relevan."

Sanksi baru buat Rusia

Dalam pertemuan di Luxemburg, menteri luar negeri UE juga memutuskan paket sanksi ke-14 terhadap Rusia. Legislasi teranyar terutama ditujukan untuk menutup celah hukum dari sanksi sebelumnya.

Meski demikian, Dewan Eropa gagal menutup salah satu kelemahan terbesar rezim embargo karena sikap blokade Jerman. 

Tadinya, UE ingin mewajibkan perusahaan Eropa ikut mematuhi sanksi dalam membangu rantai suplai di negara ketiga. Tapi menurut keputusan dewan menlu, perusahaan hanya akan diminta melakukan "upaya terbaik" untuk menjauhkan perusahaan atau individu asal Rusia yang terkena embargo.

Paket sanksi tersebut juga melarang pengiriman gas alam cair Rusia ke UE, yang bertujuan untuk mengurangi pendapatan Rusia. Embargo UE acap dikritik karena dinilai gagal menutup sumber dana Rusia di Eropa.

Menteri Luar Negeri Lituania Gabrielius Landsbergis, misalnya, mengatakan rezim sanksi UE justru semakin lemah seiring berjalannya waktu. Rusia sendiri menolak paket sanksi baru tersebut karena dianggap "tidak efektif".

(rzn/as)