Tradisi Adu Lari Banteng di Spanyol
Kota Pamplona di utara Spanyol terkenal dengan tradisi halau banteng. Ratusan orang adu lari dikejar atau mengerjar banteng liar yang dillepas di jalanan kota. Pro dan kontra warnai atraksi ini.
Menghormat Orang Suci Fermin
Pesta tradisional adu lari banteng yang sudah dirayakan sejak abad ke 14 ini disebut untuk menghormat orang suci Fermin yang lahir di Pamplona. Tradisi ini membuat kota berpopulasi 200.000 orang itu terkenal ke seluruh dunia dan jadi atraksi bagi ratusan ribu turis yang ingin jajal keberanian.
Mengejar atau Dikejar
Puncak acara dilakukan di jalanan sempit di kota tua. Puluhan banteng seberat rata-rata 600 kg dilepas untuk dikejar dan dihalau menuju arena adu banteng. Tak jarang yang terjadi malahan sebaliknya, banteng yang justru mengejar pelari. Tahun ini atraksi halau banteng menarik sekitar 1,5 juta wisatawan.
Uji Keberanian
Barikade melindungi penonton dari serudukan banteng. Tapi semua penonton diizinkan bahkan diharapkan ikut aktif dalam acara adu lari ini. Bagi banyak penonton, terutama kaum pria, berlari hanya beberapa meter di depan banteng, adalah uji nyali dan keberanian.
Hanya Tiga Menit
Setiap pagi tepat pukul 8, acara dimulai dengan menyanyikan lagu pujian "A San Fermín pedimos". Setelah itu beberapa ekor banteng dilepas untuk dihalau atau mengejar pelari. Atraksi adu lari banteng hanya berlangsung tiga menit di jalanan sepanjang 825 meter dari kandang menuju arena adu banteng.
Permainan Maut
Walau hanya berlangsung 3 menit, setiap tahun pasti terjadi kasus orang cedera atau bahkan meninggal diseruduk banteng. Dalam atraksi tahun ini, di hari pertama saja tercatat beberapa orang cedera serius. Sejak 1911 tercatat 15 orang tewas dalam tradisi adu lari banteng di Pamplana ini.
Cedera Ditanduk Banteng
Di hari pertama atraksi tahun 2017, tercatat dua turis Amerika cedera serius akibat ditanduk banteng. Tiga turis AS lainnya bersama dua turis Perancis dan tiga warga lokal harus dirawat oleh dokter karena alami cedera babak belur, terjatuh atau tergusur banteng di jalanan sempit berbatu kota tua Pamplona.
Penyiksaan Bukan Budaya
Organisasi pelindung binatang menentang atraksi ini. Sekitar 100 anggota perhimpunan "penyiksaan bukan budaya" menggelar aksi protes di depan balaikota. Mereka memasang tanduk di kepala dan mencat badannya dengan wana merah. Pemrotes mengecam praktik pembunuhan banteng di arena, pada malam hari, setelah binatang lemas karena dipaksa berlari di siang hari,
Ajang Pelecehan Seksual
Poin kritik lainnya: pelecehan seksual. Di kerumunan ribuan orang di jalanan sempit, lelaki dan perempan berdesakan menonton. Kondisi ini mengundang pelecehan seksual. Tahun lalu kasusnya amat tinggi. Pemerintah kota membagikan brosur, agar perempuan yang dilecehkan berteriak "kebakaran" agar menarik perhatian penonton lainnya.
Ajang Untuk Berpesta
Tradisi di Pampolna itu juga menjadi ajang berpesta. Ada pergelaran sejumlah konser musik dan prosesi religi menghormat orang suci Fermin. Dalam acara semacam ini, minuman keras pasti ditenggak dalam jumlah besar.