Tidak Ada Solusi
15 September 2015Hanya dengan susah payah, Ketua Dewan Uni Eropa yang sekarang dipegang Luksemburg, menutup sidang dengan kesepakatan kompromi, dan itupun tidak jelas. Negara-negara Eropa ibaratnya terpisah oleh jurang yang dalam. Para menteri dalam negeri masih jauh dari tujuan awal untuk memberikan solusi bersama yang solider atas krisis pengungsi yang semakin parah. Keputusan tentang pembagian pengungsi yang baru datang di antara semua anggota Uni Eropa harus diundur hingga Oktober. Banyak negara Eropa Timur, juga Inggris, tetap kukuh bersikap menolak pengungsi.
Hanya ada satu "kesepakatan politik", jadi sebenarnya hanya omong kosong, dan belum kelihatan dampaknya bagi realita yang dihadapi pengungsi, tim penolong, sukarelawan dan penjaga perbatasan. "Solusi ini tidak cukup bagi kami," demikian kata Menteri Dalam Negeri Jerman Thomas de Maiziere, yang memahami situasi.
Tekanan yang berusaha dilancarkan de Maiziere terhadap negara-negara Eropa lain, dengan cara menetapkan kontrol di perbatasan, ternyata tidak cukup. Sebagian besar anggota Uni Eropa menyetujui pembagian pengungsi. Tetapi negara-negara yang sampai sekarang hanya menerima sedikit pengungsi tidak mau menerima kuota yang menetapkan jumlah yang wajib diterima.
Tidak ada solusi, di manapun
Bagaimanapun juga, upaya untuk membagi sekitar 160.000 pengungsi yang datang lewat Yunani, Italia dan Hongaria, dalam waktu dua tahun, tidak akan mengubah situasi dramatis sepanjang perbatasan antara Balkan dan Jerman. Di samping itu, dari pertemuan di Brussel juga tidak ada solusi menghadapi tantangan berupa pemberian tempat bermukim bagi ratusan ribu pengungsi.
Tuntutan para menteri yang berkali-kali disampaikan, bahwa perbatasan Uni Eropa harus dilindungi lebih baik lagi, rupanya bermakna demikian: cegah masuknya lebih banyak pengungsi dan peminta suaka. Tetapi penutupan perbatasan yang letaknya di laut, jadi di selatan Yunani dan Italia, sangat sulit dilaksanakan.
Setelah konferensi menteri dalam negeri di Brussel yang dihasilkan hanya kesadaran pahit, bahwa dalam politik pengungsi Eropa tidak ada langkah yang nyata. Ketua Dewan Uni Eropa Jean Asselborn menyimpulkannya dengan tepat: jika Eropa tidak bergerak untuk bersatu, Eropa akan terpecah belah.