1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Thailand Angkat Perdana Menteri Baru

15 Desember 2008

Pemimpin opisisi Thailand, Abhisit Vejjejiva, terpilih menjadi perdana menteri baru, Senin (15/12). Pemimpin Partai Demokrat ini berhasil mengumpulkan 219 suara di parlemen.

https://p.dw.com/p/GGzT
Abhisit Vejjajiva (tengah) menerima ucapan selamat dari para anggota parlement setelah ia terpilih sebagai perdana menteri baruFoto: AP

Laporan harian lokal Thailand The Natioan menyebutkan, upaya politik dagang sapi tidak terhindarkan dalam pemilihan Perdana Menteri kali ini. Partai-partai yang berkuasa pada pemerintahan sebelumnya telah mencoba untuk menawarkan imbalan sebesar satu setengah juta dollar kepada anggota partai Demokrat untuk tidak memberikan suaranya atau abstain.

Belum jelas apakah gerakan oposisi Aliansi Rakyat untuk Demokrasi PAD bisa menerima terpilihnya Abhisit Vejjejiva sebagai Perdana Menteri baru Thailand. Dalam aksinya, PAD sempat menduduki dua bandara penting di Thailand selama lebih dari seminggu dan akhirnya memaksa perdana menteri sebelumnya, Somchai Wongsawat melepaskan jabatan.

Perdana Menteri Thailand yang baru tampaknya menghadapi sejumlah tutuntan yang dari PAD dalam menjalankan pemerintahan mendatang, seperti diungkapkan Kraisak Choonhavan, wakil ketua partai Demokrat: " Situasinya akan menjadi sangat sulit karena masih terdapat perbedaan antara Partai Demokrat dan PAD. PAD menginginkan setiap anggota partai dihukum bila partainya terbukti melakukan kecurangan pemilu. Tapi akibatnya banyak orang akan ditahan, padahal tidak bersalah sama sekali."

Abhisit Vejjajiva, 44 tahun lahir dan besar di Inggris. Ia merupakan seorang pakar ekonomi lulusan Oxford. Dengan begitu sejak kudeta militer pada September 2006, Abhisit Vejjajiva akan menjadi Perdana Menteri Thailand ke-empat dalam kurun waktu 2tahun ini. Ia terutama mendapat dukungan dari kelas menengah di Thailand.

Perdana Menteri baru Thailand diharapkan dapat menyelamatkan perekonomian Thailand yang tengah berada pada jurang resesi. Industri unggulan Expor dan Turisme negeri itu tergangggu dengan pendudukan dua bandara penting di Bangkok selama hampir 2 minggu.

Agen-agen wisata Thailand mengeluh karena tidak ada pemesanan hotel baru pada akhir tahun. Penurunan bisnis turisme selama bulan Desember mencapai 50 % dibandingkan tahun lalu. Menteri keuangan dari kabinet lalu, Suchart Thada-Thamrongvech mengestimasi bahwa pertumbuhan ekonomi Thailand akan turun setengah hingga satu persen pada kuartal pertama 2009 dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun lalu.

Abhisit Vejjajiva berjanji ia akan memimpin pemerintahan bagi seluruh rakyat Thailand. Ia menginginkan agar kepercayaan investor asing kembali ke Thailand dan segera memulihkan ekonomi negeri itu. Selain itu ia mengumumkan untuk membatalkan rencana swastanisasi beberapa perusahaan nasional yang dirancang oleh mantan Perdana Menteri Thaksin Sinawatra.

Untuk mengatasi kemelut ekonomi, Abhisit Vejjajiva dianjurkan untuk mengalokasikan dana dari pengeluaran daerah. Namun hal ini bisa berakibat kemarahan dari anggota parlemen yang berasal dari utara dan selatan Thailand yang masih mendukung Thaksin. Berbicara setelah terpilih oleh parlemen, Abhisit Vejjajiva mengatakan bahwa ia tidak akan membuat keputusan apapun hingga dilantik oleh raja Thailand. (mh)