1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Meneliti Terumbu Karang di Belanda

Gudrun Engel
26 Juni 2021

Pada terumbu karang terbesar Eropa dilaksanakan riset tentang ekosistem bawah laut. Di sana juga dirawat terumbu karang langka yang disita dari pencuri.

https://p.dw.com/p/3vCHB
Foto menunjukkan sejumlah karang
Terumbu karang di Great Barrier Reef, AustraliaFoto: Imago/imagebroker

Di Burgers' Zoo, Belanda ada sebuah atraksi baru yang sangat menarik. Yaitu sebuah terumbu karang. Instalasi lampu yang beratnya berton-ton di kebun binatang itu membuat terumbu karang bisa ditonton dengan baik.

Tapi terumbu karang ini bukan sekadar tontonan. Ini juga proyek penelitian. Hal yang paling istimewa di bawah air adalah kenanekaragaman warna. Hijau menyala, oranye dan kuning. Semua hidup subur di terumbu karang buatan yang paling besar di Eropa. Sensasi ini diciptakan pakar biologi laut Max Janse dan timnya.

“Kami berusaha membangun terumbu sebaik mungkin bagi karang.“ Demikian dikatakan Max Jense dan menambahkan, dengan teknik dan pengetahuan dari penelitian ilmiah, timnya perusaha membuat lingkungan sebaik mungkin bagi terumbu karang. Misalnya dengan cara memberi makan terumbu karang. 

Penelitian masih kurang

Sejauh ini, peneliti baru tahu sekitar 30%, bagaimana organisme ini berfungsi. Ekosistem terumbu karang di kebun binatang ini, jadi harapan besar bagi penelitian.

Max Janse mengungkap, dengan tes DNA orang bisa belajar banyak tentang cara pemberian makan bagi terumbu karang. Karena yang di sini bukan hanya hewan terumbu karang, melainkan juga banyak faktor lingkungan lainnya. Itu membuatnya kompleks, papar Max Janse.

Di Arnhem pakar biologi berusaha lebih mengerti terumbu karang – juga mencari tahu, apa yang bisa membantu organisme ini selamat di alam bebas untuk jangka panjang. 

Bantuan bagi terumbu karang

Misalnya di Great Barrier Reef, Australia, suhu lautan yang makin hangat, meningkatnya kadar keasaman air, polusi dan kerusakan akibat penangkapan ikan besar-besaran juga mengakibatkan pemutihan karang, yang berarti kematian terumbu karang.  

Max Janse menjelaskannya demikian: Itu ibaratnya hutan tanpa hewan. Jika hutan tidak ada, hewan liar juga tidak ada. Sama halnya dengan terumbu karang. Jika koral tidak ada, hewan-hewan lain juga tidak ada. 

Terumbu karang adalah tempat pemijahan hewan di lautan. Di Burgers' Zoo di Arnhem, ini jadi bagian terpenting dunia bawah airnya. Terumbu karang tumbuh di sini lebih cepat dan sehat dibanding di alam bebas.

Terumbu terdiri dari ribuan hewan

Constanze Mager, pakar biologi dan pengajar di kebun binatang, menjelaskan koloni karang di sana sebenarnya ribuan hewan yang hidup berdekatan. Organisme ibaratnya tinggal di semacam kota besar, di sebuah kerangka milik bersama. 

Itu sulit dimengerti, karena orang kerap berusaha mencari mata atau mulutnya. “Tapi hewan ini berukuran sangat kecil, di tubuhnya hanya ada satu bukaan dan sungutnya berukuran kecil. Itu juga harus dijelaskan,“ papar Constanze Mager.

Di seluruh dunia ada 14.000 jenis karang. Sebagian besar terancam punah. Walaupun demikian, pencinta karang tetap tidak ragu untuk mencuri atau menyelundupkan terumbu karang. 

Pencurian terumbu karang langka

Petugas bea cukai dari seluruh Eropa membawa hewan yang disita ke Max Janse. Misalnya terumbu karang yang langka dari Australia, yang pertama-tama harus ditempatkan di karantina.

“Sayang sekali masih banyak dikirimkan terumbu karang yang berasal dari alam bebas,“ tutur Max Janse, dan menambahkan, bagi sejumlah jenis karang ini tidak masalah, tapi bagi sebagian lainnya ini sangat tidak menguntungkan. 

Merawat terumbu karang sitaan

Terumbu karang yang sudah susah payah dirawat, saat ini tidak bisa begitu saja dikembalikan ke lautan. Karena saat ini kondisi lautan sangat buruk. Mungkin di masa depan itu bisa dilakukan, jika situasinya membaik.  

Untuk meniru habitat alami hingga mirip dengan komposisi air di sekitar pantai Pasifik, di Arnhem airnya dicampur dengan 60 unsur. 

“Kami pikir, kami harus menunjukkan kecantikan dan keistimewaan alam ini,“ kata Constanze Mager. Kalau orang tidak kenal, maka tidak akan suka, dan tidak ingin melindungi.

Kenyataannya, memang terumbu karang sangat memerlukan perlindungan, jika kita ingin menjaga kehidupan bawah air untuk jangka panjang. (ml/yp)