1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Terorisme, Pergantian Pimpinan Partai SPD

22 Maret 2004

Dua tema kami ketengahkan.Yakni masalah terorisme, dan mengenai pergantian pimpinan Partai Sosial Demokrat Jerman SPD.

https://p.dw.com/p/CPSU

Dua tema akan kami ketengahkan, Yakni masalah terorisme, dan mengenai pergantian pimpinan Partai Sosial Demokrat Jerman SPD. Baiklah kami mulai dengan tema yang pertama, terorisme. Setelah serangan teror di Ibukota Spanyol, Madrid, Eropa merasakan semakin terancam. Untuk menghadapi dan memeranginya negara-negara Uni Eropa mendiskusikan dan membahas langkah yang akan diambil. Harian Denmark BERLINGSKE TIDENDE yang terbit di Kopenhagen menurunkan ulasan berjudul " Uni Eropa harus mengkoordinir perang melawan terorisme. Selanjutnya kami baca:

Selama ini tidak jelas , langkah apa yang dilakukan Uni Eropa untuk memerangi terorisme. Setelah serangan teror tanggal 11 September di Amerika Serikat, Uni Eropa memutuskan mengintesivkan kerjasama dalam memerangi terorisme. Dalam kenyataannya, menjaga jarak dengan serangan teror di Amerika Serikat. Serangan bom di Madrid menunjukkan, tidak ada satu negarapun yang merasa aman. Tapi anehnya, beberapa negara Uni Eropa berpendapat , tidak diperlukan adanya prakarsa baru dalam memerangi terorisme. Perang melawan teror dengan jelas membutuhkan kerjasama melawati tapal batas negara. Dan ini merupakan pertahanan yang terbaik. Untuk itu , perlu ditingkatkan pengawasan terhadap transaksi keuangan yang mencurigakan, dan segera menerapkan paspor yang menampilkan identitas diri secara biometris. Ketakutan terhadap serangan teror memang tidak memerlukan membentuk sebuah negara polisi. Tapi jangan bersikap naiv, bahwa perang melawan terorisme internasional dapat dilakukan tanpa kerjasama Internasional.

Sementara itu harian Spanyol EL PERIODICO yang terbit di Barcelona menyoroti pelacakan yang dilakukan pihak berwajib terhadap pelaku serangan bom di Madrid tanggal 11 maret lalu. Harian ini menurunkan komentar berjudul " keberhasilan tim pengusut, ditengah buruknya kondisi politik". Selanjutnya kami baca:

Ditengah kesalahan informasi yang dilakukan pemerintahan Perdana Menteri Jose Maria Aznar mengenai pelaku serangan teror di Madrid tanggal 11 Maret lalu, tim pengusut menunjukkan hasil kerjanya yang efektiv untuk membongkar latar belakang serangan tersebut. Dengan cepat tim pengusut menemukan jejaknya, dan menangkap mereka yang dicurigai. Tapi para politisi di Spanyol lalai menyiapkan aparat keamanan yang memadai dalam menghadapi aksi teror yang dilancarkan kelompok Islam miltan. Kelalaian itu telah berlangsung sejak serangan teror tanggal 11 September tahun 2001 di Amerika Serikat. Padahal telah diketahui, bahwa Spanyol juga berada dibawah ancaman terorisme.

Tema kedua dalam acara SARI PERS INTERNASIONAL dari SJDW, yakni pergantian Pimpinan Partai Sosial Demokrat Jerman SPD. Setelah Kanselir Jerman Gerhard Schröder mengundurkan diri sebagai Ketua Umum Partai SPD, hari Minggu lalu, dalam sidang partai di Berlin, dipilih Hans Müntefering, sebagai penggantinya. Harian Austria DER STANDAR yang terbit di Wina, mengomentarinya dengan judul" pergantian personal, sebagai pengganti perubahan politik". Kami kutip:

Ketua Partai SPD yang baru Hans Müntefering, tidak mempunyai gagasan yang lain dari yang disampaikan Kanselir Gerhard Schröder., meskipun ia menyuarakan kebijakan pembaruan dengan nada yang lain. Dipilihnya Müntefering yang diharapkan menjadi gantungan harapan, menunjukkan masalah personal dalam tubuh partai, yang tidak memiliki kader politik yang handal. Ini juga merupakan salah satu alasan, mengapa sampai sekarang Kanselir Gerhard Schröder memandang tidak mendesak untuk melakukan perombakan kabinet. Pada akhir apa yang disebut " tahun super pemilihan",dimana akan diselenggarakan 13 pemilihan dinegara bagian, kelak akan dapat ditunjukkan, apakah para pemilih puas dengan pergantian pimpinan Partai SPD, atau memang juga diperlukan dilakukannya perubahan haluan politik.

Apakah Kanselir Gerhard Schröder, juga akan mengalami nasib yang sama seperti yang dialami mantan Kanselir Helmut Schmidt?. Demikian pertanyaan yang dilontarkan harian Italia IL MESSAGGERO yang terbit di Roma.

Pengunduran Gerhard Schröder sebagai Ketua Partai SPD, membuka ingatan terhadap kegagalan tragis yang dialami seorang Kanselir dari Partai SPD,yakni Helmut Schmidt. Pada masa jabatannya, Helmut Schmidt dipaksa menyetujui penempatan rudal jarak menengah, yang merupakan kebijakan partai konservativ yang beroposisi. Jugu dulu, Helmut Schmidt melepaskan jabatan rangkap, dengan menyerahkan jabatan ketua Partai kepada Willy Brandt. Kemudian mengalami kekalahan dalam mosi tidak percaya di parlemen. Akhirnya Helmut Kohl tampil memegang kekuasaan selama 16 tahun. Agar sejarah itu tidak berulang kembali, merupakan tugas dari Hans Müntefering.

Mengenai pergantian pimpinan Partai Sosial Demokrat Jerman SPD, terakhir kami kutip komentar harian Jerman KÖLNER STADT ANZEIGER:

Partai SPD menghadapi tantangan bersejarah. Setelah mencapai tatanan baru dari apa yang disebut " politik timur" dijaman perang dingin, sekarang menghadapi tantangan menciptakan tatanan masyarakat Jerman yang modern. Ini merupakan tantangan yang besar, karena begitu lama duduk dibangku oposisi, para politisinya masih menampilkan gaya, pemikiran dan penanganan seperti pihak oposisi. Dalam pidatonya, Gerhard Schröder menampilkan watak patriotisme. Yakni kepentingan negara didahulukan, ketimbang kepentingan partai. Dengan ucapan itu, hendak menunjukkan kesediaan partai SPD , yang tidak populer memegang pemerintahan, untuk kembali kebangku oposisi.