1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Terorisme di Rusia/ Situasi Irak / KTT Uni Eropa

10 Desember 2003
https://p.dw.com/p/CPTP
Dalam Sari Pers DW kami soroti terorisme di Rusia, situasi di Irak serta KTT UE. Saudara pendengar, sehari setelah serangan bunuh diri di ibukota Rusia, Moskow, polisi mencari tersangka pelaku kedua yang diduga meledakkan bom dari jarak jauh. Dalam serangan tsb di depan sebuah hotel mewah di Moskow, sekurangnya 6 orang tewas dan 14 lainnya cidera. Salah satu korban tewas diduga pelakunya, seorang wanita. Tujuan sebenarnya serangan adalah gedung parlemen . Berikut komentar harian Italia La Republica mengenai serangan bunuh diri di Moskow, Selasa lalu...

Wladimir Putin adalah orang yang beruntung. Seandainya peledakan bom bunuh diri terjadi Sabtu lalu sebelum Pemilu, partai presiden pada pemilihan hari Minggu mungkin tidak meraih kemenangan gemilang. Warga Rusia mungkin akan teringat pada janji Putin empat tahun yang lalu, ketika ia dilantik sebagai kepala pemerintahan. Ketika itu ia mengatakan, akan menumpas habis para gerilyawan Chehnia. Setelah empat tahun perang di Chehnia, anggaran militer besar yang membuat bangkrut, ribuan korban tewas di kedua belah pihak, janji Putin tidak ditepati.

Sementara harian Moskow Komsomolskaya Prawda mengomentari serangan bunuh diri di pusat kota Moskow,sebagai berikut ...

Perayaan demokrasi di Rusia dinodai dengan darah para korban teror. Kali ini kejadiannya di Moskow, hanya dua langkah dari Kremlin , dan parlemen yang baru saja dipilih. Pimpinan yang baru dipilih, kini harus bertindak tegas, agar terorisme massal tidak mende-stabilkan situasi politik. Para teroris harus dibasmi, kalau tidak proses politik akan dilumpuhkan, karena ketakutan terhadap para penjahat. Tindakan kemanusiaan kiranya tidak tepat untuk menghadapi para teroris ini.

Harian Jerman Süddeutsche Zeitung namun berpendapat aksi kekerasan sulit dihentikan...

Aksi teror tidak akan mengubah politik Putin di Chehnia. Putin yang hendak tampil sebagai orang keras, tidak mungkin mengubah sikapnya, karena serangan bunuh diri dua wanita. Di lain pihak, tidak terlihat bahwa para teroris di kalangan kaum separatis Chehnia, mengurangi aksi kekerasannya. Sebaliknya , lingkaran kekerasan secara efisien dan tanpa mengenal ampun mendikte tindakan selanjutnya. Setelah aksi teror di Moskow menyusul aksi pembersihan di Chehnia, setelah aksi pembersihan , muncul teror baru. Maka dengan demikian aksi kekerasan tidak akan berakhir.

Kita berganti tema: Situasi di Irak. Dalam keterangan Pentagon dikatakan, AS tidak akan memberikan order bernilai milyaran dollar untuk pembangunan kembali di Irak kepada negara-negara yang menolak perang Irak. Sebaliknya, harian Inggris Financial Times berpendapat bahwa AS perlu bantuan internasional untuk menstabilkan situasi di Irak.

Komentar harian tsb...

Pada suatu saat kepada Irak harus diserahkan kedaulatannya, di bawah perlindungan internasional. Mungkin lebih baik dengan mandat PBB , daripada di bawah pemerintahan organisasi dunia. Hal itu dapat membantu dalam proses yang sulit untuk mengembangkan lembaga mau pun mekanisme untuk demokratisasi dan stabilisasi di Irak. AS membutuhkan bantuan, guna mengatasi keadaan, yang akhirnya dapat mengancam seluruh dunia. AS hendaknya jangan terlalu sombong untuk meminta bantuan.

Dan akhirnya komentar mengenai KTT UE yang akhir pekan ini akan diselenggarakan di Brussel. Harian Prancis La République des Pyrénées menulis...

Belum pernah menjelang KTT UE terdapat perbedaan posisi yang demikian mencolok. Belum pernah KTT UE terancam kegagalan seperti sekarang. KTT UE di Brussel akan mengesahkan konstitusi UE. Kiranya sudah dapat dipastikan bahwa KTT ini akan gagal. Mungkin Prancis dan Jerman yang bersebrangan pendapat dengan Spanyol dan Polandia, akan merupakan apa yang dinamakan inti keras-nya. Belgia dan akhirnya semua anggota lainnya yang tertarik pada pesona ansambel tsb, mungkin akan bergabung. Eropa yang terdiri atas dua kubu dengan tempo yang berbeda, sebenarnya juga bukan tragedi.