1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
IptekAmerika Serikat

Terkendala Teknis, NASA Tunda Peluncuran Artemis I ke Bulan

30 Agustus 2022

Selain terbangkan astronot ke bulan, Misi Artemis I ingin menguji pelindung panas kapsul untuk menahan suhu hampir 2.760 derajat Celsius atau setengah panasnya Matahari.

https://p.dw.com/p/4GCaP
Roket nirawak NASA Artemis I
Artemis I dirancang sebagai uji terbang untuk eksplorasi Bulan di masa depan. Foto: John Raoux/AP Photo/picture alliance

Badan Antariksa Amerika Serikat atau NASA pada hari Senin (29/08) membatalkan peluncuran roket ke Bulan dalam Misi Artemis I karena masalah pengaturan temperatur pada salah satu mesinnya. Mereka mengatakan akan kembali melakukan upaya peluncuran pada hari Jumat, 2 September.

Sebelumnya, tanggal 2 dan 5 September 2022 juga dijadwalkan sebagai tanggal alternatif untuk peluncuran Artemis.

"Kami tidak meluncurkannya sampai semuanya tepat," ujar Administrator NASA, Bill Nelson, setelah masalah mesin memaksa pembatalan peluncuran roket tanpa awak ini dari Kennedy Space Center di Florida, AS. "Ini adalah mesin yang sangat rumit," kata Nelson.

Sementara Mike Sarafin, manajer Misi Artemis 1, mengatakan badan antariksa itu berharap untuk melakukan upaya peluncuran lagi akhir pekan ini.

Peluncuran roket Sistem Peluncuran Luar Angkasa setinggi 98 meter dan kapsul Orionnya semula dijadwalkan pada Senin pukul 08:33 waktu setempat.

Apa itu Misi Artemis I?

Kapsul Orion pada roket ini dirancang untuk mengorbit di bulan untuk melihat apakah tempat ini aman bagi manusia. Tujuan dari misi ini adalah untuk mendirikan pos terdepan di bulan sebagai pitstop untuk eksplorasi Mars di masa depan dan mencari kemungkinan untuk hidup di sana.

Kamera akan mengabadikan setiap momen perjalanan yang akan berlangsung selama 42 hari ini. Kapsul Orion akan mengorbit di sekitar bulan, dalam jarak 100 kilometer (km). Kemudian akan menyalakan mesinnya untuk mencapai jarak sekitar 64.370 km. Jarak ini adalah rekor terjauh bagi pesawat ruang angkasa yang dirancang untuk membawa manusia.

Salah satu tujuan utama dari misi ini juga adalah untuk menguji kapsul pelindung panas, yang merupakan pelindung terbesar yang pernah dibuat. Selama kembalinya kapsul ke Bumi, perisai pelindung ini harus mampu menahan suhu hampir 2.760 derajat Celsius atau kurang lebih seperti setengah panasnya Matahari. 

Misi Orion, Artemis I ke Bulan
Misi Orion, Artemis I ke Bulan

'Perempuan pertama dan orang kulit berwarna pertama'

Proporsi staf perempuan saat ini di ruang kontrol NASA mencapai 30%. Sementara pada misi Apollo 11 tahun 1969 yang membawa manusia pertama ke Bulan hanya ada satu staf perempuan.

NASA mengatakan bahwa "kita akan melihat perempuan pertama dan orang kulit berwarna pertama berjalan di permukaan Bulan" begitu program tersebut mampu meluncurkan roket berawak.

Misi ini dinamai berdasarkan nama dewi bulan Yunani yakni Artemis. "Misi ini membawa banyak harapan dan impian banyak orang. Dan kita sekarang adalah generasi Artemis," kata Administrator NASA Bill Nelson, Sabtu (27/08).

Penundaan yang terus berulang

Sebelum peluncurannya, tangki bahan bakar roket ini mulai diisi semalaman dari Minggu hingga Senin. Pada Senin pagi, terdeteksi adanya kebocoran bahan bakar hidrogen yang memaksa pengontrol peluncuran untuk menghentikan operasi pengisian tangki.

Proses pengisian tangki ini sudah terlambat satu jam dari jadwal semula karena cuaca badai. Setelah penundaan awal, NASA mengatakan ada 80% peluang cuaca akan mendukung untuk lepas landas tepat waktu. 

Peluncuran ini telah tertunda bertahun-tahun, dan penundaan berulang kali ini menyebabkan anggaran membengkak hingga miliaran dolar AS.

Penundaan adalah "bagian dari bisnis luar angkasa," ujar Bill Nelson sambil menambahkan bahwa ia yakin para insinyur NASA akan "memperbaikinya dan kemudian kami akan terbang."

ae/hp (AP, AFP, Reuters)