1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Terdakwa "Kelompok Sauerland" Akui Persiapkan Jihad di Jerman

11 Agustus 2009

Senin (10/08) lebih dari 3 jam terdakwa utama dalam proses pengadilan kasus yang disebut "Kelompok Sauerland" Fritz Gelowicz menyampaikan kesaksian. Ia mengaku mempersiapkan sasaran Jihad di Jerman berdasarkan keyakinan.

https://p.dw.com/p/J7es
Fritz Gelowicz (tengah) didampingi pengacara di pengadilan DüsseldorfFoto: AP

Fritz Gelowicz menceritakan tentang perjalanannya yang kadang-kadang karena kebetulan melalui Suriah, Iran sampai ke Pakistan. Awalnya ia ingin melakukan perang suci di Irak atau Chehnya, namun gagal. Demikian disampaikan Fritz Gelowicz warga Jerman yang masuk Islam tersebut.

Dalam pelatihan teror dan perang selama tiga bulan di kawasan Wasiristan yang dikuasai Taliban di Pakistan, ia merasa yakin bahwa lebih baik melakukan serangan di Jerman. Tempat yang terutama dipilih adalah yang banyak terdapat tentara Amerika Serikat. Selain itu mereka ingin memberikan tanda bagi penduduk Jerman sebagai peringatan terakhir, untuk menarik pasukannya dari Afghanistan dan Usbekistan.

Tidak ada pencucian otak oleh Uni Jihad Islam, demikian disampaikan Fritz Gelowicz, hari Senin (10/08) di depan pengadilan tinggi Düsseldorf. "Saya cepat yakin untuk gagasan melakukan serangan di Jerman." Demikian kata-kata yang diucapkan pria berusia 29 tahun tersebut. Tidak ada warga Eropa lain dalam kelompok itu yang dapat melakukannya.

Awalnya mereka mengunjungi kamp di perbatasan Pakistan- Afghanistan untuk ikut berjihad di kawasan itu. Demikian dijelaskan Gelowicz. Niat kami adalah berjuang di sana. Tapi jauh lebih sulit melakukan serangan di sana yang merugikan Amerika Serikat. Lebih banyak biaya dan korban yang jatuh dari pihak sendiri. Karena itu mereka oleh seorang pemimpinnya diminta pertimbangannya untuk kembali ke Eropa. Di sana dengan biaya lebih sedikit mereka dapat menyebabkan korban lebih besar. Gelowicz tidak perlu dibujuk.

Dalam pengakuannya itu ia juga memberatkan komplotannya. Johannes Pausch yang mewakili terdakwa lainnya, Daniel Schneider, tidak melihat perpecahan dalam kelompok tersebut. "Saya tidak melihatnya demikian, karena para terdakwa sejak awal keputusan ini sepakat bahwa mereka juga boleh memberikan keterangan masing-masing tentang terdakwa lain. Dan tergantung, bila kemudian keterangan itu menjadi memberatkan. Sejauh ini mereka membicarakan tentang pihak lain dan dengan demikian memberatkan, tapi itu bukan hal yang mengejutkan."

Ketua Pengadilan Düsseldorf Ottmar Breidling, sejak awal proses terkesan atas keterbukaan dalam pengakuan yang diberikan keempat terdakwa kepada Badan Kriminal Jerman BKA beberapa pekan lalu. Jika di depan pengadilan mereka memiliki keterbukaan seperti ini, mereka dapat memperhitungkan memperoleh keringanan hukuman.

Sejauh ini, menurut keterangan Gelowicz, para terdakwa ingin menyerahkan pengakuan dan untuk itu juga berharap mendapat keringanan hukuman. Demikian ditekankan pengacara Jörg Uden yang membela Gelowicz.

Setelah kembali ke Jerman Gelowicz khawatir diawasi oleh aparat hukum. Ketika ia memata-matai asrama tentara di Hanau, kegiatan itu diketahui. Komplotannya Attila Selek kemudian menusuk ban salah satu kendaraan pengintai. Akhirnya seluruh jalan menjadi kosong. Semua kendaraan pengintai menghilang. Kemudian ia tidak lagi melihat adanya pengawasan dan setelah satu bulan istirahat kembali melanjutkan persiapan serangan.

Berdasarkan tuduhan yang diajukan, mereka memiliki bahan kimia yang cukup untuk membuat 550 kilogram bahan peledak. Gelowicz dan komplotannya ditangkap di sebuah rumah liburan pada musim gugur 2007 setelah diintai selama beberapa bulan. Pihak kejaksaan Jerman menuduh keempat pria itu melakukan sejumlah serangan bom mobil di Jerman yang diharapkan dapat mempengaruhi rencana mandat penugasan pasukan Jerman di Afghanistan.

Paul-Elmar Jöris / Dyan Kostermans

Editor: Asril Ridwan