1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
MigrasiJerman

Jerman Kembali Diguncang Insiden Rasis

27 Mei 2024

Di tengah suasana festival di negara bagian Bayern, Jerman, dua orang meneriakkan seruan rasis dengan nada lagu L'amour toujours. Beberapa hari sebelumnya, viral video pemuda yang melakukan hal sama di Sylt.

https://p.dw.com/p/4gJep
Pembukaan Festival Bergkirchweih di Erlangen
Festival Bergkirchweih, juga dikenal sebagai Berg menarik sekitar satu juta pengunjung setiap tahunnya, menurut penyelenggaraFoto: Daniel Karmann/dpa/picture alliance

Dua petugas polisi yang sedang tidak bertugas melaporkan mendengar nyanyian bernada rasis saat menghadiri Festival Bergkirchweih di Erlangen, negara bagian Bayern, kata pihak berwenang Jerman.

Menurut pernyataan polisi, kedua petugas tersebut melihat dua pria, berusia 21 dan 26 tahun, berteriak, "Orang asing keluar!" saat lagu populer berjudul L'amour toujours" diputar di salah satu tempat festival pada Jumat malam.

Para petugas segera memperingatkan petugas keamanan di festival tersebut. Kedua orang itu akhirnya "diusir dari pub" dan dilarang menghadiri festival, menurut pernyataan polisi. Badan keamanan dalam negeri Jerman telah meluncurkan penyelidikan.

Jerman masih terguncang oleh video rasis di Sylt

Insiden terbaru ini terjadi hanya beberapa hari setelah video viral yang menunjukkan beberapa anak muda meneriakkan slogan yang sama dengan nada yang sama di sebuah restoran mahal di Pulau Sylt yang dikenal sebagai tempat berlibur dan resor di Jerman utara.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

Setidaknya salah satu pemuda dalam video Sylt membuat gestur salam ala Hitler dengan jari di bibir atasnya meniru kumis Hitler.

Video tersebut menyebabkan kegemparan di seluruh Jerman. Kanselir Jerman Olaf Scholz dan para petinggi politik lainnya mengutuk insiden Sylt. Scholz mengecam nyanyian tersebut sebagai hal yang "menjijikkan" dan "tidak dapat diterima".

Pakar ekstremisme Pia Lamberty mengatakan, video Sylt menunjukkan adanya normalisasi konten ekstremis sayap kanan di masyarakat Jerman.

"Norma-norma sosial dilanggar begitu saja tanpa ada kontradiksi apa pun,” kata Lamberty, salah satu pemimpin di Centre for Monitoring, Analysis and Strategy (CeMAS), yang menyelidiki teori radikalisasi dan konspirasi di dunia maya.

Video tersebut menunjukkan bahwa "orang dapat mengungkapkan slogan-slogan ekstrem di depan umum tanpa rasa takut," ujarnya seperti dikutip oleh kantor berita Jerman, dpa.

"Ekstremisme sayap kanan bukan hanya masalah yang Anda lihat di Jerman bagian timur atau di kalangan masyarakat berpenghasilan rendah, tapi juga di kalangan mereka yang memiliki status sosial lebih tinggi," kata Lamberty.

L'amour toujours dilarang diputar di Festivel Erlangen

Menyusul laporan dari festival di Bayern, Wali Kota Erlangen Florian Janik dan penyelenggara acara mengecam nyanyian yang dilaporkan selama festival Bergkirchweih.

Para manajer di kota tempat tempat pembuatan bir ini pun menjaga jarak dari slogan-slogan yang dilaporkan, dan menambahkan bahwa para ekstremis "tidak punya ruang untuk menyebarkan pandangan mereka." 

"Pub dan restoran kami terbuka bagi semua tamu "yang berkomitmen terhadap tatanan dasar yang bebas dan demokratis di negara kita dan yang ingin makan, minum, dan merayakan (festival) dengan riang dan damai,” kata mereka.

Penyelenggara festival dilaporkan juga memutuskan untuk berhenti memutar lagu L'amour toujours. Lagu karya DJ Italia Gigi D'Agostino pertama kali muncul pada tahun 1999, dengan judul berbahasa Prancis yang diterjemahkan secara harafiah menjadi Cinta Selamanya dan lirik berbahasa Inggrisnya bercerita tentang romansa.

ae/as (dpa, AFP)