1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Sejauh Manakah "Made in Germany" Buatan Jerman?

Julia Henrichmann | Atzas Mehdi
20 November 2021

Sejumlah perusahaan teknik kedokteran Jerman memesan bagian-bagian produk mereka dari Pakistan. Itulah kecenderungannya. Tapi masih ada pula yang melawan tren.

https://p.dw.com/p/43Fz1
Gambar menunjukkan sejumlah suntikan yang dibungkus plastik
gambar ilustrasi produksi alat kesehatanFoto: Serhat Cetinkaya/AA/picture alliance

Kota kecil Tuttlingen di Jerman Selatan punya penduduk 35.000 orang, dan perusahaan bidang teknologi medis di sana, jumlahnya lebih dari 300. Hampir setiap keluarga punya anggota yang bekerja di sektor itu, dan bukan kebetulan. 

"Musim dingin di sini panjang, malam yang gelap juga panjang. Orang perlu kesibukan, dan punya waktu untuk kreatif." Begitu ungkap Yvonne Glienke, manajer perusahaan Medical Mountains. Ia menjelaskan juga, itulah awalnya bagaimana "cluster" itu terbentuk. "Orang di sana suka mengulik," kata Yvonne Glienke, "dan ingin mengembangkan produk, dan semakin baik." 

Perusahaan Pajunk terbentuk lewat tradisi ini. 60 tahun lalu, pendirinya merintis perusahaan di garasi miliknya. Sekarang, perusahaan ini punya 400 pegawai. Perusahaan ini terutama membuat jarum hipodermik dan sistem kateter. Untuk melaksanakan tugasnya, para pekerja harus punya kepekaan khusus. Oleh sebab itu, "outsourcing" ke luar negeri tidak mungkin dilakukan.  
 
Simone Pajunk Schelling, yang jadi manajer perusahaan menjelaskan, mereka sudah beberapa kali terpikir untuk melakukan "outsourcing" sejak perusahaan dibentuk. "Tapi kami sadar, perusahaan ini punya spesialisasi tertentu, dan pekerjanya harus sangat mengerti teknik pekerjaan dan perusahaan." Jadi keterkaitan di dalam perusahaan sendiri sangat penting.

Menengok Kompetensi Peralatan Medis "Made in Germany"

"Made in Pakistan" tidak bisa punya nama

Berbeda dengan perusahaan Pajunk, perusahaan lain memesan beberapa bagian peralatan yang diproduksi di Pakistan, karena lebih murah. Artinya, label "Made in Germany" tidak berarti bahwa semua bagian dari produk dibuat di Jerman. Selain itu, sebagai akibatnya, label "Made in Pakistan" tidak bisa punya nama di pasar. 

Gohar Iqbal, manajer perusahaan Trimed di Pakistan mengungkap, sebagian besar ekspor mereka diarahkan ke Eropa dan Amerika. Mereka bekerja sebagai pedagang, atau pengembang peralatan asli untuk perusahaan-perusahaan besar dan grup-grup di kedua kawasan itu. "Jadi kita tidak bisa menggunakan label sendiri," jelas Gohar Iqbal.

Perusahaan Trimed di Pakistan adalah salah satu dari yang paling tua di kota Sialkot. Perusahaan ini berawal dari perusahaan keluarga. Sekarang mereka punya lebih dari 200 pekerja, dan terus berkembang. Bagi produsen dari Pakistan, Jerman adalah salah satu mitra paling penting. Mereka mengekspor paling banyak ke Jerman. 

Yang penting dikemukakan dalam hal ini adalah, upah pekerja di Asia jauh lebih rendah. Perusahaan Aesculap, salah satu yang paling besar di sektor teknik medis juga tahu kondisi itu. Aesculap memproduksi peralatan di 18 kota di dunia. Di Asia misalnya di India, Cina dan Malaysia. 

Pengetahuan yang dikembangkan puluhan tahun

Di kota Tuttlingen diproduksi peralatan medis yang rumit, misalnya "klip aneurisma". Alat penjepit ini sangat halus dan dilengkungkan dengan cara tertentu. Penjepit ini digunakan dalam tindakan operasi rumit di berbagai negara. Tendensinya, penggunaannya terus bertambah. Untuk membuat alat ini, orang butuh pengetahuan, yang dikembangkan di sini selama puluhan tahun.   

Tapi itu saja tidak cukup untuk bersaing. Katrin Sternberg, anggota dewan pimpinan Aesculap menekankan, mereka harus mempertahankan kompetensinya dan mengembangkan inovasi di Jerman. Dan inovasi harus bisa mereka ikuti sampai tahap produksi. "Jadi di Jerman pun kami perlu kompetensi itu. Kita perlu teknologi baru, dan maju bersama untuk meningkatkan potensi." 
 
Potensi adalah hal penting. Pasar di sektor teknik medis berkembang dengan sangat cepat di seluruh dunia. Baik Jerman maupun Pakistan punya masalah sama. 
 
"Tantangan paling besar adalah mendapat tenaga ahli serta insinyur muda," kata Simone Pajunk Schelling. Ia menjelaskan pula, di kawasan sekitar Tuttlingen di Jerman Selatan, memang ada sekolah-sekolah bagus. "Tapi kami juga punya banyak saingan. Di perusahaan lain juga ada tenaga ahli dan insinyur. Itu saingan kami." 

Jerman jadi panutan bagi negara-negara seperti Pakistan, dan tenaga ahli muda punya kesempatan bagus untuk dapat pekerjaan. Perusahaan Pajunk masih sepenuhnya memproduksi di Tuttlingen. Tapi zaman sekarang, standarnya bukan begitu lagi. (ml/yp)