1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Terorisme

Teka-teki Air Gun Pelaku Teror Mabes Polri

2 April 2021

Polisi menduga Zakiah Aini, pelaku teror di Mabes Polri, menyelipkan air gun dalam tubuhnya saat masuk ke Mabes Polri. Selain itu, surat wasiat Zakiah disebut memilki benang merah dengan surat pelaku teror di Makassar.

https://p.dw.com/p/3rWDw
Petugas kemanan berjaga di pintu masuk Mabes Polri (31/03)
Petugas kemanan berjaga di pintu masuk Mabes Polri (31/03)Foto: MARIANA/AFP/Getty Images

Polisi masih mendalami cara Zakiah Aini membawa air gun saat masuk ke Mabes Polri. Dugaan sementara, air gun itu diselipkan di salah satu bagian tubuh.

"Itu yang masih kita dalami karena tersangkanya kan ZA meninggal dunia dia ya. Dimungkinkan dia masukkan di bagian tubuhnya, entah di pinggang atau di mananya," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono, Kamis (01/40).

Dia mengatakan air gun yang diduga diselipkan Zakiah Aini di tubuhnya itu lolos dari pemeriksaan. Rusdi memastikan Polri sedang melakukan audit pengamanan markas.

"Itu kenyataan memang lolos dari penjagaan. Ini sedang diaudit masalah pengamanan kita," tutur Rusdi.

Dia menyebut Zakiah sebenarnya sudah diperiksa sesuai prosedur. Zakiah terlihat membawa map kuning saat masuk ke Mabes Polri. Map kuning itu disebut berisi amplop.

"ZA datang seakan-akan menjadi bagian masyarakat yang membutuhkan pelayanan Polri setelah masuk di bagian pintu belakang Mabes Polri dan telah dilakukan pemeriksaan. Pemeriksaan yang tentunya telah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan untuk pengamanan di markas-markas Polri, khususnya di Mabes Polri," ujar Rusdi.

Zakiah Aini sebelumnya melakukan penyerangan ke Mabes Polri pada Rabu (31/03) petang. Dia sempat melepaskan enam kali tembakan dari air gun yang dibawanya. Tak ada polisi yang terluka akibat peristiwa ini.

Zakiah kemudian ditembak mati oleh petugas. Menurut RS Polri, Zakiah terkena tembakan di jantung.

Benang merah surat wasiat Zakiah dan Lukman

Lukman (26), pelaku bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, menulis surat wasiat untuk keluarganya. Hal serupa dilakukan oleh Zakiah Aini (26), pelaku penyerangan di Mabes Polri. Menurut kaca mata ilmu grafologi, ada benang merah di antara surat wasiat yang ditulis oleh keduanya

Grafologi adalah ilmu untuk mempelajari kondisi psikologi seseorang lewat goresan tulisan tangannya. Detikcom meminta grafolog Deborah Dewi untuk menganalisis tulisan tangan Lukman dan Zakiah Aini pada surat wasiat mereka. Deborah adalah ahli grafologi yang telah memenuhi Standard Competence EC-0293 sebagai Graphologist Expert dan tervalidasi oleh Apostille The Hague Convention.

"Dari dua kejadian berentet yang sedang melanda negara kita saat ini, keduanya meninggalkan jejak yang sama, yaitu surat wasiat yang ditulis secara manual. Meskipun gaya tulisan dan pola tulisan tangan keduanya berbeda, keduanya memiliki beberapa indikator yang secara grafis berbeda tapi intepretasinya sama," kata Deborah Dewi kepada detikcom, Kamis (01/04).

Menariknya, menurut hasil analisis Deborah, jika semua indikator grafis tersebut dikumpulkan menjadi satu dan dianalisis secara komprehensif, akan terdapat perbedaan signifikan dari segi karakter pelaku maupun pemicu internal yang mendorong yang bersangkutan rela melakukan aksinya.

"Beberapa pola indikator grafis yang berbeda namun mengacu pada satu benang merah interpretasi umum yang menjadi pemicu internal di antara karakter keduanya yaitu rasa cemas, tidak mampu, dan kurang percaya diri yang membuat mereka merasa tidak aman (insecurity)," ungkapnya.

Deborah menjelaskan, secara verbal, keduanya memberikan alasan berbau spiritual saat menjalankan aksinya. Namun, berdasarkan analisis grafologi, tidak ada dorongan spiritual kuat bagi mereka untuk menjalankan 'jihad'-nya.

"Meskipun secara verbal mereka memberikan alasan yang berbau spiritual, indikator grafis di dalam sampel tulisan tangan keduanya justru tidak menunjukkan dorongan spiritual yang kuat untuk mengeksekusi 'jihad'," tuturnya.

Lebih lanjut Deborah menyebut dorongan utama Zakiah Aini adalah kemarahan atas status sosial. Sedangkan Lukman, dorongan utamanya adalah ketakutan akan masa depannya.

"Untuk Zakiah, dorongan yang utama adalah kemarahan atas status sosial (nonmaterial) yang melekat pada dirinya. Sedangkan untuk Lukman, dorongan yang utamanya adalah kemarahan dan ketakutan dalam menghadapi masa depan di kehidupannya yang akan sangat berdampak pada sang ibu," ujar Deborah. (Ed: rap/ha)

Baca selengkapnya di:DetikNews

Teka-teki Zakiah Aini Selipkan Air Gun Saat Masuk Mabes Polri

Analisis Grafologi: Ada Benang Merah Surat Wasiat Lukman dan Zakiah Aini