1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tanggap Darurat Tiga hari, Korban Gempa Bengkulu Harapkan Bantuan

Zaki Amrullah dan Ayu Purwaningsih13 September 2007

Gempa susulan yang terjadi Kamis malam di Bengkulu, dengan kekuatan 6,8 skala richter, sempat kembali membuat panik warga. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kamis malam menggelar rapat khusus dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan sejumlah menteri untuk membahas penanganan gempa Sumatera. Sejumlah kebijakan diputuskan dalam rapat ini, antara lain soal tanggap darurat.

https://p.dw.com/p/CIqS

Pemerintah menetapkan masa tanggap darurat selama tiga hari dan satu minggu untuk penanganan kerusakan akibat gempa di Propinsi Bengkulu dan Padang Sumatera Barat. Dalam rapat kabinet terbatas, di Pangkalan Udara Halim Perdana Kusumah, Kamis malam, Presiden Yudhoyono, memerintahkan para kepala daerah yang wilayahnya terkena gempa memimpin langsung jalannya tanggap darurat. Ini antara lain diperlukan untuk mengevakuasi dan memberikan pertolongan pertama bagi korban gempa. “Telah memberikan arahan arahan tertentu untuk segera dilakukan tindakan tanggap darurat, meminimalisasi jumlah korban dan tujuan tujuan lain. terutama yang mesti dilakukan jajaran pemda. Saya juga terima laporan bahwa ada kepala daerah tidak ada di tempat ketika gempa itu terjadi, sedang berdinas luar, Saya meminta supaya segera kembali ke tempatnya memimpin langsung langkah langkah tanggap darurat serta rekonstruksi dan rehabilitasi”

Presiden : Bantuan tidak harus dari pusat

Biasanya, usai terjadi bencana di suatu wilayah, pemerintah menetapkan status bencana di daerah tersebut. Misalnya, sebagai bencana nasional atau bencana daerah. Status bencana ini diperlukan untuk memudahkan mobilisasi bantuan. Namun, untuk gempa di pesisir barat pulau Sumatera kali ini, Presiden Yudhoyono sama sekali tak menyinggungnya. Presiden bahkan meminta agar bantuan logistik tidak harus didatangkan dari pusat. Ini karena menurut Presiden tingkat kerusakan yang ditimbulkan gempa kali ini tergolong kecil.

Gempa susulan masih terjadi hingga 6,8 skala richter

Sementara itu, sampai Kamis malam, sebagian besar penduduk di Bengkulu dilaporkan masih belum berani tidur di rumah dan memilih tinggal di tenda tenda, karena khawatir gempa susulan. Budi Syahroni warga Kecamatan Putri Hijau yang hingga kini bersama warga lain tinggal di luar rumah mengaku belum mendapat bantuan dari pemerintah. “Padahal ada gempa-gempa susulan hingga malam tadi.”

Mentawai terisolasi, angka korban jiwa masih mungkin bertambah

Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika Muhammad Nuh, sejauh ini, jumlah korban meninggal mencapai 10 orang, namun kemungkinan masih bertambah, mengingat, sampai malam ini, masih ada dua pulau yang terisolasi, yaitu Mentawai, Sumatera Barat dan Moko-Moko di wilayah Bengkulu. “Di Bengkulu jumlah korban meninggal 6 orang, luka berat 3, luka ringan 20 orang. Di Padang yang meninggal 4 orang, luka berat 2 orang, luka ringan 4 orang. Tapi sekali lagi yang Mentawai dan Muko Muko tadi kita belum mendapartkan perkembangan terakhir, kita belum bisa menghubungi para pejabat daerah termasuk Pak Bupati, kita belum bisa kontak. Jumlah korban tentu kemungkinanya selalu bertambah”

BMG : Imbau warga untuk tetap waspada hingga dua pekan ke depan

Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika Sri Woro Harijono meminta warga mewaspadai gempa susulan yang masih mungkin terjadi hingga dua pekan ke depan.