1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Taliban tunda ultimatum sandera Korea Selatan

28 Juli 2007

Batas waktu ultimatum, yakni tengah hari Jumat, telah lewat. Di Afghanistan, milisi Taliban memberi waktu agar utusan khusus Seoul bisa hadir dalam negosiasi pembebasan ke 22 sandera Korea Selatan.

https://p.dw.com/p/CP4Q
Demonstran Seoul menuntut pemerintah Korsel pulangkan para sandera dengan aman
Demonstran Seoul menuntut pemerintah Korsel pulangkan para sandera dengan amanFoto: AP

Penyanderaan warga Korea Selatan oleh milisi Taliban kini memasuki hari ke sepuluh. Dari 23 warga Korea yang disandera, sekarang tinggal 22 orang. Pemimpin kelompok pekerja bantuan itu, Bae Hyung-Kyu, seorang pendeta berusia 42 tahun sudah dibunuh. Rabu lalu, jenazahnya yang penuh luka tembakan ditinggalkan di tengah padang pasir oleh kaum milisi.

Kelompok Taliban menyatakan, mereka membunuhnya karena pembicaraan dengan pemerintahan Afghanistan dan pejabat-pejabat Korea Selatan tersendat-sendat. Namun kini Taliban memberi tambahan waktu.

Penundaan itu dibarengi pengulangan ancaman akan membunuh semua sandera, bila tuntutan mereka tidak dipenuhi. Juru bicara Taliban, Kari Yousouf Ahmadi mengatakan,

„Bila tuntuntan kami tidak dipenuhi, kami akan membunuh semua sandera itu. Itu adalah satu-satunya jalan. Kami harus melakukannya, karena bila pemerintah meminta perpanjangan waktu, itu hanya menunjukkan bahwa mereka tidak ingin menyelesaikan masalah ini.“

Kelompok Taliban menuntut agar delapan anggotanya yang ditahan di penjara Afghanistan dibebaskan. Selain itu penarikan 200 pasukan Korea Selatan yang tergabung dalam pasukan internasional, ISAF. Sebagai imbalan, ke 22 pekerja bantuan Korea Selatan yang menjadi tawanan Taliban itu akan dibebaskan.

Kamis malam disebutkan, utusan dari Seoul, Baek Jong Chun akan bertemu dulu dengan Presiden Afghanistan, Hamid Karsai. Meski begitu, sampai kini belum ada konfirmasi mengenai kedatangan utusan itu.

Sementara Wakil Menteri Dalam Negeri Afghanistan, Munir Mohammad Mangal mengkonfirmasi telah meminta tambahan waktu, juga karena tuntutan kelompok milisi itu berubah-ubah dan dibutuhkan waktu lebih lama untuk mempelajarinya.

Disebutkan, ada dua kelompok Taliban yang mengaku sebagai penyandera, dan tuntutan kedua kelompok itu berbeda. Kelompok yang satu menuntut pembebasan tahanan Taliban dan yang lainnya, meminta uang tebusan.

Mangal menambahkan, negosiasi akan terus dilanjutkan agar para sandera bisa dibebaskan dengan selamat. Ia katakan bahwa anggota dewan dari Propinsi Ghazni telah bertemu dengan milisi yang menculik warga Korea itu.

Tindakan Taliban menyandera para warga Korea itu menuai kritik di antara masyarakat Ghazni, Ghulam Dastagir seorang pemilik toko mengatakan:

„Orang-orang asing yang disandera oleh Taliban itu tidak bersalah. Terutama para perempuannya. Orang Afghanistan seharusnya tidak boleh menyandera perempuan. Mereka harus dibebaskan.”

Sebelumnya di televisi Amerika Serikat CBS, seorang sandera perempuan, Yo Cyun-ju, memohon bantuan agar mereka dibebaskan dan menceritakan kondisi mereka. Sesudah itu kelompok Taliban menyatakan bahwa para tawanan kini mendapatkan makanan dan air minum.

Disamping sandera Korea Selatan, kelompok Taliban juga menyandera seorang insinyur dari Jerman. Terobosan juga belum tercapai dalam kasus ini. Diperkirakan kesepakatan baru akan dicapai dalam beberapa hari mendatang.