1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tak Ada Kemajuan dalam Penyelesaian Konflik Myanmar

Detik News
5 September 2023

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi membeberkan hasil sesi retreat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN yang me-review implementasi Five-Point Consensus.

https://p.dw.com/p/4VyYN
Menteri Luar Negeri Indonesia Rento Marsudi (ke-7 dari kiri) saat foto bersama di KTT ASEAN 2023
Menteri Luar Negeri Indonesia Rento Marsudi (ke-7 dari kiri) saat foto bersama di KTT ASEAN 2023Foto: Mast Irham/AP Photo/picture alliance

Retno menyebut para pemimpin ASEAN mengapresiasi apa yang sudah dilakukan Indonesia untuk menyelesaikan konflik di Myanmar.

"Kesimpulannya, tidak ada kemajuan yang signifikan dalam implementasi five point of consensus, semua memahami situasi yang sangat pelik, complicated dan tidak mudah untuk diselesaikan, dan semua pemimpin tadi sangat mengapresiasi apa yang sudah dilakukan Indonesia," kata Retno usai sesi retreat KTT ke-43 ASEAN di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (5/9/2023).

Retno mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga menyampaikan bahwa Indonesia telah melakukan lebih dari 145 pendekatan (engagements) untuk menyelesaikan konflik di Myanmar. Retno menyebut pendekatan itu yang paling banyak dan paling intensif yang pernah dilakukan oleh ASEAN.

"Bapak Presiden tadi menyampaikan kembali bahwa dalam 9 bulan terakhir, Indonesia telah melakukan 145 engagements ini adalah engagement yang paling banyak dan paling intensif yang pernah dilakukan oleh ASEAN," ujarnya.

Jokowi Sebut Muncul Trust Antar-Stakeholder di Myanmar

Presiden Jokowi sebelumnya memimpin sesi retreat KTT ke-43 ASEAN. Jokowi mengungkapkan sesi retreat ini fokus untuk me-review implementasi Five-Point Consensus dan implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pasific.

"Saya nyatakan pertemuan sesi retreat dibuka. Ada dua isu yang menjadi fokus kali ini, yaitu review implementasi 5 poin konsensus dan implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific. Terkait implementasi lima poin konsensus, saya ingin mengingatkan bahwa Five-Point Consensus adalah upaya kolektif ASEAN sebagai keluarga yang telah disepakati para pemimpin ASEAN di Jakarta pada 24 April 2021. Dan Five-Point Consensus akan tetap menjadi pedoman utama ASEAN," kata Jokowi saat membuka sesi retreat KTT ASEAN ke-43, di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (5/9).

"Indonesia telah melakukan engagement secara sangat intensif, lebih dari 145 engagement dengan 70 stakeholder dan telah dilakukan dalam 9 bulan," ungkap dia.

Saat ini, jelas Jokowi, sudah mulai muncul rasa percaya antara satu stakeholders dengan stakeholders yang lain di Myanmar, kecuali dengan junta militer. Karena itu, menurutnya ini adalah saatnya ASEAN terus mendorong dilakukannya inclusive national dialog sebagai kunci penyelesaian krisis politik yang Myanmar-owned dan Myanmar-led. 

"Dan Indonesia melihat sudah mulai muncul trust antara satu stakeholder dengan yang lain, kecuali dengan junta militer. Inilah saatnya ASEAN terus mendorong dilakukannya inclusive national dialog sebagai kunci penyelesaian krisis politik yang Myanmar-owned dan Myanmar-led," papar Jokowi.

Jokowi mengungkapkan bantuan kemanusiaan ASEAN untuk Myanmar juga masih terus dilakukan melalui AHA Center. Namun menurut dia proses yang dilakukan memang masih sangat panjang.

Sementara, terkait kerja sama Indo-Pasifik, Jokowi berharap implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pasific terus dilakukan. Sebab, hal tersebut disebutnya telah menarik banyak minat dari kalangan pemerintah maupun swasta. (yf)

Baca artikel selengkapnya di Detik News

Menlu Retno: Tak Ada Kemajuan Signifikan Implementasi Five Point of Consensus