1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tajuk : Merkel Tolak Misi Militer Jerman di Afganistan Selatan

Golte, Sibylle12 Maret 2008

Laporan PBB menunjukkan bahawa aksi kekerasan di Afganistan terus bertambah. Alasan ini yang membuat Sekjen NATO Jaap de Hoop Scheffer menuntut keterlibatan militer Jerman dalam misi di Afganistan Selatan.

https://p.dw.com/p/DNUo
Kanselir Angela Merkel saat mengunjungi tentara Jerman di AfganistanFoto: AP

Saat ini tidak ada yang mau bertukar peran dengan Angela Merkel di NATO. Setiap saat ia bertemu dengan pejabat tinggi NATO, ia selalu dikonfrontasi dengan tuntutan agar militer Jerman turut bertempur di Afganistan Selatan. NATO menganggapnya sebagai keinginan yang masuk akal. Sekjen NATO Jaap de Hoop Scheffer Selasa (11/03) berada Berlin dan kembali mengungkit hal tersebut. Menurut de Hoop Scheffer, tidak mungkin sebuah negara bertempur untuk NATO, sementara yang lainnya hanya bersedia turun jika diperlukan saja.

Di sisi lain, Angela Merkel tahu persis, bahwa tidak cukup mayoritas dalam parlemen Jerman yang akan mendukung keputusan pengiriman militer Jerman ke Afganistan Selatan. Lagipula ada alasan lain yang bisa dimengerti. Sebagian besar masyarakat Jerman menolak misi semacam itu. Semakin buruk berita yang datang dari Afghanistan, semakin lantang suara penolakan. Siapa yang menolak habis-habisan misi militer Jerman ke Afganistan, seperti Partai Kiri, bisa dipastikan akan meraih simpati dalam pemilihan parlemen 2009.

Angela Merkel benar, jika ia lebih mendukung kerjasama dalam bidang bantuan sipil dan perlindungan militer. Dengan ini ia tidak hanya memperoleh persetujuan dari parlemennya sendiri. Hanya dengan cara ini-lah Taliban bisa diperangi untuk jangka panjang. Tetapi juga dapat dimengerti, jika mitra NATO yang lain tidak ingin menanggung sendiri wilayah yang beresiko. Di negara-negara tersebut persetujuan untuk misi ke Afganistan juga mulai goyang.

Dilema yang klasik. Apa pun keputusan Merkel, hasilnya pasti tidak menyenangkan. Misi militer Jerman ke wilayah selatan, saat ini tidak memperoleh dukungan dari parlemen. Di pihak lain, tekanan dari mitra NATO semakin kuat. Dalam rapat pimpinan tentara Jerman di Berlin, perdebatan tentang peran Jerman juga ditangguhkan. Paling lambat pada KTT NATO di Bukarest tiga minggu mendatang, tema ini akan kembali diangkat.

Diskusi ini disulut oleh laporan terbaru PBB. Tahun 2007, kekerasan di Afganistan meningkat secara drastis. Angka yang tercatat adalah yang tertinggi semenjak dimulainya invasi Amerika Serikat tujuh tahun yang lalu. Pembagian tugas sekutu NATO hanyalah sebagian dari keseluruhan masalah yang ada. Dan yang lebih menarik lagi, strategi yang selama ini diluncurkan, tidak mencapai hasil yang diinginkan.

Kebebasan Jerman juga dibela di Hindukush. Demikian slogan mantan Menteri Pertahanan Jerman Peter Struck. Sementara itu ada satu masalah lagi. Misi Afganistan akan juga menunjukkan seberapakah kemampuan sekutu militer terkuat di dunia ini dalam berunding. Saling menuduh dan membenarkan pihak yang lain tidak menggantikan strategi apa pun.

Bagaimana pun juga, masih ada pemerintah Afganistan. Baru minggu lalu, Menteri Luar Negeri Spanta untuk kesekian kalinya menuntut 'Afghanisasi' pembangunan di negaranya. KTT NATO berikutnya akan menawarkan kesempatan untuk merundingkan tuntutan ini dalam konteks strategi keseluruhan yang lebih baik. Sebaiknya, secepat mungkin. Kini sudah musim semi di Afganistan, musim yang biasanya digunakan kelompok Taliban untuk melancarkan serangan. (vl)