1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tajuk: Hillary Clinton - Mundur atau Maju Terus?

Christina Bergmann24 April 2008

Di Pennsylvania, Hillary Clinton meraih 55% suara. Dengan kemenangan yang berkisar pada 10 poin, sebetulnya ia layak maju terus.

https://p.dw.com/p/Do7g
Clinton rayakan kemenangannya di PennsylvaniaFoto: AP

Persaingan untuk nominasi kandidat presiden Demokrat masih ketat. Sampai kini, Barack Obama memimpin dalam jumlah delegasi yang menyokongnya, dan hal itu tidak berubah dengan kemenangan Hillary Clinton di Pennsylvania. Diperkirakan bahkan sampai akhir pemilihan awal ini, Clinton tidak akan dapat mengejar perbedaan tersebut. Ini bukan berarti, bahwa ia harus berhenti berkampanye, kecuali bila kehabisan dana.

Namun untuk mundur karena peluang yang terbuka itu tipis, betul-betul bukan tradisi Amerika Serikat. Di sini yang diperhitungkan bukannya siapa yang menang, tetapi siapa yang siap bertahan sampai detik terakhir. Dan proses panjang inipun ada sisi baiknya. Di berbagai negara bagian, banyak orang yang mendadak sadar bahwa suara mereka turut menentukan. Para pemilih inipun merespon kenyataan itu dengan partisipasi pemilu yang kuat.

Kini para demokrat harus bisa mempertahankan pemilih-pemilih baru ini serta pendukung kedua kandidat ini sampai bulan November. Terutama karena kemenangan partai Demokrat yang berhadapan dengan partai Republik pada saat itu, bukanlah suatu hal yang pasti. Siapapun yang memenangkan nominasi kandidat presiden Demokrat di bulan Agustus mendatang, juga harus dapat menggerakkan pendukung mantan saingannya.

Padahal kemungkinan besar, mereka tak bersedia memberikan suaranya, merasa tertipu karena kandidat pilihan mereka dipaksa mengalah. Atau para delegasi khusus Demokrat nantinya menjatuhkan kandidat mereka. Karena aturan mainnya mendadak diubah di tengah jalan dan delegasi dari Florida dan Michigan yang sebelumnya tak boleh memberikan suara, kini diperbolehkan. Karena kemenangan di negara bagian lebih berarti daripada kemenangan lainnya. Karena itu jumlah suara pemilih menentukan hasil akhir.

Juga cara-cara yang tidak fair dari kampanye kedua kandidat ini semakin disoroti. Tim kampanye kubu Obama mempertimbangkan apakah perlu lebih banyak kampanye negatif, setelah terbukti strategi yang digunakan kubu Clinton berhasil. Di pihak lain, dengan mengikuti jejak ini, karisma Obama semakin luntur. Pada dasarnya Obama memiliki begitu banyak pendukung karena ia berbeda dengan politisi-politisi lainnya, karena ia tidak bersedia menggunakan segala cara untuk menang. Karena ia menampilkan citra yang fair. Dan itu seharusnya tidak diubah.

Sementara Hillary Clinton perlu memiliki kampanye yang lebih berbobot, bukan dengan membangun ketakutan masyarakat melalui foto-foto Osama bin Laden yang dipajang dalam iklannya. Bila ia kerap menegaskan bahwa John McCain lebih kompeten dari Barack Obama, inipun nantinya akan menjadi masalah bulan November nanti. Bila Clinton ingin menampilkan kemampuannya untuk menandingi McCain, maka ia perlu citra sebagai pejuang yang tangguh dan dapat dipercaya. Seseorang yang dapat mengatakan kepada pendukungnya agar memilih kandidat Demokrat, juga bila itu bukan dirinya.

Sampai kini belum ada pertanda, bahwa Clinton akan melakukan hal ini. Sebaliknya, kemenangan di Pennsylvania hanya akan mendorong strateginya untuk terus mencecar Obama. Tapi dengan begitu, ia mengambil resiko untuk menjerumuskan kubu Demokrat dalam kekalahan pada pemilihanpPresiden Amerika Serikat bulan November nanti.