1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Obama Europa

Daniel Scheschkewitz31 Maret 2009

Kunjungan Presiden Barack Obama untuk pertama kalinya ke Eropa bertepatan dengan KTT G-20 di London, yang dimulai 1 April. Dulu Obama menyebabkan eforia di Eropa. Kini eforia beralih menjadi kesadaran akan kenyataan.

https://p.dw.com/p/HNU0
Foto: DW

Beberapa hari belakangan ini, bisa diamati betapa cepatnya eforia di dunia politik Eropa surut dan digantikan oleh kesadaran sepenuhnya akan kenyataan. Setelah terpilih menjadi presiden AS, Barack Obama disambut dan dirayakan ibaratnya mesias baru. Ini disertai harapan yang membumbung tinggi akan kemampuan Obama.

Kini, menjelang KTT G-20 di London dan mengingat dunia semakin tertarik ke jurang krisis keuangan dan ekonomi, tiba-tiba sikap skeptis dan menahan diri meluas di Eropa. Apakah Obama dapat memenuhi harapan dunia? Atau dirinya lebih menjadi bukti ketidaksanggupan sosok politik yang karismatis dalam jeratan dunia yang saling berkaitan?

Tidak Punya Harapan

Pasar bursa sudah tidak menggantungkan harapan lagi pada KTT G-20. Sementara Eropa dan AS masih butuh waktu lama untuk menciptakan peraturan bagi pasar uang internasional. Industri otomotif Eropa yang terancam eksistensinya hanya bisa menatap, bagaimana pemerintahan Obama menarik kembali cek untuk penyelamatan tanpa syarat perusahaan Chrysler dan General Motors, dan semakin terjerumus ke dalam krisis.

Sejumlah pemimpin pemerintahan Eropa, seperti Perdana Menteri Ceko Mirek Topolanek yang digulingkan, sudah berprasangka buruk, bahwa AS akan menjerumuskan dunia ke kehancuran dengan berbagai kiatnya untuk memerangi krisis global. Pemerintah di Paris dan Berlin juga tidak menanggapi Obama, ketika ia menuntut Eropa meluncurkan paket konjunktur baru untuk menghidupkan kembali perekonomian.

Rupanya kepercayaan Amerika akan kemampuan mata uang Dolar tidak pudar, dan kesediaan generasi mendatangnya untuk memikul beban utang yang berjumlah triliunan lebih besar daripada di Eropa. Di lain pihak, bagi pemerintah AS kesediaan untuk mengontrol dan memperketat pasar uang tampaknya lebih merupakan kata-kata di bibir saja, daripada niat yang nyata.

Berhasil di Luar Negeri

Pada saat bersamaan, terutama keberhasilan Obama dalam bidang politik luar negeri sangat besar. Dalam beberapa pekan sejak menjadi presiden, ia telah melaksanakan kebijakan Guantanamo yang bertentangan dengan pendahulunya. Ia juga menawarkan pembicaraan langsung dengan Teheran dan mencabut blokade dalam dialog NATO-Rusia.

Obama juga menjalankan strategi Afghanistan yang pantas disambut baik, karena mengakhiri pandangan keliru bahwa hanya dengan kekuatan militer perang di negara itu dapat diakhiri. Itu semua sudah lebih dari apa yang berani diharapkan Eropa hingga beberapa bulan terakhir ini.

Perlu Akal Sehat

Oleh sebab itu berkaitan dengan lawatan Obama ke Eropa, ada baiknya jika setiap pihak bersikap bijaksana dan optimis sesuai kenyataan. Dengan diplomasi yang tenang sudah jelas lebih banyak yang bisa dicapai daripada dengan aksi-aksi serabutan, yang juga tidak akan mengembalikan kepercayaan pada pasar uang untuk waktu lama. Pengaturan keuangan global tidak bisa diciptakan dalam semalam.

Saat dunia menghadapi krisis aktual yang sangat berat, memang kerinduan yang tidak rasional akan adanya pemimpin dunia bisa dimengerti. Tetapi yang dapat benar-benar menolong hanyalah akal sehat. (ml)