1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tajuk: Evaluasi Kunjungan Kanselir Merkel ke Aljazair

Walter Langlott, (HR)18 Juli 2008

Lawatan kanselir Jerman Angela Merkel ke Aljazair dengan didampingi sebuah delegasi ekonomi telah usai.

https://p.dw.com/p/Eefz
Mesjid yang akan dibangun perusahaan-perusahaan Jerman di Aljir.Foto: AP

Kunjungan Angela Merkel ke Afrika Utara seharusnya sudah lama dilakukan, tetapi sekarang pun belum terlalu terlambat. Setidaknya itulah kesan yang diperoleh. Sebab Aljazair benar-benar memberikan sambutan yang sangat ramah. Ada tembakan kehormatan, Presiden Abdelaziz Bouteflika menyambut sendiri kedatangan Merkel. Begitu pula seluruh jajaran pemerintahan hadir di bandar udara untuk menghormatinya. Itu sebenarnya hanya dilakukan untuk menyambut tamu negara yang istimewa.

Tetapi pembicaraan-pembicaraan Kanselir Merkel membenarkan adanya harapan besar dari Aljazair. Dalam dua kali pertemuan dengan Merkel, Presiden Bouteflika mengisyaratkan dukungan besarnya bagi peningkatan hubungan ekonomi dan politik antara Jerman dan Aljazair. Sebab, seperti terdengar dari kalangan pemerintahan Aljazair, Jerman bukan hanya meminati sumber gas Aljazair, seperti yang dilakukan negara-negara lainnya, melainkan menawarkan pula 'knowhow' yang penting di bidang energi terbarukan.

Karena negara-negara Arab sangat mementingkan simbolik, maka penandatanganan pembangunan mesjid terbesar kedua di dunia mendapat perhatian besar. Dengan disaksikan oleh Presiden Bouteflika dan Kanselir Merkel, perusahaan-perusahaan Jerman menerima 'order' untuk mewujudkan bangunan bergengsi bernilai milyaran itu. Demikian pula wakil-wakil perekonomian Jerman yang mendampingi Merkel melihat pertanda jelas adanya peluang untuk berbisnis di Aljazair.

Sejauh itu lawatan Merkel dapat dinilai menguntungkan. Tetapi, juga dibicarakan adanya kemungkinan, bahwa birokrasi di Aljazair masih dapat jadi faktor perintang. Banyak pengusaha yang melakukan investasi di Aljazair sesudah kunjungan kanselir Jerman ketika itu, Gerhard Schröder, di tahun 2004, kini telah kembali meninggalkan negara itu karena ruimitnya birokrasi di sana. Angela Merkel membahas masalah ini dengan gayanya sendiri. Ramah tetapi terus terang dan tegas. Selain itu, atas permintaannya sendiri, ia juga bertemu dengan beberapa perempuan yang sukses di bidang ekonomi, media dan kebudayaan, dan cukup lama membahas berbagai kekurangan dalam proses pembaruan di Aljazair.

Dalam perjalanan pulang Merkel mengemukakan, ini merupakan lawatan penting yang membuka pintu. Memang baru ada sejumlah pernyataan niat timbal balik, karena sebenarnya tidak ada perjanjian yang ditandatangani. Penandatanganan pembangunan mesjid yang sama sekali tidak diperhitungkan oleh perusahaan-perusahaan yang bersangkutan kemungkinan hanyalah hadiah ulang tahun berskala besar. Sebab di Aljir Kanselir Merkel merayakan hari ulang tahunnya yang ke 54.

Hadiah berikutnya juga datang tanpa diduga. Sebab penerbangan kembali ke Berlin terancam batal karena pesawat terbang pemerintah Jerman yang sudah tua itu menderita kerusakan. Oleh sebab itu Merkel dan delegasinya kembali ke Berlin berkat Tuhan dan Bouteflika, dengan pesawat Airbus yang lebih modern milik perusahaan 'Air Algerie'. (dgl)