1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Suriah Terancam Perang Sipil

6 Februari 2012

Kemenangan Suriah untuk menghindarikan diri dari resolusi PBB diianggap hanya akan menyeret konflik internal ke dalam perang sipil yang sesungguhnya.

https://p.dw.com/p/13xlR
Demonstrasi di Kairo, Mesir, mengecam Presiden Suriah AssadFoto: AP

Dengan gagalnya diplomasi tunggal Resolusi PBB untuk Suriah, maka panggung internasional kini dipersiapkan untuk melakukan isolasi diplomasi lebih mendalam terhadap Suriah dan kemungkinan akan ada pengaliran dana dan senjata bagi para pemberontak Suriah. Demikian dikatakan kalangan pengamat.

Syrien Gewalt Demonstration
Demonstrasi di SuriahFoto: REUTERS

Ancaman Perang Saudara

Kolumnis harian Libanon an Nahar, Nabil Boumonsef mengungkapkan, efek terburuk dari veto Rusia dan Cina atas resolusi ini adalah semakin membaranya perang sipil. Hal senada disampaikan pula oleh International Crisis Group. Sementara dalam konferensi pers di ibukota Bulgaria, Sofia, menteri luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton menyebutkan, “Apa yang baru saja terjadi di PBB merupakan sebuah hal yang memalukan. Cina dan Rusia menolak membantu rencana Liga Arab yang memikul tanggung jawab penuh atas kebrutalan rezim Damaskus.”

Sabtu (04/02) lalu, Rusia dan Cina menjatuhkan veto terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB, yang ditujukan untuk mendukung usulan Liga Arab, guna mengakhiri pertumpahan darah yang telah 11 bulan terakhir ini membanjiri Suriah. Usulan yang diajukan berupa desakan agar Presiden Bashar al Assad menarik mundur tentaranya dari kota-kota dan membuka jalan bagi dimulainya transisi politik. Kegagalan pencapaian resolusi terjadi sehari setelah pihak oposisi melaporkan bahwa pasukan Assad membunuh lebih dari 200 orang di kota Homs. Hal itu semakin mendorong niat negara-negara barat untuk meningkatkan tekanan pada Assad, sampai ia mundur dari jabatannya.

UN Sicherheitsrat Sitzung zu Syrien
Dubes Suriah Bashar Jaafari berbicara dengan dubes Cina Li BaodongFoto: Reuters

Cina Dukung Dalih Rusia

Rusia, yang menjual senjata ke Suriah dan mempertahankan pangkalan militernya di pesisir negara itu, berkilah bahwa bila pemerintahan di Moskow menyetujui resolusi tersebut, itu artinya mengipasi konflik atas kegagalannya dalam mengecam pihak oposisi, yang menurutnya juga punya andil dalam pertumpahan darah di Suriah. Setelah angka korban tewas mencapai di atas 5000 orang, PBB kesulitan dalam melanjutkan penghitungan jumlah korban.

Cina, yang juga bersama-sama Rusia memblokir resolusi PBB membela diri atas keputusannya. Menteri Luar Negeri Cina Liu Weimin mengatakan,posisi Cina ditujukan bagi kepentingan Suriah dan rakyatnya. Tujuan Cina dalam, menolak resolusi ini adalah untuk membebaskan warga dari peperangan atau memperkeruh isu, tandas Liu Weimin. Dalam komentarnya di harian People's Daily, Liu menambahkan, situasi di Suriah saaat ini sangat rumit. Cina tidak ingin menebar benih-benih baru bencana, dengan berpihak ke satu sisi.

Homs Membara

Sementara itu di Suriah, hari Senin (06/02), sedikitnya 17 orang tewas ketika pasukan keamanan menyerbu kota Homs dengan menggunakan roket dan mortir. Pihak oposisi Syrian National Council mengungkapkan, sebelum dilakukannya serangan, pasukan Assad mengelilingi kota dengan tank. namun di lain pihak, pemerintah juga balik emnuduh teroris bersenjata di balik kekisruhan di Homs.

Syrien Gewalt Homs
Pemberontak menjaga kawasan Homs.Foto: AP

Oposisi menyerukan agar masyarakat internasional mengambil tindakan sesegera mungkin untuk menghindari pembantaian baru. Seorang aktivis di Homs Omar Shaker menceritakan, situasi di Homs sangat mengerikan, bunyi ledakan terdengar dimana-mana. Sejumlah orang menjadi martir dalam pertemupuran ini, tambahnya. Tidak ada lagi tempat untuk bersembunyi dari serbuan tentara. Sementara itu, pasokan obat-obatan sangat menipis. Orang-orang yang terluka diobati seadanya.

Sebuah ledakan menghancurkan pipa minyak di kilang utama kota Homs, tepatnya di distrik Bab Amro. Di atas lokasi kejadian, asap membumbung tinggi. Dalam beberapa bulan terakhir, sudah beberapa pipa minyak mengalami kerusakan.akibat ledakan. Baik pihak otoritas maupun oposisi, saling tuding atas terjadinya ledakan-ledakan itu.

rtr/dw/afp/AP/DK