1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Supir Taksi atau Pendukung Teror?

21 Juli 2008

Pengadilan terhadap pengemudi taksi Osama bin Laden membuka proses pengadilan Guantanamo, Senin 21 Juli 2008. Siapakah Salim Hamdan?

https://p.dw.com/p/EgQc
Gedung tempat pemeriksaan dilakukan.Foto: AP

Ada dua versi mengenai masa lalu Salim Achmad Hamdan, yang kini berusia 37 tahun. Pertama, seorang pengemudi yang mengantar Osama bin Laden dari A ke B, karena dia butuh uang. Itu adalah versi pria kelahiran Yaman itu sendiri. Kedua, dia adalah pengemudi, orang kepercayaan dan pengawal pemimpin Al Qaida. Telah melewati masa di kamp pelatihan teror, mengangkut senjata, membantu bin Laden melarikan diri. Artinya bersalah membantu terorisme. Itu adalah bunyi tuduhan terhadapnya.

November 2001 Salim Hamdan ditangkap di Afghanistan, dan merupakan tahanan pertama di Guantanamo. Mulai kemarin, hakim militer Keith Allred akan membuktikan keterlibatan Hamdan dalam terorisme. Nama bekas supir bin Laden itu mulai dikenal tahun 2006. Dalam perkara yang disebut sebagai "Hamdan vs. Rumsfeld", yaitu menteri pertahanan AS dulu, para pembela hukumnya mengajukan gugatan pada mahkamah agung AS. Terutama dipertanyakan apakah dalam apa yang disebut sebagai 'perang melawan terorisme', pengadilan militer, ciptaan presiden AS tidak dapat digantikan dengan pengadilan sipil.

Pertengahan tahun 2006 Stephen Breyer, salah seorang dari 9 hakim agung AS merangkum alasan-alasan yang ada:

"Kalian menginginkan mahkamah penjahat perang? Tetapi, pertama, ini bukan perang, bukan perang biasa. Kedua, tidak bisa dikatakan ada kejahatan perang, sesuai dengan definisinya menurut hukum internasional. Ketiga, ini bukan mahkamah penjahat perang, karena tidak ada keadaan darurat, tidak ada arena peperangan. Pengadilan sipil bisa berfungsi dan tidak ada komandan perang yang membentuk mahkamah, tidak ada persamaan dengan situasi dalam sejarah."

Mahkamah militer di Guantanamo tidak sesuai dengan konstitusi, demikian keputusan para hakim tahun 2006. Pemerintahan Bush kemudian membuat UU yang disetujui Kongres dan memungkinkan kembali pembentukan mahkamah istimewa. Tetapi beberapa minggu lalu mahkamah agung kembali mengeluarkan keputusan, bahwa siapa saja dari ke-270 tahanan di Guantanamo, berhak untuk mempertanyakan soal penahanan terhadap dirinya pada sebuah pengadilan sipil. Hal mana kembali dinilai keliru oleh Presiden Bush. Bersama dengan Kongres akan dicari jalan keluar. Kata Bush selanjutnya:

"Ada pilihan, kita pulangkan tahanan itu atau kita hadapkan mereka ke pengadilan. Tetapi kita harus selidiki apa yang mungkin dilakukan terkait keputusan terbaru Mahkamah Agung itu."

Kamis lalu (17/07) para pengacara Hamdan berupaya menangguhkan dilangsungkannya perkara, tetapi mereka gagal. Seorang hakim federal di Washington mengatakan, Hamdan dapat tetap menggugat penahanan terhadap dirinya setelah perkara dituntaskan.

Perkara pengadilan terhadap Salim Hamdan dilakukan di 'Camp Justice' - kamp keadilan, yang khusus dibentuk. Dari sudut pandang pembela, pengadilan akan menggunakan pula barang-barang bukti yang tidak dapat dibenarkan. Misalnya saja pengakuan yang diperoleh lewat 'operation sandmann', yaitu dimana Hamdan terus menerus tidak diperkenankan tidur selama 50 hari. Itu terjadi tahun 2003. Menurut peraturan yang berlaku, pengakuan yang dibuat ketika itu, boleh digunakan di pengadilan militer.

Sebagai bukti tandingan, pembela Hamdan akan mengajukan tersangka teroris kelas tinggi Al Qaida sebagai saksi. Di antaranya yang disebut sebagai perancang serangan 11 September 2001, Khalid Syekh Mohammad, yang tahun ini juga akan diajukan ke pengadilan.

'AS vs. Hamdan'. Perkara pengadilan pertama dalam sejarah kamp tahanan di Guantanamo, Kuba kemungkinan akan berlangsung selama sebulan. (dgl)