1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Suhartoyo Dilantik Jadi Ketua MK Pekan Depan

Detik News
9 November 2023

Suhartoyo terpilih sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) menggantikan Anwar Usman. Pelantikan Suhartoyo sebagai Ketua MK yang baru digelar pada Senin, 13 November 2023.

https://p.dw.com/p/4Yb9m
Sidang Mahkamah Konstitusi yang picu pemecatan ketua MK Anwar Usman
Ilustrasi: Sidang Mahkamah Konstitusi yang picu pemecatan ketua MK Anwar UsmanFoto: Rifkianto Nugroho/detikcom

Hal itu disampaikan Wakil Ketua MK Saldi Isra sebagai hasil Rapat Pleno Hakim yang dilakukan para hakim MK pagi ini. Pengambilan sumpah, kata Saldi, akan dilangsungkan di Ruang Sidang Pleno lantai 2 gedung I MK.

"Menyepakati bahwa ketua Mahkamah Konstitusi terpilih adalah Yang Mulia Bapak Dr Suhartoyo dan insyaAllah hari Senin akan diambil sumpahnya di ruangan ini," ucap Saldi dalam jumpa pers, Kamis (9/11/2023) siang.

"Mengucapkan sumpah di ruangan ini, dan artinya mulai hari Senin komposisi kepengurusan Mahkamah Konstitusi akan terpenuhi seperti biasa," pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, Suhartoyo terpilih sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi menggantikan Anwar Usman yang dicopot dari jabatannya setelah dinyatakan melakukan pelanggaran kode etik berat oleh Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK). Pemilihan dilakukan secara musyawarah mufakat dalam Rapat Pleno Hakim (RPH).

Rapat Pleno Hakim dipimpin oleh Wakil Ketua MK, Saldi Isra. Saldi mengatakan dalam RPH itu muncul dua nama yang bersedia sebagai Ketua MK.

"Pertemuan tadi memunculkan dua nama. Nama yang muncul itu adalah satu, Saldi Isra. Yang kedua, Bapak Dr Suhartoyo." ucap Saldi usai RPH.

Selepas itu, para hakim MK memberi kesempatan kepada Saldi dan Suhartoyo untuk berefleksi perihal kesiapan membawa MK. Hingga akhirnya nama Suhartoyo disepakati untuk menjadi pemimpin MK ke depannya.

"Akhirnya kami berdua sampai pada keputusan yang disepakati untuk menjadi ketua MK ke depan adalah Bapak Dr Suhartoyo. Dan saya tetap menjalankan tugas sebagai wakil ketua," imbuh Saldi.

Anwar Usman Dicopot dari Jabatan Ketua MK

Sebagaimana diketahui, Anwar Usman dicopot dari jabatan Ketua Mahkamah Konstitusi setelah dinyatakan melakukan pelanggaran kode etik berat oleh Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK).

Anwar Usman dicopot dari jabatannya setelah MKMK membacakan putusan nomor 2/MKMK/L/11/2023. Putusan itu terkait dugaan pelanggaran etik hakim Mahkamah Konstitusi (MK) dengan terlapor Ketua MK Anwar Usman.

"Hakim terlapor terbukti melakukan pelanggaran berat. Sanksi pemberhentian dari jabatan Ketua Mahkamah Konstitusi kepada hakim terlapor," kata Ketua MKMK Jimly Asshiddiqie membacakan putusan.

Buntut pelanggaran itu, Anwar tak boleh mencalonkan diri atau dicalonkan sebagai pimpinan MK sampai masa jabatannya sebagai hakim konstitusi berakhir.

"Hakim terlapor tidak berhak untuk mencalonkan diri atau dicalonkan sebagai pimpinan mahkamah konstitusi sampai jabatan hakim terlapor sebagai hakim konstitusi berakhir," ucap Jimly.

Putusan ini terkait laporan dari Denny Indrayana, PEREKAT Nusantara, TPDI, TAPP, Perhimpunan Pemuda Madani, PBHI, Tim Advokasi Peduli Hukum Indonesia, LBH Barisan Relawan Jalan Perubahan, para guru besar dan pengajar hukum yang tergabung dalam Constitutional Administrative Law Society (CALS), Advokat Pengawal Konstitusi, LBH Yusuf, Zico Leonardo Djagardo Simanjuntak, KIPP, Tumpak Nainggolan, BEM Unusia, Alamsyah Hanafiah, dan PADI.

MKMK mengawali pembacaan dengan menjelaskan soal putusan MK yang bersifat final dan mengikat. MKMK berpendirian menolak atau sekurang-kurangnya tidak mempertimbangkan permintaan pelapor untuk melakukan penilaian, membatalkan, koreksi ataupun meninjau kembali putusan MK nomor 90/PUU-XXI/2023 yang mengubah syarat usia capres-cawapres. Putusan itu diketahui membuat warga negara Indonesia yang di bawah 40 tahun bisa menjadi capres atau cawapres asal pernah/sedang menduduki jabatan yang dipilih dalam Pemilu 2024.

Baca artikelDetikNews

SelengkapnyaSuhartoyo Dilantik Jadi Ketua MK Pekan Depan