1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Riset Air Limbah Temukan 18 Zat Psikoaktif Baru

Richard Connor
1 Mei 2023

Studi teranyar tunjukkan adanya zat psikoaktif baru yang digunakan secara luas di seluruh dunia. Ilmuwan meyakini klompok kriminal merekayasa struktur kimia obat-obatan terlarang agar lolos jerat hukum.

https://p.dw.com/p/4Qjxr
Simbol Laboratorium Bioteknologi
Tim mengumpulkan sampel air limbah selama tiga tahun dan hasilnya mencengangkanFoto: wolfilser/Zoonar/picture alliance

Tim ilmuwan Australia dalam penelitian terbaru menemukan bahan kimia psikoaktif baru dalam air limbah dari 16 negara. Unsur kimia tersebut disebutkan memiliki efek yang mirip dengan obat-obatan terlarang.

Zat kimia tersebut merupakan narkoba yang direkayasa meniru efek obat ilegal yang sudah ada. Ini salah satu cara untuk menghindari batasan hukum di banyak negara, terkait dengan penggunaan zat dan komposisi bahan kimia tertentu.

Apa yang ditemukan?

Tim yang dipimpin oleh ilmuwan dari Universitas Queensland, menganalisis sampel di 47 kota di Eropa, Amerika Serikat, Kanada, Selandia Baru, Australia, Cina, Brasil, dan Korea Selatan, dalam tiga periode Tahun Baru berturut-turut dari tahun 2019 hingga 2022 lalu.

Peneliti mendeteksi 18 kandungan zat baru yang mirip dengan obat-obatan terlarang, namun memiliki sedikit perubahan pada struktur kimianya.

"Zat-zat ini disintesis untuk menggantikan substansi yang dilarang, dalam artian unsur ini memiliki struktur molekul yang sedikit berbeda untuk lolos dari jerat hukum," kata Dr. Richard Bade salah seorang ilmuwan yang melakukan penelitian itu.

"Zat-zat baru ini diproduksi dalam jumlah yang lebih kecil daripada obat-obatan terlarang pada umumnya, sehingga menyulitkan penegak hukum untuk mengontrol peredarannya," tambahnya.

Apa jenis zat baru tersebut?

Penelitian itu juga menunjukkan apa yang disebut sebagai zat psikoaktif baru (NPS) itu telah digunakan di seluruh dunia, tetapi juga mengungkap adanya kecenderungan tren pada kawasan regional yang lebih signifikan.

Katinon sintetis yang secara kimiawi mirip dengan stimulan katinon yang ditemukan pada tanaman khat, adalah zat NPS yang paling banyak ditemukan. Salah satu bahan kimia tersebut adalah 3-methylmethcathinone, yang ditemukan dengan kadar yang cukup tinggi di Eropa, terutama di Spanyol dan Slovakia.

Bahan kimia tersebut hanya ditemukan di Eropa pada tahun pertama riset, tetapi kemudian menyebar ke Amerika Utara hingga Oseania. Selain itu, zat lainnya yang juga menonjol adalah fenetilamina, yakni zat yang memiliki efek serupa dengan amfetamin, dan benzodiazepin hasil rekayasa.

Tim peneliti ini juga menemukan tujuh zat psikoaktif baru lainnya di Australia, salah satunya mephedrone, ethylone, dan eutylone, di mana semua zat tersebut memiliki efek yang mirip dengan ekstasi atau kokain.

Di Amerika Serikat, obat penghilang rasa sakit berbasis unsur nabati, mitragynine juga ditemukan dalam kadar yang cukup tinggi. Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS FDA juga telah berulang kali memperingatkan bahaya tanaman kratom, namun hingga kini penggunaan mitragynine belum diatur regulasi tingkat federal. (kp/as)