1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Steinmeier: Sanksi Terhadap Myanmar Akan Ditingkatkan

26 September 2007

Aparat keamanan di Yangun, Myanmar hari Rabu kemarin menggunakan gas air mata, alat pentungan dan tembakan ke udara untuk membubarkan para biksu dan demonstran lainnya yang melancarkan aksi protes terhadap rejim militer di negara itu.

https://p.dw.com/p/CIq9
Para biksu unjuk rasa
Para biksu unjuk rasaFoto: AP

Menurut laporan media, sekurangnya lima tewas dan sejumlah cedera. Komunitas internasional mengamati peristiwa itu dengan penuh kekhawatiran. Rabu malam waktu setempat. Dewan Keamanan PBB di New York mengadakan sidang darurat mengenai situasi di Myanmar. Berikut ini laporan tentang reaksi internasional terhadap krisis di Myanmar:

Kanselir Jerman Angela Merkel menyerukan di Berlin agar penguasa Myanmar tidak melakukan tindak kekerasan terhadap para demonstran dan membuka jalan untuk perbaikan demokrasi.

Uni Eropa dan Amerika Serikat akan membicarakan sanksi selanjutnya terhadap Myanmar. Dalam pernyataan bersama UE dan AS menuntut junta militer untuk tidak menggunakan kekerasan dan bersedia melakukan perundingan.

Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier mengatakan di sela-sela sidang umum PBB di New York Rabu kemarin, bahwa komunitas internasional wajib mendesak junta militer Myanmar untuk menghentikan kekerasan dan memberikan hak berdemonsdtrasi bagi warganya. Selanjutnya Steinmeier mengutarakan bahwa masalah ini akan dibicarakan komunitas internasional:

„Mengingat peningkatan konflik di Myanmar saat ini, tidak hanya Dewan Keamanan yang akan merembukkan masalah ini, tetapi juga para menteri luar negeri dari negara industri G8.“

Menteri Luar Negeri Jerman Steinmeier juga mengetengahkan bahwa pihak militer Myanmar harus menghindari pertumpahan darah. Pelanggaran hak asasi manusia adalah salah satu alasan untuknya mengupayakan penyelesaian masalah dengan menghubungi menteri luar negeri Cina. Padahal Cina sedang gusar terhadap Jerman, karena Kanselir Angela Merkel baru-baru ini menerima pemimpin spiritual Tibet, Dalai Lama di Berlin.

Menteri Luar Negeri Jerman yang mengadakan perundingan dengan para menteri luar negeri negara G8 di New York, hari Rabu kemarin mengatakan bahwa sanksi juga merupakan pilihan:

„Saya kira, sanksi mungkin saja akan diterapkan, jika terbukti bahwa tindak kekerasan yang brutal terhadap para demonstran memang dilaksanakan atas perintah pihak militer. Apalagi jika tindakan itu menyebabkan korban cedera atau korban tewas.“

Sementara itu Perdana Menteri Inggris Gordon Brown menanggapi peristiwa di Myanmar dengan tuntutan agar Dewan Keamanan PBB mengadakan sidang darurat. Di sela-sela musyawarah Partai Buruh di Bournemouth, Inggris, Brown mengemukakan:

“Seluruh dunia mengamati Myanmar. Rejim yang melanggar hukum dan kejam itu harus mengetahui bahwa dunia akan menuntut pertanggungan jawab untuk tindakan tersebut dan masa di mana pelanggaran hak asasi manusia dibiarkan begitu saja, sudah berakhir. Saya ingin menyampaikan rasa kagumku untuk keberanian dan ketahanan warga Myanmar dan Aung San Suu Kyi.”

Informasi terpercaya dari Myanmar yang menutup diri, sangatlah sulit didapatkan. Di situs internet harian exil “The Irrawaddy” pada hari Rabu tertulis bahwa tiga demonstran tewas . Di pagoda Shwedagon di Yangun, polisi dikabarkan memukuli para biksu serta demonstran dan tembakan juga terdengar.