1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Stanley McChrystal Panglima Baru ISAF

15 Juni 2009

Letnan Jendral Stanley McChrystal diangkat sebagai panglima baru pasukan AS dan NATO di Afghanistan. Dia menggantikan David McKiernan untuk mengoptimalkan upaya menanggulangi Taliban yang kembali menguat.

https://p.dw.com/p/IA9B
Letnan Jendral Stanley A. McChrystalFoto: AP

Stanley McChrystal memang belum memulai tugasnya sebagai panglima pasukan AS dan NATO di Afghanistan. Strateginya untuk menghadapi pemberontakan di negara itu masih belum diketahui. Yang jelas, delapan tahun setelah dimulainya perang terhadap kelompok radikal Taliban, kondisi keamanan di Hindukush sangat meresahkan. Kelompok pemberontak semakin kuat dan semakin sering melakukan penyerangan. Terutama di kawasan selatan Afghanistan. Diperkirakan McChriystal mula-mula akan mengunjungi kawasan itu guna memperoleh gambaran sebenarnya. Demikian dikemukakan Brigjen David Hook, wakil komandan regional pasukan pelindung internasional ISAF di selatan Afghanistan. Jendral asal Inggris itu mengatakan: "Saya perhitungkan, berdasarkan latar belakangnya banyak hal akan ditangani secara berbeda oleh McChrystal ."

Para pengamat memperhitungkan, bahwa jendral Amerika itu akan lebih mengutamakan penanganan pemberontakan dari pendahulunya. Stanley McChrystal adalah pakar untuk operasi terselubung. Dengan pengalaman yang juga diperolehnya di Afghanistan, kini dia akan berkeliling.

Peluang yang dimiliki McChrystal cukup baik, demikian pendapat seorang komandan pasukan khusus AS di Provinsi Urusgan, sebelah selatan Afghanistan. Satuan khusus itu terutama menangani penumpasan pemberontak dalam kerangka misi mempertahankan kebebasan, Operation Enduring Freedom. Setelah rejim Taliban dikalahkan secara militer tahun 2001, tema mengenai Afghanistan di AS seperti tersisihkan. Menurut seorang perwira yang tidak ingin disebut namanya, Jendral McChrystal kini memperoleh semua sumber untuk mengimbangi keteledoran itu.

Yang jelas, panglima baru di Afghanistan bebas untuk mengangkat para perwira yang langsung dipimpinnya. Selain itu dia juga memperoleh lebih banyak peralatan perang. Penambahan besar-besaran kontingen AS di Afghanistan sudah diputuskan sebelum pengangkatan McChrystal. Jendral David Hook, wakil komandan regional pasukan ISAF di selatan berharap: "Dengan kedatangan 21.000 tentara AS, kami sekarang bisa mengambil inisiatif. Artinya, keamanan yang lebih besar bagi penduduk."

Jendral McChrystal sudah punya rencana strategi untuk melindungi warga sipil dengan lebih baik. Sebab dalam berbagai aksi pasukan internasional, selalu ada warga sipil yang ikut tewas. Hal itu menimbulkan ketidak-puasan di kalangan penduduk dan membuat mereka memihak pada kaum pemberontak. Tetapi masyarakat di selatan Afghanistan tetap belum yakin. Seorang guru di Kandahar mengatakan: "Warga Afghanistan tidak menyukai orang asing. Semakin banyak serdadu yang datang, mereka semakin tidak suka."

Seorang pria lainnya memperkirakan. "Semakin banyak tentara, hanya akan menambah kerugian. Peperangan akan meningkat, jumlah serangan pun akan bertambah."

NATO juga memperhitungkan akan bertambahnya peperangan dan jumlah korban, walau pun bukan di kalangan sipil. Di kalangan militer asing di Afghanistan marak slogan yang tidak baru lagi, yaitu keadaan akan terlebih dulu bertambah buruk, sebelum kemudian membaik.

Sabina Matthay/Dewi Gunawan-Ladener
Editor: Hendra Pasuhuk