1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Situasi Thailand Tetap Gawat

18 April 2009

Situasi di Thailand tidak juga mereda. Tokoh pendiri Aliansi Rakyat untuk Demokrasi PAD mengalami serangan gelap. Sementara itu, pemerintah Thailand telah mencabut paspor mantan PM Thaksin Shinawatra.

https://p.dw.com/p/HZX6
Sondhi Limthongkul
Sondhi LimthongkulFoto: AP

Mantan perdana menteri Thailand Thaksin Shinawatra, Sabtu (18/04), terbang meninggalkan Uni Emirat Arab menuju Nikaragua. Selama sebulan terakhir ini Thaksin menetap di Dubai karena di negaranya sendiri Thaksin diburu polisi.

Senin lalu (13/04), pemerintah Thailand mencabut paspor Thaksin karena ia dituduh memprovokasi pendukungnya mengacaukan situasi keamanan di Thailand. Melalui telepon, Thaksin Shinawatra menyerukan pendukungnya untuk melakukan “revolusi rakyat”.

Juru bicara kementerian luar negeri Thailand, Tharit Charungwat, Jumat (17/04), membenarkan bahwa Nikaragua telah memberikan paspor diplomatik kepada Thaksin dalam kapasitasnya sebagai utusan khusus investasi luar negeri. Tharit mengatakan bahwa pemerintah di Bangkok mengimbau Nikaragua untuk mengembalikan Thaksin ke Thailand walau pun kedua negara tidak memiliki perjanjian ekstradisi.

Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejajjiva mengritik sikap Thaksin Shinawatra. “Kami pikir, semestinya Thaksin bersikap seperti warga Thai lainnya, yaitu mematuhi hukum Thailand. Dia melakukan sejumlah pelanggaran dan dia harus bertanggung jawab,” kata Abhisit.

Sementara itu, pemimpin Aliansi Rakyat untuk Demokrasi (PAD) yang pro pemerintah, Sondhi Limthongkul, yang ditembak Jumat (17/04) dilaporkan berada dalam kondisi stabil dan semakin membaik. Namun, juru bicara PAD Somkiat Pongbaiboon menyayangkan kurangnya perlindungan polisi terhadap tokoh demonstran baju kuning tersebut.

“Bagaimana mungkin, walau pun situasi darurat diberlakukan, polisi dan serdadu ditempatkan di setiap persimpangan jalan, tapi tidak ada yang melihat kejadian itu? Bagaimana orang-orang bersenjata itu bisa dengan mudah melintasi jalanan?” kata Somkiat menggugat.

Sondhi Limthongkul, salah seorang pendiri Aliansi Rakyat untuk Demokrasi (PAD) Jumat (17/04), diberondong tembakan dan mengalami luka berat. Kendaraan yang ditumpangi Sondhi rusak berat dengan sekitar 100 lubang tembakan dari senapan mesin. Pemilik stasiun televisi ASTV dan pimpinan demonstran baju kuning itu sedang mengisi bensin kendaraannya di tengah perjalanan menuju kantornya, ketika dua orang bersenjata menembaki mobil Sondhi. Juru bicara PAD Somkiat Pongbaiboon menuntut perubahan mekanisme keamanan di Thailand.

"Kami meminta perubahan mekanisme keamanan di Thailand. Kami mendukung perdana menteri Abhisit Vejajjiva. Tapi dia harus menggunakan otoritasnya dan mereformasi jajaran pimpinan polisi, militer dan pusat keamanan nasional," ujar Somkiat.

Meski kelompok demonstran baju kuning menyatakan tidak akan menggelar aksi unjuk rasa memprotes aksi serangan terhadap pemimpinnya, para pengamat di Thailand yakin bahwa ketegangan di negara gajah putih itu akan kembali meningkat.

Pemerintah Thailand memandang serangan terhadap pimpinan demonstran anti Thaksin sebagai upaya memprovokasi aksi kerusuhan dan kekerasan baru. Polisi tidak menutup kemungkinan bahwa terdapat motif politis di balik serangan itu. "Kami sedang mengamankan barang bukti. Bisa saja ada motif sengketa antar pengusaha. Tapi bisa juga ada motif pribadi di balik serangan itu. Semuanya mungkin," kata Suporn Pansua, juru bicara kepolisian di Bangkok.

Pemberlakuan situasi darurat di Bangkok, sejak Jumat (17/04), diperpanjang. Menurut Perdana Menteri Abhisit Vejajjiva, tindakan ini harus dilakukan agar situasi tetap dapat dikendalikan.

LS/rtr/dpa/ap

Editor: Agus Setiawan