1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

310311 Hilfe Elfenbeinküste

1 April 2011

Konflik kekerasan di Pantai Gading terus berlanjut. Sejumlah besar penduduk sipil telah mengungsi menghindari perebutan kekuasaan yang berdarah ini. Palang Merah di Jenewa, Swiss, meminta bantuan bagi Pantai Gading.

https://p.dw.com/p/10m02
Warga Abijan di depan sebuah stasiun berusaha menyingkir dari ibukota Pantai Gading yang dilanda bentrokan, Kamis (31/03)Foto: AP

Para pendukung Alassane Outtara, tokoh oposisi yang menuntut jabatan presiden, hari Jumat (01/04) menyerang kediaman Laurent Gbagbo, orang kuat Republik Pantai Gading. Sejak dini hari, tembakan juga terdengar di sekitar istana kepresidenan. Sejak Kamis malam (31/03), berlangsung pertempuran sengit antara tentara yang setia pada Gbagbo, presiden yang tak diakui dunia internaisonal, dan tentara Presiden Ouattara yang diakui internasional. Para pendukung Outtara juga menduduki stasiun televisi negara, setelah merebut sejumlah kota-kota penting pekan ini.

Republik Pantai Gading jatuh dalam kekerasan ketika Gabgbo menolak menyerahkan kekuasaan pada saingannya Ouattara setelah pemilu November 2010, dimana PBB menyatakan Gbagbo kalah.

Di Jenewa, Swiss, Komite Internasional Palang Merah, IKRK, hari Kamis (31/03), menyampaikan permohonan bantuan bagi Pantai Gading. Pierre Krähenbühl, Direktur Operasional IKRK, menyampaikan, "Sementara ini bagi Palang Merah sangat jelas, situasi di Pantai Gading menajam secara dramatis. Masyarakat sipil terutama, saat ini berada dalam situasi pelik. Kami harus memberi dukungan medis lebih besar di banyak daerah. Kami harus menjamin penyediaan air bersih bagi pengungsi yang bertahan di sekolah, gereja, mesjid."

Sebuah Masalah besar, bahwa rakyat sipil berada di antara garis depan. Berapa banyak orang yang tewas akibat konflik, hanya bisa diperkirakan. Kadang para pendukung Laurent Gbagbo, presiden yang tak diakui dunia internasional, menyerang sebuah desa, tak lama sesudah itu para pendukung Alassane Ouattara, presiden yang diakui internaisonal, datang menyerbu desa yang sama, kata Pierre Krähenbühl.

"Jika salah satu kelompok dari kedua partai mendatangi sebuah desa dan para komandan membiarkan anak-buahnya menjarah, maka mereka datang ke rumah-rumah dan terjadilah kekerasan seksual, warga sipil diserang, sehingga mereka lari dan kehilangan kontak dengan anak-anak mereka yang tidak bisa lari terlalu cepat. Ini terjadi setiap hari, tidak bisa diprediksi dan bagi rakyat sipil sangat dramatis," ungkap Pierre Krähenbühl.

Banyak warga Pantai Gading hanya tahu satu jalan keluar dan itu adalah mengungsi. Sekitar 10.000 orang sudah harus meninggalkan rumah mereka. Kebanyakan mencari perlindungan di kamp-kamp pengungsi atau di rumah sanak saudara. Beban terberat ditanggung oleh negara tetangga, Liberia, seperti dikatakan Pierre Krähenbühl, Direktur Operasional Komite Internasional Palang Merah.

Sementara itu, dilaporkan 500 warga asing diungsikan dari pertempuran di ibukota Abidjan, ke pangkalan militer Perancis di kota itu.

Pascal Lechler/Renata Permadi

Editor: Yuniman Farid