1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Situasi di Darfur ; Kandidat presiden Partai Demokrat AS John Kerry

26 Juli 2004
https://p.dw.com/p/CPRT

Krisis kemanuasiaan di Darfur, wilayah Sudan sebelah barat belum juga mereda . Sementara tekanan internasional pada Sudan meningkat untuk mengatasi konflik antara milisi Arab Janjaweed yang pro-pemerintah dengan pemberontak yang menyebabkan lebih dari sejuta orang mengungsi. Menlu Jerman Joschka Fischer sekali lagi menuntut sanksi terhadap Sudan, bila pemerintahnya tidak segera mengambil tindakan terhadap kaum milisi Arab di Darfur. Australia dan Selandia Baru hari Minggu lalu menyatakan kesediaannya untuk mengirim tim pengamat dan pasukan ke Darfur dalam rangka missi perdamaian PBB. Para menteri luar negeri UE Senin kemarin menbahas situasi di Darfur , dan mengadakan konsultasi mengenai tindakan selanjutnya UE.

Mengenai reaksi dunia terhadap konflik di Sudan harian independen Belanda Algemeen Dagblad menulis:

Tekanan Washington terhadap Sudan agar mengakhiri aksi kekerasan milisi Arab di Darfur, tidak akan membuat PBB mengambil tindakan, paling tidak dalam waktu dekat ini. Tidak satu pihak pun ingin terlibat dalam konflik berdarah namun terpencil. Selain itu motif AS untuk turun tangan terutama dipengaruhi oleh perangnya melawan terorisme. Dengan sikap itu Washington lebih banyak merugikan dunia , ketimbang menguntungkannya. Campur tangan dari luar negeri, meski pun di bawah bendera PBB, akan mempertajam ketidak- sukaan Arab terhadap dunia barat . Negara-negara Eropa yang sekarang terus dibayangi ancaman serangan teroris Muslim, tentu tidak menginginkannya. Jadi tidak ada banyak harapan bagi rakyat yang diteror di Darfur.

Sebaliknya harian Inggris The Observer berkomentar , PBB tidak boleh bersikap ragu-ragu di Sudan.

Selama ini PBB bersikap ragu-ragu. Di bulan Mei lalu PBB mengeluarkan pernyataan yang tidak mengikat dan yang sama sekali tidak menuntut tindakan dari pemerintah Sudan, melainkan hanya mendesaknya . Kini PBB harus memutuskan sebuah resolusi. Ada konsep resolusi yang mengancam Sudan dengan sanksi dalam waktu 30 hari, apabila pemerintah tidak menangkap para anggota milisi . Memang konsep ini tidaklah buruk. Namun 30 hari merupakan jangka waktu yang cukup lama, apa lagi jika musim hujan mengubah kamp pengungsi menjadi rawa-rawa, sarang bibit penyakit.

Partai Demokrat AS memulai kongres partainya selama empat hari, hari Senin kemarin, di mana senator John Kerry akan dipastikan sebagai calon presiden.

Menurut para penasihatnya, hal terpenting yang harus dilakukan Kerry bukanlah mengampanyekan bagaimana menantang Bush, tetapi memperkenalkan program kerjanya kepada para pemilih yang tidak mengenalnya maupun yang tidak menyukainya.

Harian Inggris The Independent menulis, Kerry harus menunjukkan kemampuannya:

Peluang terbesar bagi Kerry adalah antipati rakyat AS terhadap Bush , baik yang tidak menyukai kepirbadiannya maupun yang tidak menyukai politiknya. Sikap anti Bush ini adalah alasan mengapa Kerry memenangkan nominasinya sebagai kandidat presiden. Dan ia juga dapat memenangkan pemilu, namun John Kerry harus menunjukkan kemampuannya, tidak hanya menunjukkan bahwa ia bukanlah George Bush. Kongres Partai Demokrat pekan ini memberikan kesempatan kepadanya untuk menunjukkan kepada rakyat AS, bahwa ia punya kewibawaan untuk memimpin negara itu. Ini kesempatan yang hendaknya jangan dilewatkan begitu saja.

Menurut harian Swiss Tagesanzeiger , Kerry sedang diuji:

Yang memperkokoh solidaritas di dalam Partai Demokrat di hari-hari belakangan ini adalah antipati mendalam terhadap George Bush. Namun menentang George Bush bukanlah program politik. Para pemilih mengharapkan program untuk mengatasi berbagai masalah di dalam negeri. Mengharapkan perbaikan dalam keuangan negara mau pun cara untuk menghadapi dampak dari globalisasi bagi rakyat AS.

Namun John Kerry dan Partai Demokratnya harus membuktikan kemampuannya melawan terorisme, dan harus punya visi yang berbeda dari Bush. Tidak mengambil tindakan sepihak, melainkan bersama-sama dengan para sekutu Amerika. Kerry harus menunjukkan , hanya dengan upaya bersama dapat menyelesaikan masalah terorisme.

Harian Austria Die Presse mengulas dampak dan akibat bagi Eropa, seandainya John kerry memenangkan pemilihan presiden:

Eropa harus menghadapi kemungkinan menangnya John Kerry dan sebaiknya punya konsep untuk mengantisipasinya. Bukan karena John Kerry mungkin akan mengubah kebijakan dalam politik internasional. Bukan karena John Kerry tidak pernah menolak perang preventif. Bukan karena mungkin simpatinya terhadap Eropa yang dipamerkan , akan membeku begitu meraih kedudukan di Gedung Putih. Sebaliknya, Eropa harus mengkhawatirkan kemenangan Kerry, karena Eropa tidak dapat lagi meremehkan politik kasar Bush , dan menolak segala tanggung jawab bagi krisis internasional. Sebab slogan yang berbunyi, dengan pemerintahan AS yang sombong, tidak mungkin bekerja sama , tidak berlaku lagi.

Akhirnya komentar harian Jerman TAZ yang terbit di Berlin mengenai kandidat Partai Demokrat John Kerry:

Pada akhir pekan ini John Kerry yang kaku akan keluar sebagai alternatif cemerlang bagi penjabat presiden Bush. Kerry, tokoh anti-Bush siap dipilih sebagai presiden. Tidak hanya banyak warga AS mengharapkan zaman yang lebih baik. Juga mayoritas masyarakat dunia merindukan kekalahan Bush, sebab Bush melambangkan kesombongan, kebohongan dan kepicikan. Dengan Kerry , demikian harapan yang wajar, akan datang angin baru di Gedung Putih yang membawa lebih banyak diplomasi dan kejujuran. Namun wajah baru dan gaya baru bukan berarti politik baru.