1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

020709 Iran EU

2 Juli 2009

Uni Eropa menentang isolasi Taheran. Perjuangan rakyat Iran harus didikung rasa solidaritas tetapi Uni Eropa tidak boleh memihak.

https://p.dw.com/p/IfkZ
Aksi protes yang terjadi di Iran merupakan masalah intern negara tersebut. Eropa hanya dapat memberikan solidaritas.Foto: picture-alliance/ dpa/ AP/ DW-Montage

Sejak awal Uni Eropa menghadapi dilema dalam hubungannya dengan Iran. Uni Eropa memprotes sikap pemerintah Iran, tetapi tidak terlalu keras agar tidak menutup semua jalan ke negara yang sangat penting ini. Menteri Luar Negeri Swedia Carl Bildt beberapa hari yang lalu mengemukakan, apa yang diputuskan para petinggi pemerintahan Uni Eropa di pertemuan puncak akhir Juni lalu tentang Iran. Swedia mulai minggu ini mengambil alih kepemimpinan Dewan Eropa. Bildt:

“Tentu saja kami menyerukan kepada pemerintah Iran untuk menjernihkan masalah-masalah yang jelas bersangkutan dengan hasil pemilu. Karena kami jelas tidak bisa melakukan itu. Pemerintah Iran harus bekerja sendiri untuk memperjuangkan kepercayaan pada proses politik mereka. Dan mereka juga harus memperhatikan hak mengemukakan pendapat dan hak untuk berdemonstrasi dengan damai. Menurut informasi yang kami dapat, ini merupakan bagian dari undang-undang Iran.”

Pada intinya, pesan ini belum berubahn. Uni Eropa memang mengeluarkan pesan yang lembut. Akibatnya, Uni Eropa sekarang terdesak dan harus mengambil sikap. Rabu lalu seorang wartawan Amerika Serikat berkata kepada Perdana Menteri Swedia Fredrik Reinfeldt, Uni Eropa tidak peduli dengan pihak oposisi Iran. Reinfeldt tidak terprovokasi oleh hal ini.

“Kita harus bertanya kepada diri masing-masing: bagaimana kita dapat mendukung Iran dan pada saat yang bersamaan juga menghindari sebuah situasi yang sudah pernah kita alami, yaitu mengisolasi Iran dari dunia internasional. Dan hal ini juga kita jadikan alasan atas kekerasan dan penindasan yang terjadi di Iran. Ini lah pertimbangan yang harus diambil oleh Eropa dan negara-negara lainnya.”

Disamping berlindung dari pihak oposisi, Uni Eropa juga melihat satu alasan lain untuk menahan diri. Eropa menginginkan jalur diplomatis tetap terbuka bagi perundingan-perundingan tentang masalah atom. Javier Solana, koordinator politik luar negeri Dewan Eropa, akhir pekan lalu mengatakan, Uni Eropa sangat mengharapkan diadakannya kembali pembicaraan multilateral dengan Iran tentang permasalahan atom yang penting.

Tetapi Rabu (01/07) ini pemerintah Iran mengumumkan bahwa Uni Eropa telah mendiskualifikasikan dirinya dari perundingan program atom karena ikut campur masalah politik dalam negeri Iran. Dengan ini Uni Eropa telah mendapatkan kombinasi terburuk: Iran menutup diri dari pembicaraan-pembicaraan tentang politik atom. Dan Uni Eropa juga tidak bisa meraih apa pun bagi pihak oposisi.