1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Sikap UE terhadap aksi teror di Rusia

6 September 2004

.Uni Eropa (UE) telah meminta penjelasan dari Moskow mengenai kejadian dalam aksi penyanderaan di Rusia, Tampaknya UE hanya dapat berperan sebagai penonton yang tidak berdaya dalam tragedi Chechnya. Berikut ulasan wartawan DW Bernd Riegert:

https://p.dw.com/p/CPR1

Menlu Belanda Bernhard Bot selaku Presiden Komisi Menteri UE setelah menyaksikan tayangan televisi mengenai aksi berdarah pembebasan para sandera di Beslan, Rusia, menekankan , UE tidak dapat berbuat apa-apa. UE tidak dapat mengirim pasukan , karena itu urusan Rusia. Sejak lama sikap UE terhadap konflik di Chechnya ditandai ketidak-berdayaan. Pelanggaran HAM oleh pasukan Rusia dan kelompok separatis Chechnya senantiasa dikecam keras dalam pertemuan puncak UE dan Parlemen Eropa. Selalu dituntut penyelesaian politik, namun bagaimana konsepnya, tidak seorang pun mengetahuinya. Menlu Jerman Joschka Fischer menilai penyelesaian politik bagi konflik Chechnya kini sulit direalisasikan, mengingat aksi yang tidak berperikemanusiaan para teroris. Menurut Fischer, Presiden Rusia Wladimir Putin tidak dapat mengalah terhadap para teroris dalam bentuk apa pun. Karena akan dianggap sebagai kelemahan. Komisi UE di Brussel pekan lalu menyatakan pemilihan presiden di Chechnya sebagai tidak jujur dan tidak bebas, berbeda dengan kanselir Jerman Gerhard Schröder yang menganggap pemilihan berjalan mulus tanpa adanya manipulasi. Itu menunjukkan, UE tidak bersikap seragam. Juga PM Italia Silvio Berlusconi setahun lalu membela politik garis keras Putin di Chechnya. Berlusconi ketika itu mengatakan, tangan keras itu perlu dalam perang melawan terorisme. Berlusconi ditegur karena penyataannya itu yang bertentangan dengan deklarasi para menlu UE. Namun selama ini pernyataan UE tidak pernah diikuti dengan tindakan politik yang tegas terhadap Rusia. Hendak dipelihara hubungan baik dengan negara tetangga yang strategis dan ekonomis penting, demikian dikatakan. Rusia merupakan salah satu pengekspor minyak terpenting bagi Eropa. Kanselir Schröder dan Presiden Perancis Jacques Chirac lebih suka mengembangkan hubungan pribadi dengan Presiden Rusia dengan harapan, Putin dapat mengatasi masalah Chechnya. Upaya penengahan atau pun campur tangan oleh UE selalu ditolak oleh Putin. Sejak 11 September 2001 Putin menyatakan perang di Chechnya sebagai perang melawan terorisme, yang tidak ditentang oleh siapa pun. Memang banyak kelompok teroris Islam dari luar negeri aktif di Chechnya. Berbeda dengan di kawasan Balkan, UE tidak mengirim tim pengamat sendiri ke Chechnya. Organisasi internasional seperti Organisasi untuk Kemanan dan Kerjasama di Eropa OSCE atau Organisasi Bantuan Pengungsi dari PBB di Chechnya mendapat dukungan setengah hati dari Eropa. Demikian keluh organisasi HAM Human Rights Watch. Namun UE memberikan bantuan kemanusiaan dalam bentuk bantuan finansial bagi pembangunan kembali di Chechnya. Beberapa negara Eropa menampung para pengungsi dan pemohon suaka dari Chechnya. Negera itu dituduh oleh Rusia secara tidak langsung mendukung para teroris, yang ikut dibiayai oleh sanak keluarga dan jaringannya di luar negeri. Ketika 2002 Kongres Dunia Warga Chechnya di luar negeri mengadakan pertemuan di Denmark, terjadi kehebohan. Rusia menolak menghadiri pertemuan puncak dengan UE di Kopenhagen. Tempat pertemuan itu kemudian dipindahkan ke Brussel. UE akan melanjutkan kerjasamanya dengan Rusia. Namun konsep jelas mengenai penyelesaian politik tidak ada, seperti yang terungkap dalam pertemuan para menlu UE di Maastricht akr pekan lalu. Menlu Jerman Joschka Fischer setelah drama penyanderaan yang mengerikan di Beslan menandaskan, kini bukan saatnya untuk membahas rincian dan mengadakan perundingan dengan Rusia mengenai Chechnya.