1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Sikap Pemerintah Myanmar dan Cina Dalam Atasi Bencana

16 Mei 2008

Manajemen krisis bencana yang dilakukan pemerintah di Yangun dan Beijing, serta kunjungan Dalai Lama di Jerman menjadi sorotan berbagai media cetak di Eropa.

https://p.dw.com/p/E1Hh
PM Myanmar Thein Sein (kiri) dan PM Thailand Sundaravej (ke-2 dari kiri) lakukan inspeksi barang bantuanFoto: AP

Sikap pemerintah Myanmar dalam menghadapi dampak bencana badai Nargis di negara itu menjadi sorotan harian Belanda De Volksrant

"Situasinya sangat gawat, dan dapat dimengerti mengapa semakin keras suara-suara untuk melangkahi pemerintah Myanmar, atau bahkan dengan tangan besi menekan agar perbatasan dibuka untuk memaksakan bantuan. Tapi tidak terbayangkan dikeluarkannya mandat untuk itu oleh Dewan Keamanan PBB, akibat tentangan dari Cina dan Rusia. Dan jika PBB melakukan aksi tersebut, hal itu akan menyebabkan kawasan tersebut dan seluruh dunia jatuh ke dalam krisis serius. Kemungkinan melemparkan bantuan makanan dari udara juga tidak realistis. Hal itu kurang efektif dan juga akan melanggar kedaulatan Myanmar. Satu-satunya yang tinggal sementara ini adalah tekanan politis dan diplomatis yang maksimal terhadap Myanmar dan Cina, yang terutama melindungi para jenderal di Yangun. Mungkin Cina yang saat ini juga tengah membenahi diri setelah terjadinya bencana alam besar, sekarang tidak mau menampilkan diri sebagai penguasa yang melindungi rezim yang berhati keras hingga titik darah penghabisan.“

Sementara harian Prancis Libération mengomentari sikap pemerintah di Myanmar dan Cina dalam menghadapi bencana alam di negaranya

"Sejak beberapa bulan terakhir, kedua negara yang beraliansi, Myanmar dan Cina menjadi pusat perhatian. Pemerintah Myanmar, karena mereka mengatasi demonstrasi para biksu yang mengguncang kediktatorannya, dengan cara kekerasan. Sementara pemerintah Cina, karena mereka menutup suara para biksu Tibet. Tapi kesamaannya berakhir di sini. Para jenderal di Yangun yakin bahwa faktor pengaruh luar adalah faktor pengganggu yang dapat merusak kekuasaan absolut mereka. Pada tahun olimpiade, Beijing melancarkan haluan yang berbeda dan dengan tema ikut prihatin, mencoba memperkuat kembali kemitraan dengan semua negara, yang sebelumnya menunjukkan kekhawatiran akibat penindasan yang terjadi di Tibet."

Pimpinan spiritual Tibet Dalai Lama yang tengah berkunjung ke Jerman menjadi sorotan harian Jerman Neue Presse

"Pada menit-menit terakhir dengan kesediaan Menteri Bantuan Pembangunan Heidemarie Wieczorek-Zeul, paling tidak masih anggota pemerintah Jerman yang bersedia melakukan pembicaraan. Tapi partai-partai besar berbeda tampilannya. Tekanan dari Beijing, pasca pertemuan Kanselir Merkel dengan pemenang hadiah nobel perdamaian itu musim gugur tahun lalu dampaknya berpengaruh. Bagi Dalai Lama, otonomi yang dimaksud bukan menyangkut negara melainkan kebudayaan dan agama. Keduanya diinjak pimpinan Cina. Dan di Berlin tampaknya ada beberapa tokoh politik yang dengan naif berharap, bahwa dengan pesta olimpiade di Beijing dapat muncul semangat baru.“ (dk)