1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

180509 Prozess Suu Kyi

18 Mei 2009

Sidang pengadilan terhadap Aung San Suu Kyi ditunda menyusul sebuah dengar pendapat. Sidang akan dilanjutkan hari Selasa (19/05). Sidang ini diperkirakan berlangsung selama beberapa hari, bahkan berminggu-minggu.

https://p.dw.com/p/Hsqh
Aksi demonstrasi eksil Birma di Bangkok, ThailandFoto: AP

Jalanan di sekitar penjara Insein di ibukota lama Yangoon tempat Aung San Suu Kyi mendekam dijaga ketat, aksesnya ditutup dengan barikade kawat berduri.

Aparat keamanan dan polisi berpakaian sipil memeriksa tiap orang yang melewati kawasan itu. Menurut laporan saksi mata, pengacara Aung San Suu Kyi dan seorang wakil Kedutaan Besar Amerika Serikat diizinkan masuk penjara. Pasalnya, selain Aung San Suu Kyi, seorang warga Amerika Serikat juga menghadapi proses pengadilan. Laki-laki AS itu ditahan karena tanpa izin berkunjung ke kediaman tokoh oposisi Suu Kyi di Yangoon.

Sidang pengadilan terhadap penerima hadiah Nobel Aung San Suu Kyi diperkirakan berlangsung selama beberapa hari, bahkan berminggu-minggu. Jaksa penuntut dikatakan mengundang 22 saksi dalam kasus terhadap Suu Kyi. Menurut pengacara Suu Kyi, tokoh oposisi itu akan tetap pada posisinya, yaitu ia tidak bersalah.

Jared Ganser, pengacara Aung San Suu Kyi yang bekerja di AS mengatakan, masalahnya bukan vonis pengadilan itu sendiri, tapi lama hukuman yang dijatuhkan terhadap Suu Kyi. Kepada stasiun siaraan Aljazeera, Jared Ganser mengatakan: "Belum jelas, berapa lama sidang pengadilan akan berlangsung. Di Birma tidak ada lembaga hukum yang independen dan imparsial. Jadi, apapun keinginan junta akan terpenuhi. Hasilnya tak perlu diragukan lagi, tapi pertanyaannya sekarang, berapa lama Suu Kyi akan dipenjara dan bagaimana reaksi masyarakat internasional terhadap vonis itu."

Empat Duta Besar negara Eropa di Birma, yaitu wakil Jerman, Perancis, Inggris dan Italia berupaya untuk mengikuti sidang pengadilan Suu Kyi yang tertutup bagi umum. Keempat diplomat tinggi itu berkonvoi melewati penjara tempat Suu Kyi ditahan mengendarai mobil yang dilengkapi standar diplomatnya. Namun, mereka tidak diizinkan lewat oleh militer.

Sementara itu, di sejumlah negara Asia Tenggara, ratusan warga Birma di pengasingan menggelar unjuk rasa. Di Bangkok, ibukota Thailand, wakil sejumlah organisasi warga eksil menuntut pembebasan Aung San Suu Kyi di depan kedutaan negara yang kini menyebut dirinya Myanmar. Beberapa demonstran mengenakan pakaian tentara Birma dan berpura-pura menyerang demonstran dengan senapan mainan. Seorang perempuan muda memerankan Aung San Suu Kyi yang dimasukkan ke dalam kandang. Ia menyerukan kepada negara anggota ASEAN untuk meningkatkan tekanan terhadap Myanmar. "Dunia harus lebih memperhatikan demokrasi di Birma dan kita semua harus membantu proses itu, Negara ASEAN harus memahami dan mendukung hal ini."

Seorang warga eksil lainnya mengumumkan digelarknya protes massal di Birma, jika Aung San Suu Kyi divonis hukuman penjara. "Kalau junta militer tidak membebaskan Aung San Suu Kyi, perjuangan ini akan berlanjut. Tak hanya di sini tapi di seluruh dunia orang-orang akan turun ke jalan dan berunjuk rasa. Juga di Birma. Sampai Aung San Suu Kyi dibebaskan dan negara kami menikmati demokrasi."

Menurut informasi dari kalangan militer, sidang pengadilan terhadap Aung San Suu Kyi ditunda menyusul sebuah dengar pendapat. Sidang akan dilanjutkan hari Selasa (19/05). Sebelum proses dimulai pengacara Suu Kyi menjelaskan, penerima hadiah Nobel dan tokoh oposisi Birma merasa optimis dan siap untuk melawan tuduhan terhadapnya.

Bernd Musch-Borowska/Ziphora Eka Robina

Editor: Yuniman Farid