1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Sidang Partai Demokrat: "Perubahan", Jangan Sekedar Show Politik

25 Agustus 2008

Dalam dua bulan mendatang, rakyat Amerika Serikat akan segera memilih presiden baru. Di Denver, awal pekan ini mulai berlangsung Sidang Partai Demokrat , yang akan mengesahkan Barack Obama sebagai calon presiden mereka.

https://p.dw.com/p/F4Qi
Kandidat presiden AS dari Partai Demokrat, Barack ObamaFoto: AP

"Perubahan“ itulah yang selama masa kampanye diserukan oleh kandidat presiden Partai Demokrat, Barack Obama, bila berbicara soal kebijakan politik Amerika Serikat. Seruan ini kembali didengungkan pada Sidang Partai Demokrat di Denver. Namun ini tak lagi seperti sebelumnya. Para pendukung Obama tak puas bila ajang ini hanya akan menjadi sekedar pertunjukan politik. Kali ini mereka menginginkan Sidang Partai Demokrat di Denver menjadi peristiwa besar dalam memahkotai Obama, untuk memenuhi harapan mereka akan perubahan, seperti yang selalu disuarakan Obama. Sekitar 15 ribu jurnalis dari berbagai belahan dunia telah berada di Denver meliput jalannya persidangan.

Kamis malam (28/08) mendatang, Obama tak akan berpidato di arena olahraga, tempat sidang berlangsung, melainkan di stadion. Di depan 70 hingga 80 ribu pendukungnya ia akan menerima nominasinya sebagai calon presiden secara resmi, dan menjelaskan bagaimana ia akan membawa Amerika keluar dari krisis kelak, setelah kepemimpinan George W. Bush, selama delapan tahun.

"Saya mengajukan diri sebagai presiden, sebab saya tak dapat menerima masa depan seperti sekarang bagi anak saya, bagi anak-anak kalian, dan juga bagi Amerika Serikat. Ini waktunya bagi perubahan, yang dibutuhkan oleh rakyat Amerika.”

Dan nanti pastilah terdengar jawaban: “Ya, kita sanggup…”

Para pengamat politik selalu kerap memperingatkan bahwa sementara ungkapan “ya kita sanggup” itu tak dapat berjalan sendirian. Seruan itu saja tak cukup untuk mmenangkan dalam pertarungan pemilu November mendatang. Pesaing Obama dari partai Republik, John McCain, juga merupakan kandidat yang setara. Pengamat politik David Dulio dari Universitas Oakland di Michigan melihat bahkan situasinya agak berbahaya, bila show Politik Obama di Denver terlalu bombastis, malah bisa menjadi boomerang bagi Obama.

“Ruang geraknya sempit. Di satu sisi ia merupakan tipe politikus baru, kandidat yang memberi harapan. Di lain sisi sebagai seorang selebriti. Siapa yang tahu, bila ia terlalu mirip bintang rock, bila lepas kendali, maka mungkin malah jadi pukulan balik. Sebab kita sebelumnya tak pernah memiliki kandidat seperti dia.“ Demikia David Dulio menilai.

Kubu Republik bahkan mencemooh Obama, membandingkannya dengan Paris Hilton dan Britney Spears dan menganggap memang dia sebagai bintang Amerika. Tapi justru karena itulah ia dianggap tak cocok untuk memimpin Amerika ke depan.

Jadi Obama harus benar-benar mengajukan konsep penuh makna dalam sidang di Denver. Penunjukan Joe Biden sebagai calon wakilnya, dapat menjadi tambahan kekuatan bagi Obama. Senator berusia 65 tahun ini akan mendampinginya dalam sidang ini.

Yang juga akan menarik perhatian dalam sidang nanti adalah kehadiran mantan pesaing Obama, Hillary Clinton, bersama suaminya Bill Clinton, yang juga mantan presiden AS. Para pendukung mantan first lady ini masih geram dengan kekalahan Hillary Clinton dalam pra pemilihan kandidat. Ditambah lagi karena Obama tak memilihnya sebagai calon wakil presiden.

Obama harus berhasil dalam sidang kali ini, meyakinkan para pendukung Hillary. Senin (25/08), hari pertama sidang, Obama berada pada titik tengah kehidupannya, merebut hati massa untuk mendukungnya sebagai orang kulit berwarna pertama yang memasuki Gedung Putih. Dalam sidang hari ini, istri Obama. Michelle, akan menjadi pembicara kunci:

"Saya banyak berolok-olok, sering meledek suami saya. Namun sesungguhnya ia sangatlah pintar dan bisa menandingi perempuan kuat. Itulah alasanya mengapa ia bisa menjadi presiden yang cakap, karena ia dapat menandingi saya.”

Jalan menuju Gedung Putih masih sangatlah panjang. Dan yang lebih penting lagi, apa yang diserukan dari sidang di Denver ini akan terus melekat:

"Ya kita sanggup…“(ap)