1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Sidang 'Kawan Nomor Dua' di Kamboja

6 Februari 2008

Nuon Chea, orang kedua dalam kepemimpinan Khmer Merah setelah Pol Pot, dihadapkan ke Pengadilan Khusus untuk Kejahatan Perang Kamboja. Dapakah sidang pengadilan ini membawa keadilan bagi para korban?

https://p.dw.com/p/D38D
Korban rezim Khmer Merah dikenang di Choeung EkFoto: picture-alliance/ dpa

Kawan Nomor Dua itu hanya muncul sebentar di persidangan pertamanya di Pnom Penh, Kamboja. Nuon Chea sekadar datang memenuhi jadual sidang. Namun mengajukan keberatan, karena yang mendampinginya hari Senin (04/02) hanya seorang pengacara lokal.

“Pengacara Kamboja dari Nuon Chea sudah mengajukan permintaan ke Mahkamah Internasional di Den Haag untuk mengirim seorang pengacara internasional. Namun pengacara yang ditunjuk tidak jadi datang. Yang datang orang lain, yang masih mendapat masalah dalam urusan registrasi sebagaimana yang disyaratkan. Karenanya belum bisa secara resmi tampil di pengadilan sebagai pengacaranya.” Demikian diterangkan juru bicara pengadilan, Reach Sambath.

Nuon Chea meminta agar sidang ditunda sampai ia didampingi pengacara internasional yang menjadi haknya. Para hakim Pengadilan Khusus untuk Kejahatan Perang Kamboja mengabulkannya. Sidangpun ditunda hingga hari Rabu (06/02).

Kambodia Rote Khmer Nuon Chea Chefideologe verhaftet
Nuon Chea (berbaju gelap) ketika dibawa dari Pailin, Kamboja (19/09/07)Foto: AP

Nuon Chea yang dikenal sebagai 'Kawan Nomor Dua' ditangkap pertengahan tahun lalu.Sebelumnya, tokoh berusia 86 tahun itu menikmati hari tuanya di sebuah desa, dengan bebas dan damai, memanfaatkan masa transisi Kamboja dan kerumitan proses penuntutan.

Warga Kamboja yang menjadi korban kebrutalan rezim Khmer Merah menyambut penundaan ini dengan kekesalan. Misalnya seorang perempuan 52 tahun, bernama Dok Sinun, yang kehilangan banyak anggota keluarga selama berkuasanya Khmer Merah.

“Pengadilan berjalan lamban. Saya tak tahu, apakah memang harus begitu proses untuk menegakkan keadilan. Tapi jelas, tidak boleh ada pengampunan. Mereka tidak boleh misalnya bebas dengan jaminan.”

Sidang kali ini memang sebenarnya baru dengar pendapat mengenai permohonan Nuon Chea untuk memperoleh pembebasan dengan uang jaminan. Sedangkan sidang untuk materi perkara, yakni kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang, belum berlangsung. Karenanya Robert Petit, jaksa asal Kanada yang menjadi penuntut internasional dalam sidang ini, tidak keberatan dengan penundaan ini.

“Ini tak berpengaruh terhadap proses pengadilannya. Karena sekadar permohonan sah dari terdakwa Tuan Nuon Chea untuk meminta bebas dengan jaminan. Namun selebihnya status perkara masih sama.Tuan Nuon Chea tetap berstatus sebagai tahanan, ia tetap berada di penjara, proses penyidikan pun terus dilangsungkan. Akan lain halnya, dan kami juga akan menanggapi secara berbeda, andaikan yang dipermasalahkan adalah materi perkaranya. Misalnya menyangkut saksi, barang bukti dan lain-lain.“

Kambodscha Roter Khmer Pol Pot
Pol Pot, pemimpin Khmer Merah yang tak sempat diadiliFoto: AP

Sebetulnya Khmer Merah berkuasa dalam periode yang pendek, yakni tahun 1975 hingga 1979. Namun dalam tempo empat tahun itu mereka menjalankan kebijakan yang begitu brutal. Khmer Merah hendak memurnikan Kamboja dan memulai segalanya dari nol.

Korban tewas, baik melalui pembunuhan masal, kelaparan, kerja paksa dan lainnya, mencapai 1,5 juta orang. Atau seperlima dari 7,5 juta warga Kamboja waktu itu. Karenanya, Khmer Merah dikenang sebagai salah satu rezim gelap paling mematikan dalam sejarah dunia. Salah satu moto yang sangat menyepelekan rakyat dari rezim ini adalah “Memilikimu tak menguntungkan, kehilanganmu tak merugikan”.

Khmer Merah jatuh akibat invasi Vietnam tahun 1979, lalu melakukan gerakan bawah tanah bersama berbagai kelompok perlawanan lain yang sebetulnya dulu mereka tindas. Menyusul Kesepakatan Damai tahun 1996, Khmer Merah dibubarkan. Pemimpin tertinggi yang tangannya paling berlumur darah, Pol Pot mati tahun 1998, tanpa sempat diadili.

Banyak kalangan cemas, lambatnya pengadilan juga akan membuat para pemimpin Khmer Merah lain mati dengan damai sebagai orang tua yang bebas tanpa sempat dijatuhi hukuman. (gg)