1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Siapkah Ukraina Jadi Anggota UE?

8 September 2008

KTT Uni Eropa dan Ukraina di Evian, Selasa (09/09) antara lain membahas perspektif keanggotaan Ukraina dalam Uni Eropa.

https://p.dw.com/p/FDWV
Anda memasuki wilayah UE: perbatasan antara Polandia dan UkrainaFoto: AP

Ukraina berambisi untuk secepat mungkin menjadi anggota Uni Eropa. Posisi ini selalu ditonjolkan petinggi politik Ukraina. Perdana Menteri Yulia Timoshenko dalam lawatan terakhirnya ke Brussels Juni lalu memuji negaranya sebagai mitra yang dapat dipercaya:

"Stabilitas politik dan koalisi yang demokratis merupakan landasan satu-satunya bagi perkembangan Ukraina di masa mendatang. Pemerintahan kami akan bekerja sekeras mungkin untuk mencapai hal ini."

Kini, Ukraina dilanda krisis pemerintahan dan kata-kata Perdana Menteri Timoshenko terkesan hambar. Selama ini, Brussels menunjukkan sikap terbuka bagi pendekatan Ukraina pada Uni Eropa di sektor ekonomi. Tapi, Brussels belum mengiyakan keanggotaan penuh Ukraina dalam Uni Eropa. Diplomat tinggi Uni Eropa Javier Solana menandaskan:

"Hubungan bilateral antara Ukraina dan Uni Eropa sudah menuju arah yang benar. Ekonomi Ukraina berkembang positif, tingkat inflasi berhasil dikendalikan. Tapi kami kuatir melihat perkembangan politik di negara itu. Situasi politik perlu stabilisasi dan keseharian parlemen harus kembali pada keadaan normal. Ini adalah keputusan politik yang penting dan kami berharap agar kebijakan ini segera diambil."

Namun, menurut Amanda Akçakoca, pakar Ukraina European Policy Centre, sebuah lembaga riset yang berbasis di Brussels, semua argumen yang diajukan petinggi Uni Eropa hanya merupakan dalih semata.

"Uni Eropa dapat menemukan sejuta alasan, tapi masalah utamanya adalah Brussels takut pada Rusia. Kebijakan untuk merangkul Ukraina dan menjanjikan keanggotaan dalam Uni Eropa ditentang oleh Moskow. Dan ini meninbulkan kekuatiran di sejumlah negara anggota."

Padahal, menurut Akçakoca, kini adalah waktu yang tepat untuk memulai perundingan keanggotaan UE bagi Ukraina. Apalagi mengingat Ukraina tengah menghadapi krisis politik dalam negeri dan dihantui konflik Kaukasus yang menggoyahkan stabilitas kawasan itu.

Awal 2005, Ukraina dan Uni Eropa menanda-tangani suatu rencana aksi. Isinya antara lain tuntutan agar sistem hukum Ukraina diselaraskan dengan tata hukum Uni Eropa. Selain itu, desakan untuk menjunjung tinggi HAM dan menjamin stabilitas politik. Tahun 2007 perundingan dimulai untuk kesepakatan yang mencakup zona pedagangan bebas dan kerja sama lebih erat di bidang energi. Ukraina berharap, penetapan zona perdagangan bebas membantu negara itu melepaskan diri dari pengaruh Rusia. Sementara Uni Eropa mengharapkan pasokan energi yang lebih terjamin. Sebagian pipa minyak dan gas bumi ke Eropa memang melalui daerah Ukraina. Pakar Ukraina European Policy Centre Amanda Akçakoca:

"Kerja sama ini melindungi batas-batas luar Eropa. Ukraina memiliki konomi yang sangat dinamis dan militer yang modern. Ukraina sudah berulang kali mengikuti latihan militer dalam rangka kebijakan keamanan dan pertahanan Eropa. Saya kira, selama ini kemitraan antara Uni Eropa dan Ukraina justru lebih menguntungkan pihak Eropa daripada Ukraina."

Akçakoca berharap dalam pertemuan di Evian, Prancis, para kepala negara dan pemerintahan Uni Eropa memberi isyarat jelas pada Ukraina. Misalnya dengan memberi perspektif jelas bagi keanggotaan Ukraina dalam Uni Eropa atau setidaknya menawarkan kebebasan visa bagi warga Ukraina. Hanya dengan cara inilah kepercayaan Ukraina pada Uni Eropa yang sudah luntur, dapat dipulihkan kembali. (zer)