1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Siapkah Cina Hadapi Ancaman Bahaya Teror?

10 Maret 2008

Tiap penyelenggaraan besar, termasuk Olympiade di Cina juga merupakan kesempatan bagi teroris untuk menimbulkan kerugian sebesar-besarnya. Serangan yang berhasil digagalkan menimbulkan diskusi hangat di negara itu.

https://p.dw.com/p/DLmz
Dua wartawan di depan stadion nasional Cina yang menyandang julukan "sarang burung".Foto: AP

Pesta olahraga Olympiade semakin dekat, dan Cina semakin menjadi sasaran teroris. Dalam aksi polisi yang dilakukan awal Januari lalu, dua tersangka teroris ditembak mati dan 15 lainnya ditahan. Kelompok itu dikatakan menyiapkan serangan selama berlangsungnya Olympiade. Awal Maret lalu sebuah grup wisatawan Australia diculik di tempat tujuan wisata terkemuka Xian. Pelakunya kemudian ditembak. Kini serangan teror terhadap sebuah pesawat terbang berhasil digagalkan. Pesawat yang terbang dari Urumqi ke Beijing itu nampaknya hendak dijatuhkan atau diledakkan saat mendarat.

Apakah rencana serangan itu berkaitan dengan penyelenggaraan Olympiade, belum diketahui pasti. Tetapi kasus-kasus itu menunjukkan, bahwa Cina harus siaga. Demikian pendapat pakar terorisme, Li Wei dari Pusat Anti Teror Internasional di Beijing. Dikatakannya: "Serangan teror direncanakan jauh-jauh hari. Caranya selalu berubah-ubah. Tidak ada negara yang dapat mengatakan 100 persen kebal terhadap teror. Jaringan teror seperti Al Qaida tidak melemah. Mereka selalu menemukan cara untuk merencanakan serangan. Tetapi Beijing telah meningkatkan kewaspadaan menghadapi teror, dan saya optimis, Cina akan cukup aman."

Beijing mendapat bantuan dari Interpol dan FBI dalam berbagai langkah pengamanan yang diambil. Selain itu Cina sendiri pun aktif. Selama berlangsungnya Olympiade, Pasukan Tentara Rakyat Cina disiagakan. 800.000 petugas keamanan dengan pendidikan khusus, bertugas melindungi penyelenggaraan Olympiade. Ditambah dengan 150.000 karyawan perusahaan keamanan dan 600.000 tenaga sukarela yang ikut pula membantu. Beijing membentuk aparat keamanan raksasa.

Dari mana datangnya ancaman bahaya teror? Menurut pakar anti teror, Li Wei: "Bahaya teror terbesar datang dari kelompok yang menamakan diri 'Gerakan Kemerdekaan Islam Turkestan Timur', dan tergolong kelompok teror internasional. Tahun 1990-an mereka sudah menjalankan serangkaian serangan. Tahun lalu sebuah kamp pelatihan teror di kawasan Pamir berhasil dibongkar. Tujuan utama penanggulangan teror adalah untuk membendung gerakan itu."

'Gerakan Kemerdekaan Islam Turkestan Timur' misalnya diharapkan bergerak di kawasan Islam Cina, seperti misalnya Provinsi Xinjiang. Rencana serangan terhadap pesawat terbang yang berhasil digagalkan, juga berasal dari daerah itu. Ini menunjukkan masih adanya kelemahan dalam upaya penanggulangan teror. Li Wei menerangkan: "Dalam serangan yang berhasil digagalkan itu rupanya hendak digunakan cairan yang mudah terbakar. Saya pikir Cina harus mengkaji kembali langkah-langkah anti terornya." Misalnya pemeriksaan penumpang pesawat di bandar udara, yang masih kurang ketat di banyak wilayah Cina. Penumpang yang membawa banyak bungkusan dan kantong-kantong plastik ke dalam pesawat, di Cina bukan hal yang langka. Setelah rencana serangan yang berhasil digagalkan itu, Cina pastilah harus lebih menaati standar keamanan yang umum di dunia internasional. Demikian pula pengawasan atas wilayah-wilayah tertentu harus diperketat. Tetapi berbagai organisasi HAM sejak lama melancarkan kritik bahwa di balik upaya Cina untuk menanggulangi teror, bukan hanya tersangka teroris yang disingkirkan, melainkan juga kalangan oposisi yang kritis. (dgl)