1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Siapa Saja di Belakang Obama?

19 November 2008

Sejak lama berkembang spekulasi, apakah Hillary Clinton akan dipilih Obama untuk menjadi menteri luar negeri.Obama menekankan, dirinya juga memerlukan dukungan dan saran dari Senator Hillary Clinton.

https://p.dw.com/p/FyAV
Senator Hillary Clinton dan presiden terpilih AS Barack Obama.
Senator Hillary Clinton dan presiden terpilih AS Barack Obama.Foto: AP

Presiden terpilih Amerika Serikat Barack Obama terus menggodok para calon menterinya di kabinet. Bekas wakil jaksa agung Amerika Serikat di pemerintahan Clinton, Eric Holder, disebut-sebut sebagai calon jaksa agung untuk masa pemerintahan Barack Obama mulai tahun depan.

Menurut dua sumber dari lingkungan tim peralihan Obama, Holder, yang masih menjalani serangkaian tes, telah mengisyaratkan kesediaannya, jika memang dia ditawari. Pencalonan Holder dijadwalkan akan diumumkan secepatnya pekan ini. Eric Holder, pengacara praktik di Washington DC, sebelumnya menjadi wakil ketua tim Obama dalam menyeleksi kandidat wakil presidennya.

Sementara itu, menurut sumber Demokrat, Menteri Pertahanan Robert Gates akan tetap pada posisinya seperti saat ini.

Selama masa transisi, Obama menghabiskan sebagian besar waktunya untuk pertemuan tertutup guna menentukan anggota kabinetnya di sebuah gedung pemerintahan di dekat kediamannya di Chicago.

Di tengah kabar mengenai dipilihnya Holder sebagai jaksa agung Amerika Serikat, Obama masih terus mempertimbangkan rencananya untuk menunjuk Hillary Clinton sebagai menteri luar negeri.

Clinton, disebutkan tertarik untuk menerima jabatan itu dan kepopulerannya dapat melambungkan target Obama dalam merangkul sekutu Amerika Serikat dan meningkatkan citra Amerika Serikat di dunia.

Sebelum tawaran resmi diajukan kepada Hillary Clinton, tim transisi Obama saat ini tengah mengkaji kegiatan apa saja yang dilakukan suami Hillary, Bill Clinton, pasca pemerintahannya di Gedung Putih, untuk melihat apakah ada potensi konflik kepentingan.

Menurut pengamat keluarga Clinton, Peter Baker dari harian New York Times, “Potensi konflik kepentingan sebenarnya jelas. Terlihat dari cek jutaan dolar yang dikirim ke yayasan Clinton oleh keluarga kerajaan Arab Saudi atau cek jutaan dolar dari Bank Kuwait yang diberikan untuk pidato Clinton.“

Bill Clinton, setelah keluar dari Gedung Putih, dikenal sebagai pembicara seminar professional dan pengumpul dana amal. Yayasan William J. Clinton giat di bidang penanggulangan AIDS, Malaria dan bergerak di bidang perlindungan iklim. Lebih dari 50 juta dolar mengalir ke kas Yayasan Clinton setiap tahunnya, dan kebanyakan berasal dari sumber anonim.

Para penyumbang setia Yayasan Clinton, termasuk organisasi dari Cina yang dekat dengan partai dan dari Kazakhstan, dapat meningkatkan jumlah sumbangannya, jika Hillary berkarir di bidang politik luar negeri. Itu dapat dilakukan untuk meningkatkan pengaruh mereka bagi politik luar negeri Amerika Serikat.

Menurut mantan manajer kampanye Bill Clinton, James Carville, itu bukanlah alasan untuk khawatir. Katanya, "Dia pernah menjadi anggota Komisi Luar Negeri Senat. Dan tidak ada yang keberatan.“

Semuanya kembali pada Barack Obama, yang menjanjikan perubahan politik dalam kampanyenya. Jika Bill Clinton ingin istrinya Hillary tampil sebagai Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, dia harus membeberkan semua sumber keuangan yayasannya dan pantang memuji para penyumbang yang berambisi politis.(rtr/ap/ls)