1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Setahun Bencana Tsunami

26 Desember 2005

Satu tahun yang lalu, gempa bumi dan gelombang tsunami menghantam pesisir Aceh dan Nias. Saat itu, lebih dari 130.000 orang tewas dan 37.000 orang hilang. Hari ini (26/12) Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono akan datang ke Aceh untuk bersama masyarakat memperingati satu tahun bencana tsunami.

https://p.dw.com/p/CJfJ
Foto: dpa

Hikayat menceritakan, candi Prambanan dibangun dalam satu malam. Hal yang sama terjadi di Pelabuhan Ule Lhue. Kawasan pantai yang rata dengan tanah itu, dalam hapir satu malam saja berubah menjadi lokasi seremonial, ajang pameran yang penuh umbul-umbul. Dalam semalam, pengungsi yang masih menetap di tenda-tenda digusur untuk membuka lahan tempat parkir. Menara mesjid Ule Lhue yang dua hari sebelumnya masih belum jadi, dalam satu hari dibangun, hari ini telah dicat putih. Bersih. Simbol kemurnian, sebuah masjid diantara reruntuhan yang membekas di mana-mana. Namun justru kemampuan membangun dalam satu malam itulah yang menghenyakkan, karena sampai sekarang pembangunan di Aceh belum terpenuhi dan berjalan tersendat-sendat.

Satu tahun setelah bencana tsunami, 65.000 orang masih tinggal di tenda-tenda dan 50 ribu orang tinggal di barak. Sedangkan 70.000 orang lainnya menetap di rumah-rumah keluarga. Ini dari jumlah awal 192 ribu orang pengungsi. Sementara itu, dari 120.000 rumah baru yang dibutuhkan dan 75.000 rumah yang harus direhabilitasi, sampai saat ini hanya 16.000 rumah yang baru selesai dibangun. Sedangkan lebih dari 15.500 rumah lainnya, yang diharapkan selesai tahun ini juga, masih dalam tahap pembangunan.

Walaupun begitu, rekonstruksi Aceh tidak bisa dilihat hanya dari jumlah rumah yang telah dibangun. Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi melaporkan, dari 600 km jalan utama yang rusak, sudah 235 km jalan utama yang diperbaiki. Sedangkan dari 122 rumah sakit dan Puskesmas yang hancur, sebanyak 38 fasilitas kesehatan yang telah selesai dibangun. 51 fasilitas kesehatan lainnya masih dalam proses pembangunan.

Hari ini (26/12) peringatan bencana tsunami di pelabuhan Ulee Lheue diperkirakan akan dihadiri 2000 sampai 3000 orang. Setelah acara utama, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan ke Masjid Ulee Lheue. Kemudian diikuti kunjungan ke Lhok Nga untuk peresmian jalan dan jembatan Bailey, melawat ke kuburan massal dan pabrik kapal. Acara hari pertama ini dilanjutkan di kantor gubernur Aceh Pendopo, dan diakhiri di Masjid Raya dengan sembahyang bersama dan acara temu masyarakat.

Kunjungan Presiden Indonesia dan Ibu Ani Yudhoyono di Aceh akan berlangsung selama dua hari, dengan acara yang padat. Secara simbolis, kepala negara Indonesia mengenang korban tsunami di Aceh. Secara nyata, perubahan masih diharapkan. Pembangunan perlu berjalan lebih cepat guna memenuhi kebutuhan rakyat Aceh yang selamat. (Uzair)