1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Serangan Teror, Guncang Stabilitas Pakistan

Ridwan, Asril22 September 2008

Harian Internasional menyoroti situasi di Pakistan , sehubungan dengan berlanjutnya serangan teror yang melanda negara ini.

https://p.dw.com/p/FMoU
Hotel Marriot di Islamabad yang diguncang serangan bom. Lebih dari 50 orang tewas dalam serangan tersenut.Foto: AP



Harian Hongaria MAGYAR NEMZET mengomentarinya sebagai berikut,


" bagi Amerika Serikat akan merupakan keuntungan ganda,Benazir Bhutto yang disenangi dinegaranya , dan Musharraf yang bersedia memerangi terorisme. Tapi harapan yang digantungkan dengan aliansi itu, tidak terpenuhi. Benazir Bhutto menjadi korban pembunuhan. Sementara Musharraf semakin tidak disenangi.Sekarang ditampuk pemerintahan, muncul duda Benazir Bhutto, Asif Zardari. Ia dililit masa lalu yang kontroversial dan tuduhan korupsi. Stabilitas yang goncang terancam ambruk, dimana dalam tahun ini, hampr 1200 orang tewas akibat serangan yang dilancarkan kelompok El-Khaida dan pejuang Taliban. Bila kecenderungan ini, terus meningkat, secara teori domino, Pakistan akan dapat ambruk, dan posisi Amerika Serikat dikawasan ini melemah".

Harian Jerman TAGESZEITUNG yang terbit di Berlin, secara umum menyoroti situasi di Pakistan. Harian ini menulis,


" Presiden baru Pakistan Asif Ali Zardari sejak berpekan-pekan berusaha melakukan penengahan. Pemerintah tidak berperang untuk Amerika Serikat. Melainkan memerangi kelompok fanatik, yang membahayakan semua warga Pakistan. Pesan ini dapat diterima mayoritas warga , bila Amerika Serikat secara sepihak. tidak kembali melancarkan serangan militer dengan memasuki wilayah Pakistan. Kejadian ini mendorong kembali sebagian besar warga untuk menentang pemerintah di Islamabad".


Harian Jerman lainnya FRANKFURTER RUNDSCHAU menulis,


"diantara penduduk yang beragama Islam, kelompok ekstremis jelas merupakan minoritas. Tapi diwilayah suku,kenyataan itu tidak berlaku. Hal ini disebabkan oleh pelanggaran perbatasan yang dilakukan satuan khusus Amerika Serikat ketika melancarkan aksi militer.Pemerintah Pakistan menghadapi dilema yang melilitnya. Dan tidak mampu memecahkannya. Bila menggantungkannya kepada tentara Amerika Serikat itu bagi Zardari dapat berarti merupakan sesuatu yang berbahaya. Siapa, kalau bukan militer dengan ideologi dan kepentingannya yang terpecah, yang hendak melaksanakannya?. Serangan di Islamabad, ditujukan terhadap pemerintah dan negara yang berada dalam keadaan goyang".


Harian Perancis LA CHARENTE LIBRE,menulis,


" serangan ini terjadi sehari, setelah Presiden Zardari menyampaikan pidato yang dengan kata-kata keras menyerang kelompok Islam. Reaksinya yang datang dengan cepat, diduga telah dipersiapkan sejak beberapa pekan. Tepatnya awal Agustus lalu, ketika tentara Amerika Serikat menyerang kelompok Taliban sampai ketempat persembunyiannya diwilayah Pakistan. Presiden baru Pakistan tidak memprotes aksi militer itu, meskipun menimbulkan dampak yang terselubung. Selain itu ia juga mengatakan. untuk memerangi akar terorisme dengan segala kekuatan yang dimilikinya. Dan ia harus menerima serangan tersebut sebagai jawabannya".