1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Serangan Bom Kereta Api di India

20 Februari 2007

Serangan teror terhadap 'kereta perdamaian' dilakukan sehari sebelum perundingan antara India dan Pakistan dilanjutkan.

https://p.dw.com/p/CPHT
Foto: AP

Mengenai serangan gelap di kereta api India yang menewaskan puluhan orang, harian Inggris Times menulis:

„Di masa lalu, serangan seperti ini cukup untuk memeti eskan dialog antara kedua negara. Namun dalam serangan gelap terbaru ini, reaksi kedua pihak sangat hati-hati, juga di hadapan publik. Ledakan terjadi di wilayah India dekat perbatasan. Kebanyakan korbannya berasal dari Pakistan. Jadi ini adalah serangan terhadap kedua negara dan kedua pihak juga melihatnya seperti itu. Politisi kedua negara langsung menerangkan bahwa proses perdamaian akan dilanjutkan. Juga kunjungan menteri luar negeri Pakistan ke New Delhi minggu ini akan tetap berlangsung sesuai rencana.“

Harian Spanyol Corriere della Sera berkomentar:

“Baik Presiden Pakistan Pervez Musharraf maupun Perdana Menteri India Manmohan Singh, juga banyak politisi lain menyatakan keyakinan mereka, bahwa serangan bom ini bertujuan meningkatkan ketegangan dan memblokade perundingan perdamaian antara kedua negara adidaya atom tersebut. Serangan gelap ini tidak akan langsung berdampak demikian. Namun maksud para teroris adalah menyulut ketidakpastian dan dengan demikian menghambat langkah-langkah selanjutnya dalam perundingan”.

Mengenai serangan gelap terhadap kereta api ekspres dari India ke Pakistan, harian Italia La Reppublica menulis:

“Bagi para teroris, tidak ada target lain yang punya nilai simbolis lebih besar daripada ‘kereta perdamaian’ yang menghubungkan Pakistan dan India. Serangan itu dilakukan sehari sebelum pertemuan lanjutan yang cukup sulit antara kedua pemerintahan. Masalah yang akan dibahas dalam pertemuan ini antara lain, bagaimana ancaman insiden nuklir dapat diperkecil dan langkah apa yang perlu diambil untuk menghindari infiltrasi kelompok ekstrim ke kawasan perbatasan kedua negara. Ini adalah tema yang hangat diperdebatkan. Sebelumnya, kedua pemerintahan di negaranya sudah menghadapi penentangan kuat kalangan oposisi, terutama dari sayap ekstrim. Di satu sisi kelompok Islam fanatik yang sering dihubungkan dengan Al Kaeda, di sisi lain kelompok Hindu fanatik, yang melawan segala bentuk dialog dengan Pakistan.”

Harian Austria der Standard berkomentar:

„Satu-satunya kabar baik pada hari yang menyedihkan ini adalah: Perdamaian antara kedua adidaya nuklir ini tetap bertahan. New Delhi dan Islamabad sekarang memahami, serangan gelap kelompok ekstrim baik islam maupun hindu sangat merugikan kedua negara. Mendukung atau mentolerir kekerasan atas nama agama adalah resep untuk kehancuran, terutama bagi Pakistan. Sejak serangan 11 September Presiden Musharraf sendiri beberapa kali lolos dari serangan gelap.“