Serangan Atas Sejumlah Bangunan Pemerintah di Kandahar
7 Mei 2011Dari sebuah ruang tempat berlindung di lahan kediaman gubernur, jurubicara pemerintah provinsi, Salmai Ajubi mengungkapkan kepada kantor berita AP bahwa Taliban telah menyerang berbagai bangunan.
Sedikitnya dua orang tewas dan 29 lainnya cedera. Sejumlah korban cedera kena tembakan di kantor-kantor dinas rahasia dan yang lainnya di dekat rumah gubernur.
Taliban sendiri mengumumkan, sejumlah dari sekitar 100 pejuangnya dalam operasi itu berhasil memasuki lahan gubernuran. Jurubicara Taliban, Qari Yosef Ahmadi selanjutnya mengatakan, serangan mereka itu ditujukan pada setiap bangunan yang digunakan militer dan pemerintah. Taliban juga mengaku bahwa rangkaian serangan itu telah direncanakan sejak berminggu-minggu dan tidak ada hubungannya dengan tewasnya pemimpin Al-Qaida Osama bin Laden. Sedangkan Presiden Afghanistan, Hamid Karzai menyebutnya sebagai sebuah aksi pembalasan.
Sementara Tooryalai Wesa, gubernur Kandahar mengungkapkan hari Sabtu (7/5) kedua korban tewas dalam hujan peluru saat baku tembak terjadi. Ia menambahkan, enam serangan bunuh diri dilancarkan, dua serangan dengan bom mobil dan dua dengan becak berisikan bom.
Tooryalai Wesa selanjutnya menyanggah informasi Taliban yang menyatakan, ia terluka atau tewas dalam serangan itu: "Untuk informasi bagi anda, saya ingin menyangkal pernyataan jurubicara Taliban, Qari Yosef Ahmadi mengenai diri saya. Saya, Dr. Tooryalai Wesa, gubernur Kandahar, masih hidup dan bersama pegawai-pegawai saya, kini sedang berada di kantor saya."
Selanjutnya gubernur Kandahar mengutarakan: „Sejumlah pemberontak hari ini memasuki bangunan publik dan fasilitas kepentingan umum. Dari sana mereka hendak melakukan serangan terhadap lembaga-lembaga atau kantor-kantor pemerintah. Aparat keamanan kami melakukan tugasnya dan berhasil menguasai situasi."
Sementara Abdul- Rauf Rahmani, seorang penduduk Kandahar mengatakan: „Melihat situasi di kota ini, para penduduk sudah tidak lagi percaya kepada aparat keamanan. Mereka sangat kecewa dan hilang keperyaannya terhadap pemerintah. Mereka tidak lagi percaya bahwa keamanan benar-benar akan kembali ditegakkan di Kandahar.
Christa Saloh/dpa/afp
Editor: Edith Koesoemawiria