1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Sensor Internet di Cina

31 Juli 2008

Prakiraan dan harapan adanya kebebasan akses internet di Cina sangat besar, terutama menjelang olimpiade. Namun kenyataannya sangat jauh berbeda.

https://p.dw.com/p/Enpa
Pemerintah Cina: sejumlah situs internet yang sifatnya sensitif diblokir.
Pemerintah Cina: sejumlah situs internet yang sifatnya sensitif diblokir.Foto: AP

April lalu Komite Internasional Olimpiade IOC bersidang di Beijing. Usai kongres, Presiden IOC Jacques Rogge mengatakan pada media, “Kami meminta pemerintah Cina untuk menetapkan undang-undang pers dan mereka sudah melakukannya. Kami mengetahui bahwa penerapannya tidak sempurna, masih banyak hal yang tidak memadai. Tapi saya meminta agar media memperoleh keuntungan dari peraturan itu dan mendapatkan akses penuh ke internet. Kami melakukan yang terbaik supaya dapat terwujud.”

Namun harapan dan kenyataan sangat jauh berbeda. Jan Wolkersdorfer, koordinator komputer stasiun penyiaran Jerman ARD dan semua reporter yang menggunakan internet di ruangan pusat peliput olimpiade melaporkan, ada beberapa situs yang tidak dapat dibuka di Cina.

Lebih lanjut Jan Wolkersdorfer mengatakan, "Situs internet Amnesty International atau Human Right Watch yang disarankan untuk dibuka mengenai situasi di Cina, diblokir. Jadinya kami mengerti, mungkin terdapat sejumlah pembatasan. Konsekuensinya, kami menyewa akses langsung hingga ke Jerman.“

Tapi reporter peliput olimpiade dari perusahaan media yang tidak terlalu besar, harus puas dengan saluran internet yang ada.

"Reporter biasa menjadi tersingkir, mereka tidak bisa mengakses bahan dari sumber informasi yang diblokir, sementara kami sudah memesan akses langsung tersebut sejak lama dan tidak perlu menggunakan internet Cina. Apakah itu sengaja diganjal atau salurannya memang sulit? Tapi, saluran yang pemerintah sediakan sudah dipesan sejak beberapa bulan lalu,“ kata Wolkersdorfer.

Sensor internet merupakan hal yang sudah berhari-hari menjadi santapan para jurnalis peliput olimpiade. Pihak penyelenggara Olimpiade Cina mengumumkan bahwa mereka memblokir situs sekte Falungong.

Ditambahkannya, tidak disadari ternyata ada beberapa situs lain yang tidak dapat dibuka. Juru bicara kontingen Jerman Gerd Graus sudah mengetahuinya sejak lama.

´"November lalu pada saat pemberian penjelasan bagi jurnalis, apa pun itu namanya, mereka menjamin bahwa jurnalis yang terakreditasi untuk acara olimpiade mendapatkan akses bebas internet. Tapi pada kenyataannya sejumlah situs tidak dapat dibuka, di antaranya situs Deutsche Welle bahasa Cina, hal itu sudah saya cek sendiri. Jaminan itu ternyata tidak dipegang,“ Graus.

Kepala urusan Media dan Pers IOC Kevan Gosper punya pendapat berbeda. Menurutnya, akses bebas internet diberikan untuk laporan tentang pertandingan dalam olimpiade. Pemerintah Cina baru-baru ini memberitahukan penyelenggara internasional olimpiade IOC bahwa situs-situs internet yang sifatnya sensitif harus tetap diblokir. Gosper mengatakan dirinya kecewa. Tapi menurut Gosper, dirinya tidak dapat menyuruh Cina untuk melakukan suatu hal. IOC tidak melakukan perjanjian tentang semua hal dengan pemerintah di Beijing, termasuk akses bebas internet bagi jurnalis mengenai pemberitaan olahraga, yang temanya berkaitan dengan olimpiade namun tidak berada di Cina. Gosper mengatakan, di negara komunis, sensor berlaku jika hal lainnya mendapatkan izin. (ls)