1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Sengketa AS-Turki Meruncing

12 Oktober 2007

Pencetusnya adalah resolusi parlemen AS yang menyebut pembunuhan dan pengusiran terhadap bangsa Armenia selama berlangsungnya PD I sebagai genosida.

https://p.dw.com/p/CPF1

Para pengamat memperkirakan akan terjadi kebekuan di bidang diplomatik. Kamis lalu Turki memanggil pulang dutabesarnya dari AS. Jurubicara kementrian luar negeri Turki mengemukakan, dalam kasus seperti itu adalah soal biasa kalau seorang dutabesar dipanggil pulang untuk berkonsultasi.

Harian liberal Austria DER STANDARD yang terbit di Wina menulis:

"Apa pun pendapat orang tentang politik luar negeri yang dijalankan AS, itu tidak hanya ditentukan sendiri oleh presiden yang berkuasa di Gedung Putih. Para anggota kongres juga ikut berbicara dengan lantang dan mereka dipengaruhi oleh kelompok-kelompok pemilih yang aktif.
Hasilnya adalah politik luar negeri yang sering bertolak belakang dan tidak efektif. Bagi masyarakat AS itu merupakan harga yang harus dibayar bagi penghayatan demokrasi, yang tidak ada duanya. Dunia selebihnya boleh heran. Tetapi reaksi berlebihan seperti yang diberikan Turki, tidaklah pada tempatnya."

Sedangkan , harian Inggris GUARDIAN yang terbit di London mengemukakan:

"PM Turki Recep Tayyip Erdogan pekan ini tunduk pada tekanan militer selama berbulan-bulan dan menyetujui kemungkinan dilakukannya serangan terhadap warga Kurdi di Irak utara. Kalau itu dilakukan oleh militer Turki maka stabilitas di Irak utara terancam bahaya, padahal selama ini wilayah itu boleh dikatakan selamat dari perang saudara.
Erdogan bersikap moderat menyangkut soal Armenia dan Kurdi. Tetapi ia tahu, bahwa dukungan Turki bagi politik AS menghadapi keambrukan. Kelompok demokrat di AS mungkin berharap dapat memperoleh suara dari warga Armenia yang hidup di sana dalam kampanye pemilu 2008. Tetapi mereka hendaknya mempertimbangkan, bahwa yang dipertaruhkan adalah lebih dari sekedar politik di dalam negeri. Warga di Turki mengamatinya dengan seksama."

Di lain pihak harian Italia LA STAMPA yang terbit di Turino menggunakan judul: 'Masa lalu dan masa kini di Turki yang modern', untuk menggambarkan keadaan di Turki terkait resolusi AS mengenai Armenia. Dapat dibaca:

"Ada dua hal yang dapat membahayakan citra dan stabilitas Turki yang modern. Yaitu masa silam yang sepertinya tidak kunjung berlalu dan masa kini yang mengacungkan jari mengancam dan mendesak. Masa lalu yang terus menerus datang kembali dan bayangannya menaungi Ankara, adalah genosida atau pembantian terhadap kelompok minoritas Armenia selama berlangsungnya PD I. Sedangkan ancaman di masa kini adalah kelompok minoritas Kurdi yang bersemangat juang dan tidak bisa dibungkam. Sejak adanya semacam wilayah Kurdistan yang otonom di Irak utara, kelompok minoritas ini menghimpun keberaniannya dan setiap harinya mencerminkan bahaya bagi perbatasan selatan dengan Turki.
Silang pendapat yang ada saat ini antara Ankara dan Washington, yang ditambah lagi dengan sengketa dengan Perancis, dapat membendung jalan sulit yang harus dilalui Ankara menuju UE."